Segalanya telah berakhir. Sembilan orang telah ditetapkan tersangka. Kini mereka berada pada satu sel yang sama. Derana termasuk ada didalamnya, karena ini merupakan kejahatan berat yang dilakukan oleh anak dibawah umur, polisi memanggil orangtua masing-masing siswa. Derana dapat melihat raut kekecewaan milik ayahnya juga ibu tirinya berada diantara wali temannya yang juga terlibat.
Soal kartu memori milik Langit yang sebelumnya Derana berniat untuk mencarinya, ternyata bukti itu sudah terlebih dahulu dikantor polisi, Juan sendiri yang menyerahkannya. Kartu memori itu ternyata ada pada Juan.
"Ini semua gara-gara lo, Juan!"
"Lagian motif lo ngga jelas, tau ngga!"
Juan tersenyum penuh arti,
"Motif gue?"
"Mainin orang munafik kaya lo semua. Gue tau lo semua cuma merasa bersalah sama Luna, setelah lo semua manfaatin dia!""Otak lo dimana bangsat?! ngga ada yang manfaatin Luna, cinta lo aja yang buta, Lo cemburu karena Luna bantuin orang lain, dasar egois!" Riki maju hendak menyerang Juan namun Derana menahannya. "Juan! jadi lo sengaja adu domba kita sama Jay?!" Derana mengambil kesimpulan, kilatan emosi dimatanya terlihat jelas.
Juan hanya diam, menghisap dalam sebatang rokok yang entah kapan dinyalakan.
Sementara itu, tujuh orang itu masing-masing menyesali perbuatannya kepada Jay, mereka salah paham selama ini, lebih mempercayai Juan yang ternyata memiliki pemikiran sepicik iblis.
Nanda memukul-mukul kepalanya sendiri, ia menangis menyadari selama ini ia sudah banyak menyakiti Jay. Perasaannya tak pernah bohong. Dulu, ia berusaha mengubah rasa cintanya pada Jay dengan api kebencian karena Luna.
"J-jadi g-gue—" lidahnya tiba-tiba kaku, terlalu banyak kata yang ingin Nanda tanyakan tentang semua ini.
Derana memeluk Nanda dari samping. "Kita korban nda, tapi perbuatan kita juga salah," Derana mengusap pundak Nanda."Lo yang dorong Luna dari atap waktu itu?" Satya sangat jarang berbicara, namun tiba-tiba dia mengatakan suatu dengan sangat serius. Bukan hanya Juan, namun satu sel menatapnya bingung.
"Waktu itu?" Haris mengulangi kata-kata Satya. Ia ingin menuntaskan rasa penasarannya. Kepalanya hampir meledak karena ini sungguh diluar dugaan.
"Iya. Luna ngga bunuh diri karena Jay. Dia didorong dari atas apartemen Jay, gue lihat semuanya. Gue pikir orang yang dorong Luna itu Jay, tapi tebakan gue salah. "
"Lo tau ini bukan kasus bunuh diri tapi Lo baru ngomong sekarang?"
"Sorry. Gue pikir kalo gue ngomong gue bakal memperkeruh suasana sedangkan gue ngga yakin dengan apa yang gue liat waktu dini hari karena waktu itu gue mabuk,"
Azka meraup mukanya frustasi. Riki membuang muka,lalu memejamkan mata. Suasana mendadak hening, masing-masing menampilkan raut muka tegang dan bersalah atas semua yang terjadi. Tentu saja hal itu tidak berlaku untuk Juan yang lebih memilih untuk tidur.
"Cinta lo toxic tolol!"
"Lo obsesi,"
Brakk!
Juan terbangun dan langsung menggebrak sel, seperti singa yang diganggu tidurnya Juan tak segan-segan mencengkeram keras orang yang meneriakinya tadi.
Juan terlihat aur-auran, matanya tampak merah dan rahangnya mengatup keras.
"Gue cinta sama Luna, tapi apa yang Jay lakuin? Dia nidurin Luna!" Juan tertawa lalu kembali terdiam, serius menatap Derana dengan mata elangnya. "Kalo gue ngga bisa milikin Luna, JAY JUGA NGGA BOLEH, PAHAM?!"***
Putusan pengadilan telah keluar, 8 orang menjadi tersangka dijatuhi 4 tahun penjara, sementara Juan yang merupakan otak dari semua ini dijatuhi 5 tahun penjara. Hukuman tersebut lebih ringan dibandingkan jika pelakunya dilakukan oleh orang dewasa sesuai dalam undang-undang no. 11 tahun 2012.
Kenyataan pahit itu harus mereka jalani dengan ikhlas dan juga merenungi perbuatan mereka yang semena-mena, apalagi mereka bersembunyi menjadi serigala berbulu domba disekitar Jay. Begitu pun dengan orangtua mereka, harus menelan kenyataan pahit bahwa anak mereka menjadi salah satu pelaku kekerasan pada murid lain, bahkan membunuh satu orang yaitu Langit Nareswara.
***
4 tahun telah berlalu
Satu bulan lagi, 7 orang yaitu Derana, Nanda, Satya, Sean, Haris, Azka, Riki dan Keyra akan bebas, mereka sangat merindukan udara segar dan kota jakarta yang ramai.
Derana, gadis itu semakin kurus dengan mata sayunya, akhir-akhir ini ia sering melengkungkan senyum, dan alasannya adalah Jayden Alvaro. 4 tahun berlalu, namun janji itu masih Derana ingat, ia akan kembali dan meminta maaf langsung pada Jay, meskipun mungkin Jay akan membencinya.
Di penjara, Derana telah terampil menjahit dan melukis sebagai hobi barunya. Mereka hidup rukun dalam sel penjara bersama yang lain termasuk Juan,
"Hei Na, lo pasti udah ngga sabar ya buat ketemu Jay? Sampe dilukis detail gitu..." celotehan Keyra membuyarkan lamunan Derana."Eh key, hehe gitulah, gue kangen sama dia," balas Derana.
Nanda ikut mendekat, "hm, hati gue panas nih Na, tapi gapapa deh kalo Jay buat lo,"
Derana tersenyum,ia menjitak Nanda.
"Engga lah, gue cuma mau minta maaf habis itu gue bakal pergi dari Jay selamanya,""Yakin?" Juan menyahuti.
"Brisik lo anak anj—"
"Ssttt! Lo mau ditambahin sebulan lagi kalo mereka denger ada yang ngomong kasar," Haris memperingati
"Iya ayang, iya." Keyra kini memang berganti menyukai Haris setelah dulu menyukai Galang. Haris bergidik ngeri "Dengerin tuh Na!" Lanjut Keyra.
"Kenapa ngga jadian aja Lo berdua?" Azka menyarankan yang lain juga ikut mengiyakan.
"Gue sama dia? Lo mau liat gue dibacok sama dia waktu ada masalah?" Haris bergeser menjauhi Keyra.
"Engga gitu lah, key baik kok ay,"
"Ay, ay, gue bukan ayam!"
Haris harus menerima bahwa disukai oleh orang seperti Keyra, sebenarnya Haris agak takut karena Keyra tipe senggol bacok.
"Atas nama Derana, ada yang ingin bertemu dengan anda,"
"Bapak emak kangen dedek Derana ceunah! HAHAHAHA!" Riki meledek
"Oh ya ini bukan ayah dan ibu Derana, sepertinya juga belum pernah berkunjung kesini,"
"Namanya Jayden Alvaro dengan perempuan yang sedang mengandung, sepertinya dia istrinya,"
Pernyataan sipir tersebut membuat semuanya terkejut. Segampang itukah ia melupakan Derana?
***
Keyra dibab sebelumnya blm dimasukin jadi tersangka Krn lupa hehehhe, jadi maklumin kalo agak ngga sinkron,Oke sekian,terima kasih
🌞🌞🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
PENA ASMARA | TAMAT✅
Teen FictionMisteri-roman Jayden,cowok tampan dengan hidung mancung yang khas, meskipun hanya beban sekolah, berkali-kali masuk BK,dan gemar mengambil tanpa permisi pena dari seorang gadis berbeda jurusan. Jay berbakat pada bidang non akademik. Ia harus tertol...