20. Siapa Dia?

11 2 0
                                    

Doni berhenti di jalanan sepi. Ia mencoba menenangkan diri dari kenyataan penghianatan kedua sahabatnya. Mata nya berkaca-kaca. Ia mengeluarkan dompet dan mengambil sebuah foto yang terus ia pandangi. Tanpa mampu berkata, hanya ada pandangan sayu dan air mata.

Sementara Dinda dan Kirania baru sampai di rumah setelah semua hal mereka selesaikan di kantor polisi.

"Menurutmu, apa kita perlu menghubungi Kak Doni untuk mengetahui keadaannya?"

"Gue rasa ngga perlu Din, kita kasih Kak Doni waktu buat sendiri dulu. Gue yakin perasaannya saat ini sedang hancur, dihianati oleh dua sahabat yang selalu ia andalkan"

Keduanya menghela nafas panjang seolah lelah dengan semua hal yang terjadi. 2 hari telah berlalu, tak ada satu kabarpun dari Doni. Mereka berdua hanya mengiriminya pesan untuk menyemangati dan menanyakan keadaannya, tapi tak satupun yang Doni balas.

Setelah sarapan pagi, Dinda dan Kirania bersiap akan pergi ke mall untuk berbelanja.

"Bi, daftar list belanjaannya mana?" tanya Dinda menghampiri bibi

"Ehhh, pan tadi sudah bibi kasihkan ke neng"

"Ini ada di gueeee" teriak Kirania dari luar rumah. Dinda segera menyusul setelah memeluk dan mencium pipi bibi kesayangannya.

Dua gadis itu memutuskan untuk pergi berbelanja segala hal yang keperluan rumah dan keperluan sekolah besok. 30 menit kemudian mereka tiba di mall.

"Mamang ikut dulu ke dalam ya, kita belanja keperluan rumah dan bahan makanan dulu. Kalo udah selesai nanti mamang boleh pulang duluan. Kita berdua pulang kayanya agak malem, nanti bisa naik taxi" tutur Dinda

"Siaaap neng, tapii hehehe mamang boleh belanja juga ngga? Sama buat bibi sekalian" ucap Mang Agus

"Boleh mang, apapun yang mamang dan bibi mau, ambil aja nanti Dinda yang bayar" ucap Dinda

"Euleuu euleuuu,, meni bageur pisan neng geulis teh. Hatur nuhun nyaaa"

Setelah obrolan itu selesai, mereka tiba di parkiran, kemudian bergegas memasuki mall ke pusat perbelanjaan khusus peralatan rumah tangga. 1 jam mereka disana untuk membeli semua keperluan. Tanpa ada jeda, mereka langsung pergi ke pusat perbelanjaan khusus makanan, kali ini membutuhkan waktu 2 jam karena banyak bahan makanan, minuman, bahkan cemilan yang mereka beli. Setelah selesai membayar, seperti kesepakatan awal Mang Agus pulang terlebih dahulu dengan semua belanjaan yang sudah dibeli. Setelah berpamitan, kini hanya dua gadis remaja yang ingin menikmati hari terakhir masa liburannya.

Jadwal pertama mereka habiskan untuk menonton bioskop selama 2 jam. 1 jam kemudian mereka bergegas makan. 2 jam selanjutnya mereka berbelanja pakaian mulai dari dalaman, pakaian tidur, pakaian sehari hari, outer, celana, rok, dan dres. 1 jam berikutnya mereka sibuk membeli sepatu, wedges, dan sendal rumah. Sampai akhirnya Kirania merengek ingin membeli boneka beruang yang baru.

"Aduuuh aku udah cape banget" ucap Dinda

"pleaseee laaaah, gue janji abis ini kita pulang" mohon Kirania

Dinda hanya menatapnya sambil tersenyum, seolah tak bisa menolak apapun permintaan sahabatnya

"Yaudah, tapi jangan lama lama yaaa"

"Okeeeee" jawab Kirania dengan acungan dua jempolnya.

Keduanya memasuki toko mainan dan aksesoris. Kirania yang sibuk memilih boneka yang akan ia beli, sedangkan Dinda sibuk memilih setiap aksesoris rambut yang sangat cantik. Satu per satu ia mencoba bando yang cocok untuknya dan juga Kirania.

"Ohhh,, sorry" ucapnya pada seseorang yang tak sengaja tangannya terpegang saat ingin mengambil sebuah bando yang sama.

Pria itu hanya memandangnya, pandangannya kembali disibukan dengan memilih bando, sampai akhirnya seorang gadis kecil berumur 4 tahun menghampiri pria itu

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang