Tq udh ngikutin dan voment
Siap untuk lanjut
***
[Pesan Siaran]"Nggak,disini enak,anget."
***
Pulang Jayden jadi tertunda karena Bu Rani mendadak memanggilnya untuk sesuatu yang Jay juga tidak tau.
"Dipanggil Bu Rani,lo berlima duluan aja,"
"Jay,sorry masalah semalem." Ucap Juan tiba-tiba,ia merasa bersalah sejak Jay mendadak keluar dari grup.
Jay memaksakan senyumnya mengembang, "Nggak masalah,gue yang harusnya minta maaf,kalian cuma mau saling berbagi cerita tentang keluarga,gue aja yang baperan."
"Gue Jay,penyebab lo keluar dari grup—itu karena pertanyaan dari gue kan?"
"Iya, pertanyaan lo bener-bener kurang ajar.."
Keadaan berubah canggung,mereka merasa bersalah terutama Azka dan Juan."Pppfft— Hahaha,gue ngakak!" Jay tiba-tiba tertawa renyah,ia sampai memukul-mukul Ricky yang berada disebelahnya sebagai pelampiasan
"Anj,sakit bego!" Anak itu mendorong Jay menjauh.
Jay masih terkekeh,lalu kembali tertawa.
"Akting gue bagus? Sip deh tinggal chasting,serius banget muka lo pada,nggak ada yang pernah ngeprank? Hahaha,ngakak,padahal malem itu jari gue kepleset keluar grup waktu liat profilnya Ricky yang ganti cewek.." Jay tetap tertawa meski hatinya tidak menginginkannya."Anjir,gue kira lo beneran marah!" Ucap Azka,ia padahal sudah sangat merasa bersalah.
"Jempol Jay kegedean,makanya pake segala kepencet,alay,najis!" Ricky menimpali.
Juan menggeleng," Aduh,Aa Ricky,profil lo si Ara-ara kemocheng kan?"
Haris ikut tertawa,ia juga heran saat tidak sengaja melihat profil Ricky.
"Kita kalah sama modelan kakek-kakek kata Sean,hahaha.""Enak aja,tampan gini dibilang kakek-kakek, mama gue aja selalu muji gue terlalu tampan!" Protes Ricky.
Mendadak kelimanya memasang raut wajah ingin muntah.
"Nembaknya gimana? Trik khususnya ada,sharing kek jangan pelit-pelit dah,"
"Apaan dah,gue nggak pacaran,hih,najis Ara itu anaknya nyebelin,ya nggak jauh beda deh kaya si Derana,cerewet,rempong—"
"Tapi pasang profil muka Ara, gimana si lo jamilaa!"
"Dia ganti sendiri pake hp gue,"
"Ehem—tapi dibiarin.."
"Udah,pada pulang lo,atau ada yang mau temenin gue ke Bu Rani??"
"Haha,makasih tapi nggak usah!" Ujar mereka kompak.
Mereka menurut dan berjalan beriringan menuju parkiran. Sedangkan Jay melangkah lebar menuju ruang BK.
Tak butuh waktu lama,Jayden masuk tanpa mengucap salam,menatap tajam guru BK itu.
"Ada masalah lagi,yang mulia Bu BK?"Guru tersebut bangkit berdiri,sepatu hitamnya yang berketukan dengan lantai menimbulkan bunyi yang mengisi keheningan beberapa saat lalu. "Tanggung jawab kamu belum selesai!"
"Dua puluh kali keliling lapangan nggak cukup?"
Bu Rani menatap setumpukan buku tulis yang entah milik siapa diatas meja,yang jelas sampul buku itu terasa tidak asing dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENA ASMARA | TAMAT✅
Teen FictionMisteri-roman Jayden,cowok tampan dengan hidung mancung yang khas, meskipun hanya beban sekolah, berkali-kali masuk BK,dan gemar mengambil tanpa permisi pena dari seorang gadis berbeda jurusan. Jay berbakat pada bidang non akademik. Ia harus tertol...