TMC 27 : DUA PULUH TUJUH

4K 1.1K 109
                                    

Dengan nyawa yang baru setengah terkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan nyawa yang baru setengah terkumpul. Sekar menuruni anak tangga menuju ke markas bawah tanah.

Saat di anak tangga terakhir, gadis itu terjatuh karena tak begitu memperhatikan langkah jalannya.

"Aww!"

"Siapa sih yang naro tangga terakhir!"

"Lantai juga, ngapain ada disini segala!"

"Bikin darah tinggi aja!"

Mia dan Fathur malah kembali tertidur di meja rapat. Ia masih sangat mengantuk sekali.

Oh iya dimana Mia, Fathur, Arjuna, dan Pak Wisnu tidur? Jawabannya mereka tidur di kedai. Kedai ini punya dua lantai, satu lantai untuk kedai dan di lantai atas kamar tidur. Hanya dua kamar tidur saja, karena memang tempatnya tidak begitu besar.

Mia tidur sendiri. Sedangkan Fathur, Arjuna, dan Pak Wisnu tidur di satu kamar yang sama. Tak mungkin kan jika Mia di gabungkan dengan mereka. Lagian kamar Sekar tidak begitu besar. Sekar dan Mia memang menginginkan kamar yang berbeda.

Sekar meletakkan kepalanya di bahu Mia. Kenapa harus tengah malam rapat ini?

"Fathur, Mia, Sekar, Pak Wisnu, cuci muka kalian sekarang!" titah Tika.

Pak Wisnu mengelap air liurnya. Keempatnya pun menuju ke wastafel untuk mencuci muka.

Menghidupkan keran, Pak Wisnu mengambil air itu dengan dua jari tangannya saja. Memberikan sedikit air pada kedua mata dan ia langsung melek seketika.

"Disuruh cuci muka, malah cuci mata doang!" sungut Fathur diangguki Sekar.

Mereka masih mengumpulkan nyawa yang entah hilang kemana. Jam menunjukkan pukul satu malam, dan semalam ini harus rapat. Dalam keadaan begini, apa yang akan ditangkap dalam rapat ini.

Yang ada masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Lengkap sudah tidak ada beban yang memikul. Seperti itulah.

"Maaf harus rapat malam begini. Saya baru saja mengurus mayat perempuan yang terbuang di tong sampah dalam keadaan yang mengenaskan," jelas Raditya.

"Boleh minta mading nya kesini," suruh Raditya pada Arjuna.

"Ayo jangan tidur lagi! Melek-melek, kita udah dapat titik terang dari hilangnya Gina."

Seketika semua pun menjadi segar lagi. Sekar orang yang paling bersemangat.

"Jadi, dimana Ibu berada? Kapan kita bisa jemputnya? Kalo malam ini bisa?"

Melihat antusias dari Sekar. Raditya tak tega akan mengatakan hal ini. Namun, inilah yang terjadi pada Gina.

"Gina tidaklah hilang pada malam itu."

"Melainkan..."

"Dibunuh."

Tika sudah menduga nya dari lama. Jika masih ada sangkut paut dengan keluarga Rahagi. Tak akan selamat begitu mudah.

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang