[Pemecahan Masalah 1]
"Lo kira gue bakal pilih Jay daripada Luna?" Tanyanya sarkas
🌻🌻🌻
***
Jay sedang duduk disofa apartemen miliknya,disampingnya ada Derana beserta satu kantung plastik ukuran sedang yang berisi banyak es krim,mulai dari rasa coklat sampai taro.
Memakan es krim siang-siang begini memang sangat menyegarkan, apalagi ini free alias gratis. Dasar manusia!
Derana menjilati es krim dengan sangat ceria, Jay bersedekap dada disampingnya, tabungannya semakin menipis sekarang tambah lagi karena tiba-tiba saja ia ditarik kedalam Indodesember untuk membeli es krim sepulang sekolah tadi.
Jay sudah menolak,tetapi Derana mengancam tidak mau ikut dengan Jay ke apartemennya guna membahas sesuatu. Jadilah anak itu pasrah saat Derana menginginkan semua es krim itu dibalik kata 'partner'
"Ganti uang gue,nggak mau tau."
Derana berdecak sebal , "Perhitungan banget lo,jadi partner hidup gue dulu baru boleh protes,"
"Gue anggap itu utang,"
"Yaudah—gue terima,tapi lunasinnya nanti, gue ganti 3 kali lipat kalo perlu!"
"Bagus. Kalo bisa 10 kali lipat,"
"Pororo bisa ngelunjak juga yaa.." sepasang mata Derana menatap tajam Jay dengan senyum paksa yang menyindir.
Jay tertawa, menghindar dari Derana yang tiba-tiba menyerangnya dengan pukulan.
Sampai akhirnya Jay menyerah,saat cowok itu ingat tujuan utama ia membawa Derana kesini. "Hufftt—jadi gue mau ajak Lo buat mikir,"Cowok itu menunjuk meja dihadapan mereka, "itu semua,teror yang gue,lo,dan bang Langit dapet,"
Derana mengikuti arah pandang jari telunjuk Jay, "Terus hubungannya sama gue?"
"Ck, nebak,ini semua ada hubungannya atau nggak,kalo semua punya satu ciri khas tertentu kayak nggak sengaja membentuk pola atau apapun itu,"
"Gue bakal cari tau,berapa orang yang terlibat,dan mereka—apa punya tujuan yang sama?"
"Surat misterius...sticky note..."
Ia tampak mengingat-ingat,tentang Vidio percakapan terakhir sebelum Luna ditemukan bunuh diri, tidak masuk akal jika ibunya sendiri yang sengaja memutarnya, Jay sangat kenal Bu Rani tidak akan melakukan cara yang akan merusak reputasinya.
"Bel,""Emm, bilang aja," gadis itu tampak tak berselera,ia acuh dan memilih menikmati sisa-sisa stick es krim.
"Vidio tentang gue diacara ulang tahun Sean—menurut lo apa tujuannya? Orang paling berpeluang besar terlibat siapa?"
Masing-masing geming, Derana meletakan stick es krim diatas meja,dan mulai mengamati Jay dengan serius. Menepuk sofa kosong disebelahnya,Jayden mengerti itu sebuah instruksi untuknya duduk disebelah Derana, dengan cepat Jay bergegas duduk disebelah gadis itu.
"Kita—lagi main detektif-detektifan ? Gue pusing jayyy,memori gue penuh gak bisa mikir!""Lu mah,diajak serius malah becanda!" Semprot Jay kemudian mendorong Derana agar menjauh.
"Ya gimana dong,gue ini sebenernya me-ri-ang,merindukan kasih sayang,tau!"
"Kasih sayang mata lo peyang!"
"Peluk gue dulu,baru gue mau mikir serius..." Tawar Derana,ia bergeser duduk mendekat,namun Jay menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENA ASMARA | TAMAT✅
Teen FictionMisteri-roman Jayden,cowok tampan dengan hidung mancung yang khas, meskipun hanya beban sekolah, berkali-kali masuk BK,dan gemar mengambil tanpa permisi pena dari seorang gadis berbeda jurusan. Jay berbakat pada bidang non akademik. Ia harus tertol...