Part 3

1.1K 124 33
                                    

Di tempat lain saat ini, singto masih berkutat dengan berkas-berkas di atas mejanya, ia juga tengah melayani seorang pasien saat ini, mendengar keluh kesah pasien itu dan mengabaikan ponselnya yang terus berdering sedari tadi.

Setelah hampir satu jam dia berbicara dengan pasiennya singto melihat ponselnya, ada panggilan dari nomor yang tak di kenal, singto langsung menghubunginya kembali.

"Hallo.... Ini siapa?" Tanya singto saat orang di sebrang sana mengangkat panggilannya.

"Aku krist, mobil mu sudah selesai di perbaiki" ucap krist di sebrang sana.

"Hmm. Nanti pulang berkerja aku ke sana" ucap singto. Setelah itu singto langsung mematikan panggilannya.



****
pukul 8 malam, baru singto selesai berkerja, dia melepas jas putih dokter yang di gunakannya dan keluar dari ruangannya.

Singto berjalan menuju depan rumah sakit, dia memang tak membawa mobil dan tadi pagi dirinya ke rumah sakit dengan menggunakan taxi. Tak lama datang sebuah mobil merah mendekat ke arahnya

"Mau pulang bersama?" Tanya namtarn, dokter ahli kandungan.

"Apa tidak merepotkan?" Tanya singto.

"Tentu saja tidak" ucap namtarn.

Singto masuk ke dalam mobil namtarn dan namtarn mulai melajukan mobilnya keluar dari area rumah sakit.

"Kita ke bengkel dulu, aku ingin mengambil mobilku di sana" ucap singto.

"Jadi mobil mu di bengkel, sing? Pantas saja aku tak melihat mobil mu di parkiran tadi" ucap namtarn.

"Hmm... Ada orang bodoh yang menabraknya" ucap singto.

Namtarn sudah biasa mendengar ucapan kasar yang di keluarkan oleh singto dan hampir semua dokter mau pun suster tahu jika singto sangat arogant, jadi tak ada yang heran lagi, karna rumah sakit itu juga milik papa singto, jadi singto bersikap semaunya di rumah sakit itu.

Tak lama mobil namtarn memasuki sebuah bengkel besar.

"Kamu boleh pulang dulu, terima kasih sudah mengantar ku" ucap singto.

"Hmm... Makan siang bersama besok sebagai imbalannya" ucap namtarn.

"Tentu" ucap singto.

Setelah itu namtarn melajukan mobilnya untuk pulang sedangkan singto masuk ke dalam, di lihatnya mobilnya sudah kembali seperti semula.

Krist yang melihat kedatangan singto langsung menghentikan perkerjaannya dan berjalan mendekat ke arah singto.

Singto melihat penampilan krist yang sangat kotor, kulit putihnya terkena banyak oli, juga di sekitar wajahnya terdapat hitam-hitam, mungkin bekas debu dari mobil yang di perbaikinya.

krist memberikan kunci mobil singto dan hanya di lihat oleh singto karna tangan krist sangat hitam dan juga kotor saat ini.

"Pencet tombol hijau dan arahkan ke mobil" ucap singto.

Krist menuruti perkataan singto, dia memencet tombol yang ada di kunci itu hingga mobil singto berbunyi, singto membuka pintu mobilnya mengambil tisu dari sana, kemudian mengambil kunci yang berada di tangan krist dengan tangannya yang memegang tisu agar tak menyentuh tangan kotor krist.

Apa sekotor itu dirinya? Hingga singto mengambil kunci mobil saja sampai menggunakan tisu? Itu yang berada di benak krist.

"Sekali lagi aku minta maaf" ucap krist.

"Hmm...." Jawab singto.

Singto membuka pintu mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya pergi dari sana tanpa menyapa krist lagi sedangkan krist hanya menggelengkan kepalanya melihat perilaku singto yang sepertinya tak tahu menghormati orang lain.



****
Setelah hampir 30 menit akhirnya singto tiba di rumahnya, rumah yang sangat mewah dan terdapat banyak maid di sana.

"Bagaimana hari ini?" Tanya mama singto saat melihat anaknya yang baru saja datang.

"Semua berjalan lancar. Aku ke kamar dulu, ma ,aku lelah" ucap singto.

Setelah selesai mandi singto merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia memainkan ponselnya melihat pesan yang masuk, tanpa sengaja ia melihat nomor krist di sana, krist memang sempat mengiriminya pesan karna panggilannya yang tak di angkat tadi, singto melihat foto profil krist.

Setelah selesai mandi singto merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia memainkan ponselnya melihat pesan yang masuk, tanpa sengaja ia melihat nomor krist di sana, krist memang sempat mengiriminya pesan karna panggilannya yang tak di angkat tadi, singt...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah apa yang di pikirkannya kemudian ia menyimpan ponselnya dan mulai terlelap tidur, hari ini adalah hari yang cukup melelahkan untuk singto.




****
Keesokan paginya, singto bersiap untuk pergi ke rumah sakit kembali berkerja seperti biasa.

Saat ini singto tengah sarapan pagi bersama mama dan papanya.

"Kapan kamu menikah?" Tanya papanya.

"Aku masih belum punya pacar, pa" jawab singto

"Sampai kapan, sing? Usiamu bahkan sudah 26 tahun sekarang, anak teman papa yang seusia dirimu sudah punya anak dua" ucap papanya lagi.

Singto hanya diam tak menjawab, entah kenapa dirinya memang susah untuk dekat dengan wanita.

"Apa kamu menyukai pria?" Tanya mama singto.

"Tidak... Aku menyukai wanita" ucap singto.

"Bagus! Jangan pernah kamu berpacaran dengan pria apa lagi sampai tidur bersama" ucap mama singto.

"Iya...." Jawab singto.

"Jaga dirimu baik-baik" ucap mamanya lagi.

"Kenapa, ma? Aku juga pria, meskipun aku tidur dengan pria aku tak mungkin hamil kan?" Ucap singto.

"Justru karna kamu bisa hamil, sing. Itu sebabnya mama dan papa melarang mu untuk dekat dengan pria" ucap mama singto

"Hah..... Mama pasti berbohong?" Ucap singto tak percaya.

"Tidak, itu benar... Itu sebabnya papa menyuruhmu cepat menikah dengan wanita agar kamu tak membawa aib untuk keluarga kita" ucap papa singto.

"Aib....?" Ucap singto.

"Tentu saja, apa ada pria yang bisa hamil di dunia ini selain kamu? Jika kamu sampai hamil dan itu di ketahui public papa bisa malu" ucap papa singto.

"Apa perlu mama jodohkan kamu dengan anak teman mama?" Ucap mama singto.

"Aku bisa mencari sendiri" ucap singto.

"Baiklah, papa beri kamu kebebasan untuk memilih wanita yang kamu inginkan sendiri, tapi ingat jaga dirimu" ucap papa singto.

"Iya...." Ucap singto.

Setelah itu hanya ada keheningan, mereka makan dalam diam. Singto sibuk dengan pikirannya sendiri, selama ini singto memang sering membohongi dirinya, dia selalu mengatakan jika dia menyukai wanita namun hatinya tak bisa berbohong, dia sama sekali tak tertarik dengan wanita.

Saat SMA dulu, singto pernah menyukai pria, dia menyukai teman sebangkunya, namun singto hanya memendam itu dan mengatakan kepada dirinya jika dia hanya menyukai wanita, hingga sekarang singto terus berusaha untuk menyukai wanita dan bersikap tak ramah dengan pria manapun, dia hanya tak mau jatuh cinta lagi dengan pria sama seperti saat SMA dulu sedangkan singto tahu sendiri hubungan sesama jenis di negaranya pasti tak akan berhasil, itu sebabnya dia selalu memaksa dirinya untuk menyukai wanita.


















Tbc.

Amazing Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang