Kepalsuan

165 24 3
                                    

Selamat membaca💗
Vote,komen,share:)

***
[Kepalsuan]

"Yang mana? Tentang lo yang punya riwayat sakit jantung kronis,atau kebenaran kalau sebenarnya lo nggak pernah mau Tante Amanda jadi mamah tiri lo,tapi demi terlihat sempurna, bahagia,lo akhirnya terima Tante Amanda dengan terpaksa?"

***

Benturan antara sneakers putih bersih milik Arabella terhadap keramik putih lorong kantin rumah sakit menjadikan nya pusat perhatian dalam waktu singkat, apalagi saat Ara dengan terang-terangan memanggil nama Ricky begitu lantang.

"Ki,makanya jangan boong sama tuh makhluk,gini kan jadinya,Ara-ara kemocheng teriak-teriak udah mirip tukang parkir depan." Kata Juan,ia menepuk bahu Riki yang duduk pada kursi besi panjang disebelahnya dua kali.

"Kata gue mah dia paling prik diantara orang-orang prik yang pernah gue temuin."

Satya menyahut dengan senyum miring, "apapun kata lo,intinya lo suka sama dia,kalo kata gue,"

"Samperin buru,sebelum berubah jadi Titan dia,"

Mendengar nasihat baik Juan,Riki melangkah lebar untuk menghampiri Arabella.
"Gimana?"

"Enak ya lo," Ara mengangguk dan tersenyum bengis "gue ditinggalin sendiri,nggak ngabarin,malah enak ngopi-ngopi bareng temen lo!"

Riki meringis,ia melindungi bagian wajahnya setelah dipukul lumayan
"Sssh...gue lupa waktu,dari tadi gue rasanya ada yang kurang tapi apa...ternyata lo,gue lupa ke sini sama lo,hehehe,"

"RIKI NANTI GUE ADUIN LO KE AYAH POKOKNYAAA!" Beberapa pasang mata terlihat terkekeh pelan melihat mereka berdua.

"Shutt,maafin gue jangan teriak disini,"
"Aduin aja,ntar gue aduin balik anaknya bandel sok-sokan mau nge-vape,"

Gadis itu melihat luka di lututnya,hanya gara-gara ia ingin tahu rasanya benda yang mirip merek obat nyamuk semprot dirinya rela berlari kejar-kejaran dengan Riki sampai jatuh dan terluka.

"Nggak asik lo,kata Ryu vape itu enak,gue harus coba,"

"Jauhin Ryu,dia bocil salah gaul," ucap Riki,ia segera menarik lengan Ara untuk duduk bersama teman-teman nya.

Riki kembali duduk di sebelah Juan,sementara Arabella duduk disebelah kiri Riki.
"Ngapain lo disini?" Pertanyaan Satya mengalihkan atensi Ara sepenuhnya pada laki-laki dingin menyebalkan itu.

"Liat nih gue terluka dan berdarah!" Ara menunjukan lukanya yang sudah tertutup perban putih.

"Jadi lo ke sini sama nih bocah?" Tanya Juan,dan Riki mengangguk.

"Ho'oh mau nge-vape dia untung dia jatoh karena sempet gue kejar,"

"Keren juga lo Ra,wajahnya doang yang polos," ujar Satya

Juan melihat ada yang berbeda ketika matanya berusaha mengamati wajah Arabella lebih serius. Gadis itu terlihat menghindar dari tatapannya yang dingin. Belum lagi Ara tiba-tiba meminum kopi yang dipesan Riki dengan buru-buru.

"Ra,sekarang lo udah doyan kopi aja,katanya nggak suka?" Ara terlihat kebingungan,ia sudah menegak habis minuman bekas Riki yang ternyata adalah kopi.

Disaat semua terfokus pada Arabella dengan gelagat sedikit aneh, tiba-tiba dering ponsel dari ponsel Satya terdengar,dengan cepat Satya mengangkatnya.

"Halo?"

"Ditunggu segera,pasien kamar anggrek satu, Langit Nareswara ditemukan dalam kamar dalam keadaan pingsan,ini Alvano atau Jay Alvaro?"

"Bukan,saya Satya temennya Jay,Jay sedang ada urusan sebentar,"

PENA ASMARA | TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang