21. Perasaan Doni

8 3 0
                                    

Pria itu bergegas turun dari motor dan berjalan menghampiri Dinda

"Sorry ya, kamu ngga papa kan?" tanya siswa itu

Doni yang dari tadi memakinya, kini tiba tiba diam tanpa berbicara satu kata pun.

"Iya, aku ngga papa" jawab Dinda yang masih tidak percaya bahwa pria yang ia temui kemarin di mall saat membeli bando, kini tepat ada di hadapannya dengan memakai seragam sekolah yang sama.

"Sorry juga yaa" ucap siswa itu pada Doni, lalu bergegas pergi menuju ruang guru.

Sesampainya di kelas, Dinda masih tidak percaya, orang yang selama ini ia curigai sebagai si misterius mendadak ada di sekolahnya. Siswa itu adalah Aditya Rasya Hermawan, siswa kelas 11 IPA pindahan dari Bandung yang kini sekelas dengan Doni. Aditya adalah pria dengan visual yang tak kalah menarik dengan Doni. Ia memiliki tinggi 176 dengan berat badan 60 Kg, kulit putih, rambut coklat, mata coklat, alis tegas, hidung mancung, dan senyuman yang manis membuat heboh sekolah karena saat ini sekolah itu memiliki 2 pria dengan visual menawan yaitu Doni dan Aditya.

Hari pertama masuk sekolah baru, Aditya sudah banyak memiliki penggemar. Kepribadiannya yang baik, ramah, dan friendly membuatnya tidak kesulitan mendapat teman. Bahkan dia sudah akrab dengan semua petugas sekolah mulai dari satpam, tukang bersih-bersih, hingga para ibu kantin. Siang itu pandangan Dinda masih sangat fokus tertuju melihat Aditya yang sedang makan dan asyik mengobrol dengan teman barunya dari anak 11 IPA.

"Woiii, ngapain lo liatin dia mulu. Wah jangan jangan lo naksir juga ya sama kaya cewe cewe yang lain" kejut Kirania yang daritadi melihat makan siang Dinda tak kunjung ia santap.

"Ahhh,, nggaaa" ucapnya canggung mulai menyantap makan siang

Tiba tiba seseorang menaruhkannya segelas jus strawberry, yang tak lain itu adalah Doni

"Hai Adindaaa, kamu lupa ya pesen ini" ucapnya yang kemudian duduk di samping Dinda

Dinda yang merasa terkejut langsung mengatakan, "Ahh, iyaaa terimakasih Kak"

"Ngga tau tuh, dari tadi dia sibuk ngeliatin...Awwhhh sshh,, sakiiiiit" pekik Kirania yang terhenti bicara karena kakinya ditendang Dinda dari bawah meja

"Kenapa? Liatin apa?" tanya Doni penasaran

"Ahhh, ngga kak" ucap Dinda yang kemudian tersenyum.

Obrolan mereka dilanjutkan dengan topik yang berbeda, namun ditengah tengah obrolannya sesekali Dinda melirik dan mengamati Aditya sampai akhirnya jam istirahat berakhir.

Selama pelajaran, untuk pertama kalinya Dinda tak bisa merasa fokus, pikirannya terus dibayangi dengan Aditya yang suaranya sangat mirip dengan si misterius. Kirania tak banyak bicara, ia hanya melihat Dinda heran dan kemudian melanjutkan belajar. Hari ini tak ada yang memahami apa isi kepala Dinda, masih dengan melamun saat ia pulang sekolah dan berdiri di depan gerbang untuk menunggu Mang Agus menjemputnya.

"Din, lo balik duluan ya. Katanya kelompok gue mau kerkom hari ini, jadi gue mau ke rumah Sinta bareng dia. Lo ngga papa kan gue tinggal sekarang" ucap Kirania yang juga menunggu Sinta mengambio motornya

"Iyaaa ngga papa, santai aja" ucap Dinda

"Jangan ngelamun terus dong., gue kan jadi khawatir. Lo ada masalah? Atau lo lagi sakit?" khawatir Kirania yang langsung memegang jidat Dinda memeriksa apakah suhu badannya tinggi

"Ihhh, apaan sih, aku ngga papaaa" balas Dinda yang menepis tangan sahabatnya

Tak lama kemudian, Sinta datang untuk menjemput Kirania pergi bersama ke rumahnya. Setelah berpamitan mereka pergi dari hadapan Dinda. Bersamaan dengan waktu it, Doni muncul

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang