Part 32

1K 110 17
                                    

Satu tahun berlalu, usia fiat sudah 1 tahun 7 bulan saat ini, fiat sudah bisa berjalan sendiri walau masih tertatih, fiat juga sudah bisa mengucapkan kata daddy dan papa.

Orang tua singto juga sudah benar-benar memberi mereka restu dan sudah tak pernah ikut campur lagi dengan urusan rumah tangga anaknya, jika krist libur berkerja mereka sering berkunjung ke rumah orang tua singto.

Krist masih giat berkerja seperti biasa dan singto yang masih tak tau memasak dan melakukan segala hal walau begitu krist sangat mencintai singto, dia tidak masalah jika harus mengerjakan perkerjaan rumah sendirian, yang penting singto selalu ada di sampingnya mengasuh fiat itu sudah lebih dari cukup untuk krist.

Sebenarnya singto ada niat untuk belajar memasak, tapi karna krist yang melarang jadi sampai sekarang singto tak tahu memasak, krist juga yang melarang singto untuk melakukan perkerjaan rumah, walau singto hanya berdiam diri di rumah krist tahu singto juga lelah, apa lagi mengingat jika anak mereka sedang aktif-aktifnya saat ini.

Singto terkadang kasian melihat krist yang baru pulang berkerja langsung memasak dan beberes rumah, di saat singto ingin membantu, krist selalu mengatakan ; "Cukup berikan servis terbaik di atas ranjang itu sudah lebih dari cukup untuk ku"

jadi singto tak pernah lagi membantu krist mengerjakan perkerjaan rumah, cukup memberi krist jatah dengan lancar setiap hari itu sudah lebih dari cukup untuk krist :v

Saat ini krist baru pulang berkerja karna masuk malam, krist selesai mandi langsung memasak untuk makan siang mereka nanti, setelah memasak krist membersihkan rumah, menyapu dan mengepel lantai, rumah mereka selalu berantakan karna fiat yang mulai aktif berjalan dan suka mengacak-acak rumah.

Setelah membersihkan rumah dan memasak krist menghampiri anak dan suaminya yang berada di dalam kamar, di lihatnya fiat tengah bermain mobil-mobilan sendiri dan singto duduk di ranjang memperhatikan anaknya.

Krist merebahkan tubuhnya di paha singto dan memejamkan matanya, singto mengusap lembut kepala krist hingga beberapa menit kemudian krist langsung tertidur.

Krist terbangun dari tidurnya, dia melihat jam yang ternyata sudah jam 5, krist beranjak dari ranjang dan pergi keluar kamar, dia ke depan dan melihat dari kaca jika di luar sedang hujan deras di sertai angin yang bertiup sangat kencang juga kilat dan petir yang menyambar di mana-mana. Krist memikirkan bagaimana caranya ia berangkat berkerja nanti.

Krist sudah mandi dan memakai jaket yang tebal, dia duduk di ruang tamu sembari menunggu hujan sedikit reda, dia melihat jam yang sebentar lagi jam enam.

"Sebaiknya kamu tak usah berkerja krist" ucap singto yang baru saja datang dengan menggendong fiat.

"Sebentar lagi mungkin reda"

"Ini akan lama, aku juga takut sendirian di rumah jika keadaan seperti ini" ucap singto.

"Baiklah" ucap krist.

Ia juga tak mungkin bisa menerobos hujan sekencang ini, lebih baik dirinya menghabiskan waktu bersama anak dan suaminya di rumah, krist mengambil ponselnya mengabari off jika dia tak masuk berkerja dan nanti off yang akan memintakan krist ijin tak masuk.

Krist melepas jaketnya dan ia mengambil alih fiat dari singto. Singto tersenyum senang akhirnya ia tak tidur sendirian lagi malam ini.

"Daddy tak menyangka fiat sudah sebesar ini sekarang" ucap krist sembari menimang anaknya.

"Rasanya baru kemarin aku melahirkannya" ucap singto.

"Sepertinya fiat juga sudah bisa di beri adik" ucap krist lagi.

"Krist, aku tak mungkin bisa mengasuh dua anak sekaligus"

"Baiklah" ucap krist.

Mereka berjalan kembali ke kamar, krist dan singto menemani fiat bermain, hujan semakin kencang dan petir terdengar lagi membuat fiat terkejut dan menangis.

Amazing Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang