14. Penolakan Pertama

14 3 0
                                    

Teriakan itu membuat seisi ruangan hening. Terlihat langkah Doni berjalan menghampiri mereka,

"Aduuuuh gimana doooong, kita ketauan! Bisa-bisa dihukum di hari pertama niiih!!" ucap Kirania khawatir

Dinda tak menggubrisnya, ia hanya duduk santai dengan tatapan tenang ke arah depan. Kirania pun hanya tertunduk seolah pasrah jika kesan pertamanya hancur saat itu juga

"Berani ya kamu ngobrol disaat kegiatan berlangsung!" teriak Doni yang semakin mendekati tempat duduk Dinda dan Kirania

'Aduuuhhhh mati gueeee' gerutu Kirania dalam hatinya sambip mata terpejam

"Ayo ke depan!" Doni menuntun tangan kedua siswi yang tak jauh di depan Kirania dan Dinda.

"Maaf kak, kami ngga bermaksud ngobrol" ucap kedua siswi itu mencoba pengampunan. Tapi bak nasi jadi bubur, mereka tetap di bawa ke depan untuk meminta maaf pada semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Haaah? Bukan kita?" tanya Kirania heran

Dinda hanya menatapnya lalu tersenyum tanpa berbalas kata.

'Aneh banget nih orang, suasana segenting ini masih bisa senyum. Ni orang polos apa bego?' tanya Kirania dalam pikirannya sendiri

Waktu pun berlalu cepat, insiden hari ini menjadi pembelajaran berharga bagi peserta orientasi untuk tetap disiplin. Tepat pukul 3 sore, Dinda dijemput pulang oleh Mang Agus. Terlihat dari kejauhan, Kirania terus mengamati gadis aneh yang ia temui.

Hari kedua masa orientasi, Dinda masih dengan penampilan mempesonanya. Kesan yang ia dapat dari semua orang sangat baik, terutama saat ia tampil ke depan untuk bernyanyi, riuh tepuk tangan seolah memberi penghargaan pada suara merdunya. Kirania semakin penasaran dengan sosok Dinda yang selalu sempurna dalam segala hal. Di gerbang sekolah, terlihat Dinda sedang menunggu jemputan. Kirania berlari menuju tempat dimana Dinda berdiri

"Haiiii...." ucap seorang pria yang kemudian berdiri di samping Dinda. Langkah Kirania terhenti melihat pria yang tiba-tiba berdiri di samping Dinda

"Kak Doni?" ucap Kirania keheranan melihatnya dari kejauhan

"Haloo kak" balas Dinda ramah

"Mau pulang yaah?"

"Iya kak"

"Lagi nunggu jemputan?"

"Iyaa kak"

"Mau aku anterin ngga?"

"Ngga perlu kak, makasih. Sebentar lagi juga mamang aku dateng"

"Ohhh kalo gituuu, boleh nggaa a......"

"Maaf ya kak, saya tinggal dulu. Mamang aku udah dateng"

Dinda kemudian bergegas memasuki mobil setelah ia berpamitan dengan senyuman dan anggukan sopan pada Kak Doni

"Ohhh okaaay" jawab Kak Doni yang kemudian menrlan ludah karena omongannya sesaat terpotong begitu saja

"Ahahahaha, dikacangiiiin" ejek Rama dan Fito yang tak jauh dari posisi Doni berada

"Sialaaaan, kalian berani ngejekin guee??" balas Doni kesal

"Ahahaha, udahlah, masih ada hari esok. Kita pergi sekarang" ajak Fito

Doni bergegas memasuki mobil kemudian pergi. Kirania yang daritadi menonton bergegas melihat kepergian mobil Kak Doni

'Apa Kak Doni suka sama si Dinda?' tanya Kirania pada dirinya sendiri

Hari ketiga masa orientasi, lagi-lagi Dinda jalani dengan sangat sempurna. Semakin banyak yang kagum dan menyukainya. Bukan hanya terlahir cantik, tapi juga pandai dan berkharisma.

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang