26. Ketika Takdir Berkata Lain

11 3 0
                                    

Selama 3 hari 2 malam acara liburan yang diadakan sekolah telah berakhir. Semua kembali beristihat ke rumah masing-masing termasuk Dinda dan Kirania

"Din, besok gue perli liburan ke rumah mama dan papa gue ya. Jadi sorry, liburan lo ngga bisa gue temenin" Ucap Kirania saat mereka baru saja tiba di rumah sore hari

"Iyaaa ngga papa, sekarang kamu istirahat ya, aku juga mau istirahat" jawab Dinda yang sempoyongan menaiki anak tangga menuju kamarnya

Sesampainya ia di kamar, bergegas ia mandi dan membersihkan diri, sampai akhirnya ia terduduk di kursi meja rias sambil sibuk mengeringkan rambutnya.

Tok..tok..tok...

"Neeeeng, maaf ganggu"

"Masuk aja bi"

"Punten ya neng, tadi teh bibi nemuin ini di saku jaket neng. Barangkali barang penting" ucapnya memberikan satu earphone

"Oh iyaaa, makasih ya bi"

"Kalo gitu bibi permisi ya neng, selamat istirahat"

Dinda tak menjawabnya karena pandangannya tertuju pada earphone yang ia pegang. Memorinya memutar kembali kejadian saat earphone itu dipasangkan oleh Aditya. Lagi lagi jantungnya berdegup kencang

"Ahhh, bagaimana cara aku mengembalikannya?" tanya dia pada diri sendiri

"Ah sudahlah, siapa suruh di kasih ke aku"

Dinda menyimpannya di dalam laci meja rias, setelah rambutnya mengering ia langsung berbaring di atas ranjang. Sekuat tenaga ia menahan kantuk, tapi akhirnya tertidur juga

*****

Keesokan harinya setelah sarapan, Kirania berpamitan pergi. Rumah terasa kosong, Dinda tak memiliki teman bermain untuk menghabiskan masa liburannya.

"Maaang, mamaaaang"

"Iyaaa neng? Kunaon? Ada apa?" ucap Mang agus yang berlari dari arah dapur

"Gini, Dinda boleh ngga belajar mobil sekarang? Kan sebentar lagi Dinda udah mau umur 17 tahun"

"Gimana ya? Kalo mamang sih ayo ajaa, tapi neng Dinda yakin bisa? Pokona niatnya jangan setengah setengah neng, harus full  biar gampang gaspolnya"

"Iyaaa Dinda yakin maaaang, hari ini kita beli mobil baru buat aku, mamang anterin aku yaaa"

******

Hari ini adalah hari ke-3 Dinda mulai belajar mengemudi dengan mobil J*zz barunya berwarna merah. Dengan ditemani dan dipandu Mang Agus ia mulai memahami. Ia belajar di jalan menuju taman yang sedikit orang berkendara dan biasa digunakan untuk latihan berkendara.

"Pokonya, neng harus fokus aja, kalo ada apa apa tu jangan panik, jangan sampe ketuker antara gas sama rem"

"Iyaaa Mang siaap, tenang aja, Dinda udah mulai paham ko" ucapnya tersenyum melihat Mang Agus

Brughhh,,,
Tiba tiba tanpa sengaja ia menabrak pengendara motor. Dinda dan Mang Agus segera keluar mobil

"Aduh mas, maaf ya,, ta,,tadi saya ngga sengaja" Ucap Dinda pada seseorang yang terjatuh dari motornya. Sementara Mang Agus membantu mendirikan kembali motor yang pengendara itu gunakan

"Iya ngga papa mba"

Sesaat mereka berdua tampak saling berpandangan karena ternyata itu adalah Aditya

"kamu? Ehh maksudnya kakak?" tanya Dinda keheranan

"euleuh geningan si Aa bageuuur"

"hehehe, iyaaaa"

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang