40. Akhir Sebuah Penantian

18 4 0
                                    

3 minggu masih tersisa sebelum acara pernikahan keduanya. Dinda masih saja sibuk dengan berbagai urusan dan kepentingannya.

"Haloo sayaaang" jawab Dinda saat ia menerima sebuah panggilan dengan nama kontak Bucinnya Dinda

"Ohh, oke okeee, ini aku udah di jalan ko" ucap Dinda sambil terus fokus menyetir mobil

"hmmm,, iyaa ngga papaa, aku tunggu disana yaaa. Okeee, see youuu" ucapnya mengakhiri panggilan

Hari ini adalah hari dimana mereka fitting baju pernikahan. Sesampainya ia di butik, segera ia diantarkan oleh pelayan yang sudah menunggunya. Tak lama kemudian Doni datang. 2 jam lamanya mereka melakukan fitting baju dan asyik mengobrol dengan pemilik butik kenalan Doni. Keduanya kembali berpisah, Doni yang harus segera pergi karena ada meeting sedangkan Dinda yang bergegas memeriksa persiapan gedung pernikahan mereka.

Dengan sangat anggun dan berwibawa ia menemui dan mendiskusikan kembali mengenai persiapan gedung bersama kru WO yang Kirania pesan. Tepat di tengah obrolan mereka, terlihat sebuah bayangan mirip Aditya terlintas dalam pandangannya.
Dengan langkah tergesa-gesa ia segera berlari meningglakn obrolan tersebut.

"Adit? Adiiiiiit? Dimana kamu? Adiiiiiit?" panggil ia mencari sosok Aditya yang sangat ia rindukan.

setelah 7 tahun lamanya, bayangan itu muncul dalam pandangan Dinda tanpa wujud. Kirania yang panik, segera mengejar dan menghampirinya

"Din lo kenapaaa?"

"Tadii gue liat Adiiiiiityaaaa" ucapnya menahan tangis dalam deburan emosional yang tak karuan

"Tadi Adit ada di sini Raaan, aku liat diaaaa" ucapnya panik

"Sabaaar Diiin sabaaaar, ngga mungkin Aditya ada disini" ucapnya sambil terus menenangkan Dinda

"Lo kenapa sih ngga percaya sama gue!!! Tadi Adit beneran ada di sini!!" Bentak nya pada Kirania. Untuk pertama kalinya Kirania melihat Dinda semarah ini.

Dinda yang seperti orang gila terus berjalan kesana kemari mencari sosok Aditya tak lupa ia memeriksa CCTV yang bahkan tak ada bukti bahwa Aditya datang kesana.

Kirania yang panik, segera melakukan panggilan pada Doni. 15 menit kemudian Doni sudah tampak di dekat gedung itu, segera menghampiri untuk menenangkan Dinda

"Sayaaang kamu kenapa? Ada apaaa?" tanya Doni yang melihat keadaan Dinda yang jauh dari kata baik baik saja. Matanya hampir membengkak karena tangisan.

"Aaaa,,a,,akuu,, aku tadi liat Adit disiiiini,,, beneraaan, aku ngga bohoooong,, akuuu liat Adiiiitthhhhhhh" tangisnya semakin menjadi yang kemudian menyebabkan ia pingsan karena stress dan tertekan

Seminggu ia hanya terbaring di ranjang pasien rumah sakit. Bukan karena ia sakit parah, tapi karena ia tak sanggup untuk melakukan aktivitas apapun. Sebenarnya satu hari setelah pingsan ia sudah bisa pulang tapi Dinda menolak.

Dalam pikirannya ia hanya berharap ia kembali koma agar mampu mengulang semuanya dari awal lagi, waktu ia bertemu dengan Adit di alam mimpi. Jika harapannya tak kunjung terkabul, doanya hanya satu. Ia hanya ingin segera mati.

Tapi sudah hampir seminggu ini ia hanya menunggu tanpa ada tanda apapun. Dinda kembali mendapat nasihat Dokter Ayu sampai seminggu kemudian pikirannya kembali jernih dan ia siap kembali pada kenyataan bahwa Aditya benar benar hilang jejak dan takan pernah kembali. Usaha 7 tahun lamanya hanya kandas beberapa menit karena sebuah bayangan yang mirip Aditya. Ia kembali mencoba mewaraskan pikirannya. Teringat pada apa yang ia janjikan untuk Doni bahwa ia akan mencintai dan bersamanya sampai akhir sisa hidupnya.

1 minggu kemudian acara pernikahan Dinda dan Doni berjalan dengan lancar, keduanya resmi menjadi pasangan suami istri. Dinda kembali menjalani hari sebagai aktris yang profesional untuk menutupi kerapuhan hatinya. Bahkan pada Doni, suaminya sendiri ia tak mampu berbagi cerita lagi. Usahanya harus ia lakukan dari awal lagi. Dalam postingan pernikahannya, Adinda masih memberikan caption bahagia bersama bucinnya Dinda. Padahal saat itu hatinya kembali dilema.

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang