39. Keputusan dari Sebuah Penantian

7 3 0
                                    

Jam 10 malam Dinda sudah sampai di rumah setelah ia diantarkan oleh Doni sehabis acara perayaan Anniversarry mereka. Masih depan pintu rumah, Doni tak kunjung pergi sebelum Dinda menutup pintunya

"Udaaah sanaaa, mendingan kamu pulang sekaraaang" tutur Dindaaa

"iyaaa nanti aku juga pulang kalo kamu udah masuuuk,, makannya sekaraang cepetan masuuuk" balas Doni

"Issshhh apaan siihh, lebay banget,,ahaha. Lagian kan aku udah di rumaaaaah"

"Ngga papaaa, aku suka aja ngelakuinnya"

"Dihhh,,,bener beneer yaa, bucinnya Dinda!!" ledek Dindaa

"Biariiin, kan emang bener bucinnya Dindaa,,ahaha"

"Yaudah kalo gitu aku pulang dulu yaaah, kamu hati hati pulangnyaaa, kalo udah sampe kabarin akuuuu"

"Siaaap Adindaaakuuuu, lagian kapan aku ngga pernah kabarin kamu?"

Pertanyaan itu hanya Dinda balas dengan senyum mesem nya. Setelah melambaikan tangan, ia perlahan mundur menjauhi Doni segera memasuki rumaaah

"I love youuuu Adindaaaa" ucap Doni dengan suara agak keras

"i love you too bucinnya Dindaaa"

Jleeeb....
Balasan pernyataan itu akhirnya terdengar di telinga Doni. Setelah jutaan kalimat i love you baru kali ini berbalas i love you too. Jantungnya berdegup kencang, perasaannya melayang, senyumnya merekah menghiasi paras tampannya. Sementara Dinda tersipu malu bergegas menutup pintu dan masih berdiri dibelakang pintu itu.

"OMG... ahahahha...i love youuu Dindaaa,, i love youuuuuu,,uuhh,,hhha" teriak Doni seolah tak perduli bahwa mungkin saja teriakannya mengganggu orang lain

Langkahnya mundur menjauhi pintu, perlahan menuruni anak tangga dan bergegas menuju mobil. Dalam setiap langkah mundurnya tak henti ia tertawa gembira sambil terus mengucap kalimat i love youuu dari bucinnya Dindaaa. Ia bergegas memasuki mobil dan dengan semangat melajukannya.

Sementara di balik pintu, Dinda masih senyum senyum sendiri dibuatnya.
"Dasar Kak Doniiii, benar benar bucinnya akuu" ucapnya lirih kemudian bergegas memasuki kamar. Segera ia membersihkan diri.

30 menit kemudian ia keluar dari kamar mandi. Dengan tangan memegang handuk yang masih mencoba mengeringkan rambut basahnya. Terlihat sebuah notif dari ponselnya yang tak lain adalah 2 panggilan video yang tak terjawab kemudian disusul dengan satu pesan yang lekas ia baca.
'Aku udah sampai rumaaah, selamat istirahat Adindakuuu' tulis pesan itu. Dinda senyum senyum sendiri karena terbayang kejadian tadi.

Segera ia duduk di meja rias, menyalakan hedrair untuk mengeringkan rambutnya. Sambil menatap cermin ia masih saja senyum senyum sendiri sampai akhirnya pandangan itu tertuju pada sebuah mini kalender berisi coretan merah setiap tanggalnya.

"Hmmm, dua hari lagi adalah tepat penantianku selama 7 tahun menunggumu" ucapnya lirih sambil mencoret tanggal hari ini. Setelah rambutnya mengering, segera ia berbaring di tempat tidur
"Aku masih akan setia menunggumu sampai dua hari ke depan" tutur Dinda yang kemudian ia terlelap tidur

******

Dua hari kemudian Dinda mengajak Doni makan di mall. Mereka langsung ketemuan di tempat yang dijanjikan. Sebelum makan mereka berkeliling untuk membeli pakaian yang Dinda inginkan. Yang dibeli Dinda justru bukan hanya pakaiannya, tapi juga pakaian couple bersama Doni. Setelah berbelanja mereka pergi ke pusat makanan dan minuman. 15 menit menunggu pesanan yang akhirnya siap terhidang di atas meja

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang