Cerita Bersambung

158 21 1
                                    

***
[ Cerita Bersambung]

"Dari mana Lo tau Pena Asmara itu nama penanya Derana?"

🌻🌻🌻

23 Juni 2021,

Pada indahnya awan putih yang seolah membentuk kartun Pororo di hamparan birunya langit, atau sekelompok anak yang sedang bermain futsal ditengah lapangan. Jay terus mengamatinya sejak 15 menit lalu dua hal tersebut berulang. Dibawah teduhnya pohon asam besar,persis didepan masjid Al-Muttaqin—masjid milik sekolah. Lelaki itu tidur terlentang bebas diatas tanah,tepatnya pada daun-daun kering yang turut menutupi tanah setengah basah itu karena hujan lebat dua hari lalu.

Jayden sebenarnya tidak tertutup,tetapi ia tidak mengatakan jika dirinya terbuka. Tepatnya,lelaki itu pandai mengemas rapih identitasnya,tentang Luna,hari ulangtahun,dan orangtuanya.

Menarik napas dalam,semilir angin meniup poninya yang terbelah tengah, ia kemudian membuang napas. Membiarkan ribuan pemikiran dan penyesalannya selama ini beradu memenuhi se-isi kepalanya.

Kemudian,saat matanya terbuka dengan sempurna, tiba-tiba seorang gadis berdiri tepat didepannya, menghalangi sinar matahari yang semula memyorot nya tak gentar.

Bukan. Bukan raut muka kesal seperti yang ia sering tampilkan dengan gadis-gadis lain,terlebih Derana. Jay justru tersenyum dibarengi tatapan teduh kepada perempuan cantik itu.

"Nda,tumben?"

"Nggak papa,gue cuma mau curhat sama lo,boleh nggak?"

Jay beringsut duduk,bukan pada dudukan semen disekitar pohon, lelaki itu memilih duduk tepat dibawah pohon,menyender pada pohon besar tersebut. Tidak menghiraukan jika Bu Rani akan bertanya mengenai seragamnya yang kotor.

"Duduk. Lo mau curhat apa,sini gue dengerin,"

"Gini...jadi gue mau ajakin orang yang gue suka ke pestanya Sean—"

"Tunggu—hari ini tanggal berapa?"

"23 Juni,besok Sean ulang taun,lo lupa?" Kata Nanda diselipi tawa candaan, "Jadi—"

"Stop. Jangan dilanjut gue males kalo gini,"

Hendak bangkit pergi,Nanda dengan cepat menahan bahu Jay agar tetap duduk ditempatnya alih-alih pergi.
"Dengerin dulu,gue belum selesai ngomong."

"Cih! Siapa emang orang yang lo suka?"

"Lo," hanya dengan satu kata dengan tatapan tulus dari sorot matanya, Jay praktis terbungkam.
"Canda gue, dia,gue pake inisial,L inisialnya."

"Terus gimana? Cepet cerita kuping gue udah panas." Tingkah Jay sontak mengundang Nanda untuk tergelak. Bagaimana tidak? Jay mirip dengan ibu kos jika sedang menarik uang kos tiap bulannya dengan kipas berupa daun kering yang logisnya tidak terasa apa-apa jika Jay memang kepanasan. Apalagi bibirnya yang sedikit maju,rasanya Nanda ingin sekali menarik ujung-ujung bibirnya agar terbentuk senyum paksa.

"Oke—pppft, kan tadi—hahaha sumpah gue lupa tadi sampe mana?"

"Lo yang cerita,ya lo yang inget lah,gue mah pendengar doang bukan memori hp!"

"Oh—sampai gue minta si L ini buat temenin gue ke ulangtahunnya Sean, tapi nggak juga respon,"

"Jadiii?" Jay memutar bola matanya malas. "Udah,gue mau gabung sama yang lain."

"Lo mau nggak gantiin dia ke pestanya Sean?kata Sean dia lupa catet nama lo,dan kebetulan undangannya udah habis."

Jay tak habis pikir, kalimat tadi terlontar langsung dari Nanda untuknya. Mungkin,ini awal baru untuk memulai kisah yang dulu tertunda.

PENA ASMARA | TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang