22. Sebuah Keputusan

9 3 0
                                    

Malam ini adalah malam yang sangat dinantikan oleh Adinda. Banyak cerita dan juga pertanyaan yang ingin ia sampaikan pada si misterius. Setelah ia terlelap tidur, perlahan nuansa seperti biasanya muncul. Kembali ia berada di taman bunga halaman belakang Vila yang ada di Bandung. Seperti biasa juga, ia duduk dan mulai memanggil si misterius

"Haiiii" ucapnya

"Hai Adindaaa, bagaimana kabarmu hari ini?"

"Aku sedang kurang baik"

"Kenapa?"

"Hari ini ada sesuatu yang lagi lagi kau tidak jelaskan padaku"

"tentang apa?"

"Hujan, tadi sore di sekolah turun hujan. Biasanya kamu selalu memberitahuku untuk hal itu. Dan juga keterlambatan mamang jemput aku"

Si misterius hanya terdiam

"Kenapa ngga jawab?"

"Aku selalu mengawasimu Adindaa"

"ya teruuuus?"

"Aku akan selalu melindungi kamu Adindaa"

"Hmmm,,,kalo gitu, kapan kita bertemu?"

"Nanti"

"Nanti itu kapaaan? Aku ingin tau kamu, wujud kamu! Ngga hanya suaraaa!!" bentak Dinda

Kembali si misterius terdiam

"Kamu ingat tentang seseorang yang dulu pernah ku ceritakan saat aku bertemu dengannya di toki perhiasan Mba Nita, seseorang yang suaranya mirip dengan kamu"

"Iyaaaa"

"Hmm, mungkinkah itu kamu?"

Si misterius hanya terdiam

"Namanya Aditya, dia kakak kelas aku, pindahan dari Bandung...." dengan sangat detail ia menceritakan sosok Aditya yang ia temui mulai dari kejadian tadi pagi, kejadian di kantin, sampai kejadian saat hujan itu turun

"Apa menurutmu itu hanya kebetulan? Aku hanya ingin tau, kamu itu seperti apa" tanya Dinda mulai kesal

"Apalah arti sebuah nama" balas si misterius

"Itu sangat berarti buat aku!!" Teriak Dinda

Si misterius terdiam,

"Aku sedang bingung dengan perasaanku saat ini, bertambah bingung saat aku bertemu Aditya. Kamu tau, kamu adalah satu satunya yang menemani, menjaga, dan melindungi sejak papa dan mama meninggal. Ya aku tau aku kurang ajar, mungkin. Tapi ntah dari kapan perasaan ini muncul. Aku menyukaimu, menyukai caramu berbicara, menyukai caramu terus mengawasi dan menjagaku. Tapi pada kenyataannya, kamu tak pernah muncul, bahkan aku tak pernah tau wajah kamu seperti apa" Dinda terdiam lalu menghela nafas panjang dan kemudian lanjut berbicara

"Hari ini Kak Doni nembak aku lagi, aku bingung harus jawab apa"

"Kamu menyukainya?"

"Aku ngga tau, tapi dia orang yang baik dan seperti kata orang orang, dia berubah jauh lebih baik ya aku menyukainya karena dia orang yang baik. Tapi aku teringat perkataanmu bahwa Kirania menyukainya."

"Jadi kamu menolaknya hanya karena Kirania menyukainya?"

"Bukan, aku menolaknya,,,mmmmm,,,a,,akuuu,,menolaknya, karenaa,, yaaa ,karenaa..."

"Karenaaaa???"

"Karena aku menyukaimu"

"Ahahaha, Adinda kau sedang bercanda ya?" tawa si misterius tiba tiba membuat Dinda merasa sedih dan menangis

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang