24 Juni

188 21 5
                                    

Jumpa lagi💗
Semoga suka☀️

***
[24 Juni]

'Sekarang gue tau,kenapa nggak ada anak yang suka kalo ibunya pilihkasih, karena ternyata mamah gue aja pilihSean daripada pilihJay,anaknya sendiri.'

***

"Beneran boleh—nggak cuman satu kali ini ?"

Jay mendongak ketika suara lembut itu menyapa.

Senyum tulus gadis itu kembali hadir,dengan sebuah payung ungu muda berhiaskan gantungan pena kecil.

Sementara itu, didalam mobil hitam, lelaki dengan topi hitam menatap lewat jendela yang tertutup kepada dua orang yang terlihat seperti dalam sebuah drama romansa,nayanika bulat tajam itu menyipit kala ia tersenyum.

"Jadi,Nanda atau Rana nih,bang?" Tanyanya seolah Jay memang berada didekatnya.

Wanita paruh baya yang duduk sembari berpegang pada stir mobilnya menampilkan raut muka tidak suka ketika mendengar anaknya bertanya seperti orang bodoh.
"Udah bunda bilang jangan panggil dia Abang,kamu anak satu-satunya yang bunda punya,Sean anak tunggal bunda nggak punya kakak ataupun adik,ngerti?!" Tegas wanita itu pada kata terakhirnya.

Sean menoleh dengan malas.
"Apa salahnya? Sean suka punya abang kayak Jay,"

Memang,pasca kejadian ditaman Minggu lalu, Sean berani untuk berbicara mengenai hubungan apa yang bunda dan Jay punya. Dan bundanya mengakui bahwa Jay adalah anak kandungnya,namun mereka berdua sepakat agar masalah ini tidak dulu dibicarakan didepan Gio,ayah kandung Sean.

"Stop panggil nama dia!"

"Dia yang namanya nggak boleh disebut itu juga anak bunda...emang kenapa sih bun?" Rengek Sean dengan nada manjanya.

Bu Rani cukup bosan mendengar pertanyaan Sean tentang alasannya memutus hubungan darah dengan anaknya itu. Andai Sean tahu apa yang sebenarnya terjadi dahulu karena ulah anak sialan itu,mungkin Sean tidak akan langsung bungkam bahkan menjauh dari Jay detik ini juga.

"Kenapa? Jay meskipun nakal tapi dia nggak jahat,dia baik sama Sean..."

"Anak bunda mau mampir makan nggak?"

Sadar bundanya sedang mengalihkan topik pembicaraan,Sean yang duduk didepan meraih pundak bundanya sembari tersenyum lebar.
"Bundaaa~"

Bu Rani tersenyum menanggapi tingkah menggemaskan bayi besarnya itu.
"Mau kemana? Toy story? Mandi bola? Trampolin?"

"Bundaaa, Sean udah besar!" bantahnya tak terima.

Bu Rani kembali tertawa, "Jadi kemana? McD? KFC? Atau kemana?"

Sean kembali melihat kearah luar jendela,Bu Rani memperhatikan tingkah anaknya dengan senyum tipis yang terlihat sangat tulus.

"Nda, Bun—da, Jay— boleh ya pulang bareng kita?" Ujarnya dengan nada dibuat-buat.

"Sean..."

"Emang kenapa si Nda,cuman numpang doang kasian,lagian aku kan sahabatnya, Bunda juga seorang guru BK,kalo emang belum mau mengakui Jay sebagai anak seenggaknya sebagai akui  sebagai murid bunda disekolah—!"

Skakmat! Bu Rani yang menjabat sebagai guru BK tersebut seketika terdiam dengan pandangan kosong kepada setir mobil, ucapan Sean sangat menusuk dan seolah berputar dalam kepalanya berulang kali.

'kalo emang belum mau mengakui Jay sebagai anak seenggaknya sebagai akui sebagai murid bunda disekolah...'

Mendapat anggukan dari bundanya,Sean bergerak cepat turun dari mobil membuka payungnya dan segera berlari pada sosok Jay yang sedang bersama Derana. Ada seorang lelaki disebelah Derana.

PENA ASMARA | TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang