Je untuk?

121 14 0
                                    


[Je untuk?]

"Nanti juga tau,tunggu aja."

***

Sejak kecil,Jayden merupakan seorang yang dapat menempatkan segala  macam sifatnya dalam berbagai situasi. Contohnya saat bersama seumurannya, ia akan bertindak seperti anak-anak biasa pada umumnya, saat ia bersama seorang yang lebih muda darinya,Jay akan dengan senang hati melindunginya tanpa pengecualian. Saat bersama orang yang lebih tua,Jay akan cenderung manja. Dan jika ia bersama orangtuanya, Jay kecil memilih akanlebih mandiri dari anak-anak kebanyakan.

Anak itu cukup mengerti,ayah dan ibunya merupakan seorang pekerja keras. Walaupun disatu sisi Jay tahu, ia hanya seorang anak biasa yang butuh perhatian dari orangtuanya seperti anak-anak lainnya.

Sama seperti saat ini yang dilakukannya pada gadis lemah seumurannya itu.Siang ini Derana masih tertidur pulas didalam sofa rumahnya usai pulang sekolah tadi,Jay juga sudah menghubungi kedua orangtua Derana,memberitahu mereka Derana main bersamanya.

Setelah kejadian makan coklat disekolah, Jay memarahi Derana habis-habisan diapartemen.

Key cukup gila,atau—Jay rasa Key sudah keterlaluan,entah apa itu motifnya ,tetap saja hal tersebut salah. Dari awal Jay memang sudah curiga pada gadis berambut gelombang sebahu itu.

"Gue mending lo yang ngegombal tiap hari sampe gue gumoh,daripada gini..."

"Ranabel...sorry—lo bahaya gara-gara gue,nggak seharusnya lo disini,sama gue,nggak seharusnya lo bantuin gue," Jay menunduk dalam,semua terjadi karenanya. Ia mendongak,menatap Derana yang tertidur. Wajahnya begitu polos,dan tanpa dosa. Tidak terlihat seperti Derana yang menyebalkan dan haus perhatian.

Gadis itu sangat tulus,tetapi mengapa hatinya terus menolak untuk menganggap Derana lebih dari teman. Tersadar pemikirannya sejauh itu,Jay memukul dahinya. Dimana sosok Jayden Alvaro yang tidak mau peduli?
"Nggak,nggak,gue merasa bersalah karena ini,bukan yang lain."

Sepasang nata elangnya melirik Derana yang masih tertidur, diam-diam ia berbisik serius,
"Dia nggak boleh lolos gitu aja,Bel. Gue janji! Entah Key itu termasuk didalam si peneror atau bukan. Gue bakal usut tuntas masalah ini secepatnya. Apapun resikonya, gue ngga peduli. Gue yang mulai duluan,
maybe it's true, gue emang pembunuh, "

***

Televisi hari ini dipenuhi dengan berita  kasus pembunuhan yang ditemukan ditiga tempat berbeda,motif pelaku masih diselidiki dan diusut oleh polisi.

Sejujurnya Jay bosan dengan berita yang memang menjadi bahasan televisi akhir-akhir ini, namunJay tetap menatap serius layar televisi dengan alis yang menukik tajam,tanpa berkedip.
"RANABEEELL!"

"Brisikkk!"
"Lo mau bunuh gue,hah?! Dada gue masih sakit tau!" Derana datang melempar bantal tepat kearah punggung Jay.

Pukul 16.51 apartemen Jay menjadi yang paling brisik diantara yang lain.

Jay mengyingkirkan bantalnya, mengabaikan televisi dan mulai menatap Derana tepat kearah dada.
"Ah masa sih? Sini coba gue liat,"

Brugh!

Derana mundur beberapa langkah, menyilangkan kedua tangannya menutupi dada dan menatap curiga kearah cowok itu. "Kalo mau,bilang!tapi jangan mendadak gini,gue butuh persiapan kali,"

Berkedip beberapa kali meresapi kalimat gadis didepannya,ia kemudian sadar,
"Lo—maksudnya?Heh!g-gue nggak bermaksud-"

Derana mengubah wajahnya yang semula tegang menjadi santai dengan melepas satu kancing baju teratasnya.
"Gue tau,semua cowo sama aja. Mesum—btw panas banget ya cuacanya..."

PENA ASMARA | TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang