36. Apa Ini Keegoisan?

7 3 0
                                    

Sudah dua jam lamanya Dinda berada di ruangan Dokter Ayu setelah. Doni masih sangat setia menunggunya di luar yang dari awal duduk di bangku tunggu.

'Apa aku terlalu memaksa kehendaku pada Dinda?' tanya Doni dalam lamunannya.

'Apa aku ngga bisa gantiin posisi Adit di hatinya Dinda?' tanya ia pada dirinya sendiri.

Memori Doni memutar setiap kenangan dulu saat ia melihat senyum dan tawa bahagia selalu terpancar dari wajahnya yang manis.
'Aku ingin kembali ke masa melihatnya tertawa lepas lagi' ujarnya dalam lamunan itu

Cekrrrkkkkk,,
Suara pintu ruangan Dokter Ayu terbuka, tepat Dinda dan Dokter Ayu keluar dari ruangan. Hal itu membuat Doni seketika terbangun dari duduknya.

Dokter Ayu memandang haru pada Doni yang masih setia menemani keadaan Dinda seburuk apapun.
"Makasih dokteer. Kalo gitu, kami permisi dulu" ucap Doni sopan setelah melihat Dinda dan Dokter Ayu berpamitan.

Langkahnya ia seimbangkan dengan langkah Dinda, tangannya merangkul mesra tubuh Dinda yang masih lemas, tapi keadaannya terlihat sedikit lebih baik.

"Are you okay?" tanya Doni

"i'm okaaay" jawab Dinda

"Syukurlaaah" ucap Doni yang langsung membelai rambut panjang kekasihnya itu.

Mereka berjalan berdampingan sampai tiba di depan mobil. Doni membukakan pintu mobil dan membantu Dinda untuk masuk kemudian duduk dengan nyaman.
Setelah Dinda masuk bergegas ia menutup pintu dan menyusul memasuki mobil.

"Apa kamu ingin posisi kursinya sedikit terbaring?" tanya Doni

Dinda hanya mengangguk. Segera ia memposisikan kursinya terbaring, menyelimuti Dinda dengan jaket hangat miliknya, membiarkannya terlelap dan istirahat, kemudian ia bergegas menjalankan mobilnya setelah ia mencium kening Dinda.

Selama menyetir pikiran Doni disibukan dengan bagaimana caranya agar ia bisa membuat Dinda bahagia kembali. Apa ia harus melakukan semua hal yang pernah dilakukan Aditya untuk Dinda? Atau dia harus melakukan semua hal yang mampu membuat Dinda melupakan Aditya?

'Aahhh, tidaak! Aku tak boleh seegois itu! Siapa aku yang berani beraninya membuat Dinda melupakan kenangan nya tentang Aditya? Sadaaar Doni sadaaar! Kamu harus haruss bisa memberi Dinda sedikit waktu lagi untuk mengikhlaskan Adit tanpa kamu paksa agar ia melupakannya' ucap Doni dalam lamunannya sendiri.

Ia kembali melihat ke arah kekasihnya yang sedang terlelap tidur dengan wajah damai. Sampai mereka tiba di depan rumah Dinda, Doni tak tega untuk membangunkannya. Akhirnya ia hanya bisa terus memandangi wajah damai itu, mengelus wajah lembut itu

"Aku mencintaimu, Adindaaa" ucap Doni lirih

Sore itu berganti menjadi pagi. Semalaman penuh mereka berdua tertidur di dalam mobil.

"Kak Doni banguuuun" ucap Dinda mencoba membangunkan Doni

Seketika Doni terhenyak mendengar panggilan itu.

"Aahh,,iyaaa, kenapaa sayaaang?" tanya Doni panik

"Udaah pagiii, aku ketiduran ya? Kenapa ngga kamu bangunin?"

"Hehe, iyaaaa, ngga papaaaa, aku ngga tega kalo harus bangunin kamu. Jadi aku juga ketiduran disini"

"Sorrrrrrrryyyy" ucapnya dengan nada manja

"it's okaaay. Gimana perasaanmu sekarang? Udah baikan?"  tanya Doni

Dinda hanya mengangguk. Percakapan itu terus berlanjut tak begitu lama sampai keduanya akhirnya masuk ke dalam rumah. Pagi itu setelah mereka bersih-bersih dan selesai sarapan, Doni memutuskan untuk tak pergi ke kantor. Ia berencana membawa Dinda pergi liburan.

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang