Sticky note

238 24 6
                                    

Hi,baru bisa update

Pdhl masih PAS😁

Tgl 24 November kemarin ibuku berpulang,mohon doanya ya 🙏

Updatenya dikit,masih belum mood

***
[Sticky note]

" Satu-satu aku teror dia
Dua-dua lihat sekitarnya
Tiga-tiga kamu didekatnya
Satu,dua,tiga kamulah korban selanjutnya..."

***

Tidak mau terburu-burudalam mengambil tindakan,Jay memutuskan terlebih dahulu menelfon Satya dan Juan untuk berjaga,

"Sat,datang sekarang ke rumah sakit Enjine, ajak Juan juga, cari ruang anggrek 1, gue minta Lo berdua jagain bang Langit,kalo ada yang mencurigakan telfon aja,"

"Hah? Gue baru bangun tidur,lo ngomong gimana?"

Jay hendak memukul tembok untuk melampiaskan kekesalannya, panik membuat lelaki itu kehilangan kontrol terhadap dirinya.
"Intinya lo datang kerumah sakit enjine dan pergi keruang anggrek 1,paham?"

"Oke,gue otw sekarang."

Setelah itu,Jay memutus panggilan secara sepihak,memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana.

***

Sembari terus berlari, ia meraih ponselnya dari dalam saku dengan tergesa. Sekarang, Jay mengalami kebimbangan dalam larinya,ia terkesan ragu untuk terus berada disamping Langit atau menjemput Derana yang tengah diincar bahaya.

Lalu,suatu ide terpikirkan begitu saja, Jay bermaksud menghubungi teman-temannya, mengetikkan angka 119 sebagai kode salah satu dari mereka butuh pertolongan.

Lambe O Saurus

119

Sharelock

Berlari melewati lorong rumah sakit yang sudah sedikit longgar, ia bergegas menekan tombol map untuk memberitahu lokasinya kini. Benturan nada alas sepatu dan lantai putih rumah sakit terdengar jelas. Napasnya terengah,tenaganya hampir habis. Jay mengusap keringatnya didahi,menyugar rambutnya dan menatap sekeliling.

Tidak ada yang mencurigakan.

Untuk meminimalisir risiko yang akan didapatnya saat ia tidak tepat waktu datang untuk memastikan gadis menyebalkan itu baik-baik saja, Jay mulai melangkah lebar semakinenambah kecepatannya hingga ia setengah berlari. Menyebrang jalan dengan lambaian tangan untuk menghentikan arus padatnya jalan raya Jakarta.

Menuju parkiran rumah sakit yang berada di seberang rumah sakit itu sendiri. Rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit besar, berfasilitas lengkap,harganya juga cukup mahal untuk satu malam saja.

Meskipun merasa ada yang aneh dengan sosok sahabat Langit yang lelaki itu ceritakan, segera Jay membuang pikiran aneh yang hinggap di otaknya.

Memasang helm dan mengendarai motor beat sederhana, ia menarik kencang gas.
"Orang itu pasti kunci kejadian antara gue sama Luna," gumam Jay kemudian.

***

Tidak ada pilihan lain selain terus berjalan di trotoar Jalan,disepanjang jalan yang tidak pernah sepi dari hilir mudik kendaraan. Gadis dengan jaket bulu berwarna kuning itu menoleh asal berharap Jay datang kembali untuknya.

"Tau gini, pororonya gue ambil aja!"

"Emang siapa sih tadi itu? Nanda? Tapi kata bunda Nanda,Nda lagi tidur,"

PENA ASMARA | TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang