TMC 24 : DUA PULUH EMPAT

4.1K 1K 111
                                    

Tadi malam tidak ada rapat apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadi malam tidak ada rapat apapun. Apa mungkin Raditya inspektur polisi itu lupa. Padahal katanya akan membahas teka-teki itu.

Sekar kan amat sangat penasaran dengan arti dari teka-teki itu. Tapi, kenapa Nenek itu menghilang secara tiba-tiba. Dua kali Sekar bertemu dan merasa aneh jika Nenek itu misterius.

Apa Nenek itu pemeran utama dari cerita ini. Ah tidak mungkin, pemeran utama yang dicari adalah pemeran antagonisnya.

"Dimakan sarapannya Sekar, ini udah mau siang," tegur Tika yang sedang membereskan dapur.

Pagi ini sarapan Sekar nasi dan telur ceplok ditambah kecap. Sarapan yang sangat lezat sekali. Apapun makanannya, kecap menu utama Sekar.

"Tika, kenapa saat bahas Ibu wajah inspektur Radit tuh kayak beda ya?"

"Dia yang megang kasus."

"Iya juga sih. Tapi ini udah hampir tujuh belas tahun, kok kasus hilangnya Ibu baru di angkat. Kemarin-kemarin kemana? Lenyap banget kasusnya, kenapa yang dicari Ibu doang. Emang Ayah enggak dicari gitu, terus kenapa sapi sering di lecehkan? Susunya di peras mulu, harusnya lapor polisi. Itu juga kenapa lampu lalu lintas tiga warna, kenapa enggak dua atau empat aja. Kenapa harus disebut sarapan ke---"

"Sekar sarapan!" tekan Tika yang bosan mendengar celotehan gadis itu pagi-pagi.

Pertengkaran kemarin memang cepat dilupakan. Begitulah kebiasaan Sekar dan Tika. Sehebat apapun pertengkaran mereka, akan kembali selembut sutra lagi eh---ralat kapas maksudnya.

Gadis itu mulai memakan sarapannya. Ditemani oleh poto Sambara. Memang kalo halu nomor satu.

"Kapan ya kita jadi kaya?" tanya Sekar disela sarapannya.

"Tahun baru monyet nanti!"

"Umur udah tua, kenapa belum nikah? Motivasi Tika belum nikah sampai sekarang apa? Seharusnya Sekar udah punya ponakan yang lucu-lucu, ponakan---"

Bugh!

Panci melayang tepat di kepala Sekar. Saking kesalnya dengan gadis itu yang tak bisa diam.

Sekar memegangi kepalanya yang sakit. Panci itu sampai penyok saat mengenai kepalanya. Kalo geger otak yang repot Tika juga.

"KDRT!!!" teriak Sekar dan mengambil tas nya, ia ngacir lari keluar rumah.

"BALIK NGGAK LO SEKAR!!"

Sekar malah kembali lagi ke rumah. Ia mengambil ponselnya yang tertinggal dan kembali berlari lagi.

Ternyata di depan gang Opal sudah menunggu Sekar dengan sepeda baru yang didapatkan lelaki itu.

"Wah, sepeda baru nih. Nyolong dimana?" tanya Sekar.

"Semiskin nya gue! Mampu gue beli sepeda!"

"Kirain nyolong."

"Naik, gue antar pakai sepeda baru gue. Lo orang pertama yang naik sepeda gue."

THE MAIN CHARACTER (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang