35. Tangis Dibalik Tawa

8 3 0
                                    

Sejak dini hari, suasana rumah Dinda sudah sangat ramai orang yang berlalu lalang. Gerbang rumah mewah itu sudah terbuka dengan lebar lengkap dengan 4 orang security yang bertanggungjawab untuk keamanan. Seisi rumah Dinda dari pintu masuk hingga taman belakang tampak dipenuhi dengan berbagai dekorasi photobooth untuk swafoto bagi para tamu undangan yang hadir nantinya. Taman belakang yang sudah tampak indah dengan dekorasi bunga-bunga segar dan berbagai hiasan lainnya menggambarkan bahwa hari ini memang acara pertunangan itu akan diselenggarakan.

Sementara di kamar Dinda, sibuk MUA sedang mendandaninya setelah sholat shubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara di kamar Dinda, sibuk MUA sedang mendandaninya setelah sholat shubuh. Riasan sederhana dan terkesan natural sudah memperlihatkan kecantikan naturalnya. Dinda hanya memandang cermin di depannya dengan tatapan hampa selama ia di rias, meratapi bahwa kini ia benar-benar hanya kan menjadi mayat hidup yang hanya menjaga raga tanpa memperdulikan rasa. Kirania yang dari sepanjang malam menemaninya hanya memandang ia haru, entah ekspresi bagaimana yang harus ia ungkapkan saat ini.

Jika semua orang melihatnya iri karena kebahagiaan Dinda, justru mungkin hanya Dinda seorang yang tak mampu merasakan apa-apa. Ia hanya tersenyum saat orang lain tersenyum menyapa, ia ikut tertawa saat orang lain tertawa, ia ikut menangis haru saat orang lain menangis haru, dan ia ikut bahagia saat orang lain juga bahagia. Bak akrtis profesional, ia memerankan semua ekspresi itu dengan sangat sempurna. Sehingga tak ada satu orang pun yang tahu bagaimana rapuhnya ia dari dalam. Pukul 08:30 Tampak Dinda sudah siap dengan riasannya dilengkapi dengan dress kebaya brukat berwarna hijau mint yang menampakan kemolekan tubuh idealnya.

Tepat pukul 9 pagi, ia mulai menjadi ratu saat berjalan menghampiri Doni dengan Kirania sebagai pengantar langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul 9 pagi, ia mulai menjadi ratu saat berjalan menghampiri Doni dengan Kirania sebagai pengantar langkahnya. Semua mata tertuju takjub pada paras cantik Dinda. Tebaran kelopak mawar da iringan musik romantis mengiringi langkah demi langkahnya menuju stage pertunangan yang indah nan megah itu.

"Apa lo benar-benar bahagia?" tanya Kirania lirih saat pandangan dan langkah mereka masih tetap anggun ke depan

"Bahagiaa" jawab Dinda masih dengan mempertahankan senyumannya

"Atau lo hanya berusaha terlihat bahagia?" tanya Kirania lagi

"Aku bahagia"

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang