Part 25

1K 104 13
                                    

Satu minggu berlalu, krist sudah mengikhlaskan kepergian mamanya, dia juga membuang jauh pikiran jahatnya untuk menyalahkan singto, semua sudah takdir, semua keinginannya, dirinya sangat mencintai singto, dan singto tidak bersalah sedikit pun atas apa yang menimpanya.

Sudah satu minggu juga singto tinggal bersama Krist, merawat Krist saat sakit karna merindukan mamanya, satu minggu ini juga Singto terus membeli makanan menggunakan uang Krist karna ia tak bisa memasak, satu minggu juga krist tak masuk berkerja dan hanya terbaring lemah di kamarnya.

"Mama..." Gumam Krist.

"Krist, bangun." Ucap Singto.

Krist sedari tadi mengigau menyebut mamanya.

"Krist..."

Krist membuka matanya dan langsung memeluk Singto, Krist teringat raut wajah kecewa yang di perlihatkan oleh mamanya sebelum pergi meninggalkannya, Krist menangis di pelukan Singto dengan terus menggumamkan kata maaf untuk mamanya, Singto merasa prihatin dengan keadaan Krist sekarang, dia mengusap lembut punggung Krist hingga Krist tenang.

Singto merasa kening krist masih panas, dia beranjak dari ranjang dan mengambil air untuk mengompres kening Krist, beberapa menit kemudian singto datang kembali dengan membawa baskom kecil di tangannya, Singto meremas handuk kecil dan meletakannya di atas kening krist.

"Jangan tinggalkan aku" ucap Krist.

"Aku tak akan meninggalkan mu, aku sangat mencintai mu Krist"

"Terima kasih"

Singto merebahkan tubuhnya di samping krist dan memeluk tubuh krist.





***
Pagi hari menyapa, singto terbangun karna mendengar suara ketukan pintu, dia beranjak dari ranjang dan berjalan ke depan untuk membuka pintu, di lihatnya di sana ada Off, Tay, New, dan Gun.

"Apa Krist masih sakit?" Tanya Off.

"Iya, krist masih tidur sekarang, silahkan masuk" ucap Singto.

Teman-teman Krist masuk ke dalam dan berjalan menuju kamar krist, ini kali kedua teman-temannya berkunjung setelah kabar mamanya meninggal minggu lalu, Krist sangat terpukul atas kejadian itu dan mereka mengerti, apa lagi Off, Off sangat tahu dengan perasaan Krist, beberapa bulan yang lalu Krist baru saja di tinggalkan papanya dan sekarang ia di tinggalkan lagi oleh mamanya.

Krist yang mendengar pintu terbuka membuka matanya, di lihatnya teman-temannya datang menjenguknya.

"Pak rudi menanyakan keadaan mu, kata pak rudi jika kamu masih belum sehat kamu boleh ambil cuti selama yang kamu mau, ini buah titipan dari pak rudi, dia tak sempat untuk menjenguk mu" ucap Off sambil memberikan bingkisan buah yang di bawanya.

"Pak Roy juga tak mempermasalah kan kamu tak masuk Krist, setidaknya kamu beristirahat dulu, tenangkan pikiran mu" ucap Gun.

"Cepat sehat. Cafe sepi tanpa mu" ucap New.

"Hmm... Aku juga merindukan mu, biasanya aku selalu melihat wajah jelekmu yang selalu mengantuk itu di dapur" ucap Tay.

"Terima kasih, aku akan segera membaik" ucap Krist seraya tersenyum.

"Kami hanya sebentar krist, jaga dirimu baik-baik, kami pulang dulu, jam istirahat hanya satu jam" ucap Off.

Singto mengantar teman-teman mereka ke depan, setelah di pastikan semuanya pulang, singto kembali ke kamar mereka Singto menatap krist sedih sudah satu minggu Krist seperti bukan Krist yang di kenalnya Krist terus diam tak banyak bicara.

"Krist...."

"Hmm...."

"Aku merindukan mu"

"Bukankah setiap hari kita bertemu, Sing?"

"Aku merindukan kamu yang dulu, aku rindu di manja kamu, aku merindukan pelukan mu, ciuman mu, semuanya krist."

"Maafkan aku sing..." Ucap Krist sembari membawa singto ke dalam pelukannya, ia tak bisa terus-terusan seperti ini.

Krist mengecup bibir singto sekilas dan tersenyum, Krist tidak sendiri, dia masih mempunyai Singto dan calon anak mereka.

Mereka kembali saling melumat lembu, tidak ada nafsu di dalamnya, hanya lumatan penuh perasaan, Singto dan Krist mengungkapkan perasaan mereka lewat ciuman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka kembali saling melumat lembu, tidak ada nafsu di dalamnya, hanya lumatan penuh perasaan, Singto dan Krist mengungkapkan perasaan mereka lewat ciuman itu.

Hari-hari berlalu seperti biasa, Krist mulai pulih dan mulai kembali berkerja seperti biasa di bengkel dan cafe sedangkan singto hanya berdiam diri di rumah, mereka masih belum menikah karna tak mungkin juga krist menikahi singto di saat dia masih berkabung atas kepergian mamanya.
.
.
.
.
Satu bulan berlalu, Krist diam-diam menyiapkan kejutan untuk singto.

"Kita kemana Krist?" Tanya Singto.

Saat ini Krist dan Singto tengah menuju suatu tempat yang singto tak tahu di mana, Krist menjalankan motornya membelah jalanan dengan singto yang memeluknya dari belakang.

Beberapa menit kemudian Krist menghentikan motornya di sebuah gedung, keduanya turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam, di sana sudah ada beberapa orang menunggu juga teman-teman krist saat mereka touring saat itu termasuk Tay, New dan Off, Gun.

"Ayo..." Ucap krist.

"Krist... Ini apa?"

"Hari ini kita menikah"

"Hah.... Jadi ini maksud mu menyuruhku memakai pakaian seperti ini"

"Iya..."

"Terima kasih" ucap singto, seraya tersenyum senang.

Krist menggenggam tangan singto dan mereka berjalan menuju altar, di sana sudah ada pendeta yang menunggu mereka keduanya mengucapkan janji suci pernikahan yang di saksikan oleh semua teman-teman krist.

*Cup... Krist mengecup dan melumat bibir singto.

"Terima kasih" ucap singto.

"Kenapa harus mengucapkan terima kasih? Aku hanya mencoba untuk bertanggung jawab dan mulai sekarang kamu akan menjadi tanggung jawab ku sepenuhnya"

Setelah mengucapkan janji suci Krist dan teman-temannya yang hadir keluar gedung, tidak ada pesta mewah dan singto mengerti itu, lagi pula Singto tak menginginkan pesta mewah untuk pernikahan mereka, yang penting mereka sah itu sudah lebih dari cukup untuk Singto.

Sekarang mereka semua berkendara menuju pantai, Krist hanya akan mentraktir teman-temannya seharian ini, mungkin bisa di artikan dalam rangka jika dirinya sudah melepas masa lajangnya?

Di lain tempat saat ini.

"Hari ini tuan Singto menikah dengan kekasihnya, tuan"

"Pa... Papa mengatakan singto tak akan betah tinggal bersama pria itu! Kenapa sekarang singto malah menikah dengannya, sudah satu bulan pa! Ini tak sesuai ekspestasi kita"

"Tunggu sebentar lagi ma" ucap papa Singto.















Tbc.

Amazing Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang