TMC 13 : TIGA BELAS

4.4K 1.2K 76
                                    

Sore ini jalanan macet, banyak karyawan yang baru pulang kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini jalanan macet, banyak karyawan yang baru pulang kerja. Bisingnya kendaraan sangat mengganggu.

Tidak dengan gadis yang kini berjalan di trotoar dengan pandangan yang sangat kosong.

Setelah mendengar penjelasan Arjuna. Sekar malah menjadi termenung dengan pikiran yang berkecamuk.

Arjuna menatap Sekar yang terdiam melihat dokumen itu. Menatap poto pria dengan pakaian polisi lengkap.

"Natakusuma Leander, dia Inspektur yang mengambil kasus hilangnya Ibumu sampai sekarang. Sebelum dia wafat, dia menitipkan kasus ini pada saya. Dia adalah Ayah saya."

Arjuna mengambil alih dokumen itu dari tangan Sekar. Ia menunjukkan kasus hilangnya Ibu Sekar sampai sekarang.

"Setelah melahirkan kamu, Ibumu menghilang tanpa jejak."

"Gimana?"

"Saat Tika berusia tiga belas tahun, dia membawa kamu pergi dari rumah itu. Kita sempat kehilangan jejak beberapa tahun yang lalu dan akhirnya kami bisa menemukan kalian lagi."

"Kasus ini tidak mungkin dibuka dengan terang-terangan. Karena kamu dan Tika masih menjadi incaran penjahat itu."

"Rumah dimana tempat kamu dilahirkan sudah hangus terbakar. Tapi kita tidak menemukan jejak Gina."

"Maka dari itu, kami membangun sebuah Agen Rahasia TMC untuk menemukan pemeran utama dari pelaku kejahatan ini."

"Karena ada beberapa yang sudah kami curigai."

"Ibu Sekar masih hidup?"

Arjuna tak bisa terdiam. Matanya berkaca-kaca, ia mengalihkan pandangannya.

"Berdoa saja jika Ibumu masih hidup."

Itulah yang mengganggu pikiran Sekar. Bagaimana wajah Ibunya, dimana Ibunya, apa yang dilakukan Ibunya, kenapa Ibunya tidak muncul saja.

Semua itu mengganggu pikiran Sekar. Ia duduk di tempat yang sepi, dibawah pohon dan berjongkok.

Menyembunyikan wajahnya di sela kedua tangannya. Bahunya bergetar, dunia seakan mempermainkan ia saat sudah beranjak dewasa.

Semua telah menipu dirinya. Bukan dunia yang tipu-tipu, tapi manusia yang saling menipu.

"Kuyang."

Seseorang menyentuh bahu Sekar. Gadis itu mendongak dan menghapus air matanya.

"Eh kok nangis?" panik Opal dan langsung menghapus air mata Sekar.

"Lo kenapa nangis Kuyang?"

"Mata gue kelilipan debu! Sialan tuh debu!" maki Sekar, berbohong.

"Yaelah gue kira pengemis mana neduh di bawah pohon!"

"Lo habis darimana?"

"Beli telor buat makan. Lo ngapain juga disini malah kagak masuk ke dalam gang!"

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang