Upacara berjalan lancar biarpun ada hambatan sedikit tadi. Sambara meletakkan buku catatannya di atas meja yang bertuliskan Ketua OSIS.
Ia memijit pangkal hidungnya. Saat membuka buku hitam, disana terlalu banyak nama Sekar. Dan ini udah ia ajukan ke guru BK.
"Ngopi bro," ujar Arsen meletakkan secangkir kopi di meja Sambara.
"Ada panggilan untuk para donatur," ujar Cindy memberitahu pada Sambara.
"Urus."
"Udah, ini tinggal lo lihat aja. Bakalan di aula besok."
"Oke."
"Pasrah aja Cindy, ngomong sama kutub," sahut Iwak yang datang bersama dengan Faisal dan Sekar juga.
Gadis itu mengelap keringatnya. Merasa bajunya seragamnya lumayan basah dan bau.
Setelah mendapatkan kartu hukuman dari guru piket. Kartu ini harus diserahkan pada Sambara sebagai Ketua OSIS tentunya.
"Gading," titah Sambara menunjuk Gading yang baru datang.
Sambara dan Gading jadi Ketos dan Waketos bukan karena anak pemilik sekolah. Tapi Gading lebih ke prestasi dan Sambara lebih ke eskul.
Iwak dan Faisal menghampiri Gading. Berbeda dengan Sekar yang malah duduk manis di hadapan Sambara sambil menyerahkan kartu nya.
"Gue sama lo aja," ucap Sekar mengedipkan sebelah matanya.
Sambara menatap jengah Sekar. Dengan tangannya, ia mengalihkan pandangan Sekar ke Gading.
Sekar berdecak sebal. Ia tetap ingin Sambara yang menceklis kartunya setelah melakukan hukuman.
"Sama lo aja Sambara, ya, ya, ya."
"Sekar," panggil Gading.
Sekar yang ingin membuka suara lagi ia urungkan niat itu saat Sambara pergi dari hadapannya.
Dengan malas Sekar menghampiri Gading dan memberikan kartunya.
"Sampai kapan lo bertahan?" tanya Gading.
"Kutub itu susah cairnya, gue nggak akan nyerah buat dapatkan cinta nya Sambara," Sekar langsung menatap Gading, "Kenapa sifat lo dan Sambara berbanding terbalik?"
Gading meletakkan kartu Sekar di keranjang kecil di atas meja nya. Ia menatap Sekar.
"Gue udah bosan jawab pertanyaan lo yang itu-itu aja," jawab Gading.
Gading itu spesial, saat berbicara saja kedua lesung pipinya terlihat. Bikin kesan manis pada Gading yang ramah.
Tapi, Sekar malah mencintai Sambara. Dia anak tunggal kaya raya Sekar ingin mengubah hidupnya. Kalo nikah sama Sambara kan enak, mau apa aja nggak perlu lihat harga. Langsung ambil.
"Gue juga bosan sebenarnya nanya itu mulu!" Sekar dengan santai meminum secangkir teh di atas meja Gading. Padahal Gading belum menyentuh teh itu sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)
Ficção AdolescenteIni tentang misteri, teka-teki, dan pembunuhan. Sekar Kusuma Mandala, gadis yang tiba-tiba bertemu dengan nenek misterius yang memberikannya secarik kertas berisi teka-teki tentang hidupnya. Sambara Utama Rahagi, lelaki incaran Sekar yang super ding...