6. Aku Masih Normal

24 4 0
                                    

Setelah kesembuhannya, ia bertemu pengacara sang ayah. Perlahan ia mendengar tentang semua wasiat dan warisan yang akan ia terima. Dinda akan resmi mengelola semua kekayaannya saat ia genap berusia 17 tahun. Jadi mau tidak mau di umurnya yang 13 ia sudah harus mulai belajar semuanya dari 0, agar apa yang diwarisinya tidak terbuang sia-sia. Sehari kemudian ia datang ke sekolah di dampingi pengacara tersebut, meminta keringanan untuk kenaikan kelas hanya dalam waktu 2 bulan yang tersisa sebelum tahun ajaran baru dimulai.

Dengan segala syarat yang diajukan sekolah, ia menerima dan menyanggupinya. Selama 2 bulan ia belajar dengan sangat keras, dibantu dengan kehadiran Bi Mirna dan Mang Agus disampingnya. Pagi sampai malam, ia menjalani pola hidup yang amat rapi terjadwal, dari olahraga, belajar, istirahat, makan, belajar bisnis, semuanya ia lakukan demi keinginan terakhir orang tuanya. Kebiasaan itu mulai membentuk karakter dan pribadi Adinda yang baru, dari sosok putri manis menjadi putri mandiri penuh kharismatik. Hanya butuh 2 bulan dengan usaha kerasnya ia dinyatakan naik kelas dengan nilai yang bagus. Dan akhirnya besok adalah hari pertama ia resmi menjadi seorang siswi SMP kelas 8.

 Dan akhirnya besok adalah hari pertama ia resmi menjadi seorang siswi SMP kelas 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari tepat pukul 06:45 WIB, ia tiba di gerbang sekolah. Matanya memiliki pandangan penuh semangat dan ambisi. Baju seragam rapi dan rok dengan batas selutut, kaos kaki putih panjang menutupi kakinya yang lenjang, sepatu pentopel hitam yang cantik, rambut dikuncir kuda dengan ikat rambut berhias aksesoris mawar, serta tas warna abu muda yang ia gendong membuat langkahnya semakin menawan, dan membuat orang sekeliling yang memandangnya menjadi sangat takjub.

Sepanjang ia berjalan, ia menjadi pusat perhatian, sampai ia tiba di ruangan kelasnya lalu duduk di kursi dekat meja bertuliskan namanya. Suasana kelas yang tadinya ricuh, seketika hening melihat kehadiran putri cantik berwajah manis.

"Oooooowwhhhh, ada murid baru nih" Ucap Salsa yang dikenal sebagai Ratu di kelas tersebut

"Siapa nama kamu?" Tanya Sisi yang juga datang menghampiri bersama Salsa

"Namaku Adinda Putri Pratama, biasa dipanggil Dinda" balasnya memperkenalkan diri sambil tersenyum

"Hahahahaha, namanya udah kaya zaman kerajaan aja, Adindaaaaa,, adindaaa,,hahaha" ledek salsa yang tak percaya dengan nama gadis cantik itu

Dalam pikiran Dinda saat ini, tiba tiba teringat dan terdengar nasihat ayahnya saat berada di mobil 'kamu harus memiliki pergaulan yang baik, maka pilihlah seseorang yang akan dijadikan sebagai teman kamu nanti'. Seketika ia memandang Salsa dan Sisi dari atas sampai bawah, dalam hatinya ia bergumam 'mereka tidak bersikap baik, aku tak boleh berteman dengan mereka'

Salsa yang merasa risih melihat tatapan Dinda, seketika marah "Heiii, apa yang lo liat?"

Tanpa menjawab, dinda hanya fokus mengeluarkan sebuah buku dan tempat pensil dari tasnya. Melihat hal ini, Sisi merasa geram, dengan sengaja ia menumpahkan air ke rok yang dikenakan Dinda.

"Uppss,,, sorry,, aku sengaja tuh,,hahaha" ia tertawa dengan Salsa sangat riang seolah meledek bersama dan beberapa anak lain yang ada di kelasnya.

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang