TMC 19 : SEMBILAN BELAS

4.2K 1.1K 57
                                    

Di pabrik kini ramai warga mengantri untuk mendapatkan sembako dari Juano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pabrik kini ramai warga mengantri untuk mendapatkan sembako dari Juano. Pria itu ingin membagikan sembako sebagai ucapan maafnya.

Warga sedang menunggu sekaligus duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan. Menunggu kedatangan Juano.

"Coba kayak gini tiap minggu kan enak. Berisik gimana pun kita nggak akan protes," ucap Mbak Mina.

"Iya, membantu ekonomi keluarga kita juga," balas Mbak Cahyati.

"Isi pabrik ini apaan ya? Kok kita nggak tau."

"Emang kita harus tau gitu? Udah dapat sembako aja nggak papa---"

"Berisik!" ketus Tika yang berada di tengah antara Mbak Cahyati dan Mbak Mina.

Ia melipat tangannya di depan dada. Melirik sinis keduanya bergantian.

"Setidaknya ini membantu kita," seru Mbak Cahyati.

"Ini memang membantu, tapi setidaknya mulut kalian tutup! Terlalu banyak berbicara itu tidak baik!" sungut Tika.

Sebuah mobil alphard pun memasuki pekarangan pabrik, seketika semua yang duduk santai pun berdiri.

Juano keluar dari mobil bersama kedua ajudannya. Pak Wisnu langsung menoleh, Juano menurunkan kacamata nya.

Ia memperhatikan lekat Pak Wisnu. Seketika pria tua itu gelagapan dan pura-pura batuk agar mendapatkan bantuan dari Tika.

Tika pun menghampiri Pak Wisnu, menepuk-nepuk dada pria tua itu.

"Maaf, Paman saya sudah tua," ujar Tika.

Juano mengangguk paham. Pak Wisnu mengangkat sedikit pandangannya, memberi kode pada salah satu orang-orang Juano.

"Kita tidak perlu mengecek pabrik kan?" bisik Tika.

"Semua akan terselesaikan dengan aman," jawab Pak Wisnu pelan.

Mereka kembali duduk. Juano menyapa dengan senyuman tulusnya.

"Maaf sekali jika mesin pabrik mengganggu warga disini. Saya sudah memesan mesin baru dari Jepang dan mungkin butuh waktu untuk sampai kesini," terang Juano.

"Ah nggak napa-napa Tuan. Berisik tiap hari juga kita senang."

"Apalagi kalo ngasi sembako nya setiap hari haha."

"Dengan senang hati kita terima lapang dada ya."

"Apalagi ada cuan di dalam sembako."

Juano tertawa pelan mendengarnya. Warga disini menyambutnya dengan sangat sopan sekali.

Ia pun mulai membagikan sembako yang ia bawa. Membagi secara rata ke semua warga disini, termasuk ke warga yang tidak hadir.

Ia juga berkeliling di Gang kecil ini. Menyapa para orang tua yang sudah punya umur tidak muda lagi.

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang