27. Doni dan Aditya

6 3 0
                                    

"Kak Dinda habis darimana aja siiih, Loli cape looh nungguiiin" ucap gadis mungil yang pandangannya menengadah melihat Dinda. Segera Dinda berjongkok menatap manis si gadis itu

"Maaf yaaa Loli, kakak ngga tau kamu bakalan kesini"

"Loli bawain kakak kue, tapi udah Loli makan sebagian,,hehe"

"Iyaaa, ngga papa sayaaang, makan ajaa. Bentar yaaa, kakak simpen ini dulu ke kamar"

Dinda mengambil semua tas belanjaan di tangan Doni dan bergegas masuk ke kamar. Sementara Doni duduk sinis menghadap Aditya yang sedang memangku Loli.

Sesampainya di kamar, Dinda segera melihat ponsel dan didapatinya 22 panggilan tak terjawab

"Ahhh siaal, aku tak mendengar dia memanggil. Lagian ngapain juga dia harus kesini? Darimana dia tau alamatkuuu,,,, aduuuuh gimana ini" ucapnya dengan gelisah dan terus mondar mandir.

"Sebaiknya aku turun ke bawah" Bergegas Dinda kembali turun menemui mereka.

"Sorry yaa aku langsung kesini, soalnya Loli nangis terus pengen ketemu kamuu. Aku tadi udah coba telpon tapi ngga satu pun kamu jawab"

Tanpa banyak bicara Dinda hanya bisa pasrah, toh mereka sudah ada disini, ngga mungkin juga Dinda mengusirnya.

******

Setelah sholat isya berjamaah, semuanya berkumpul di meja makan termasuk Doni, Aditya, dan juga Loli.
Suasana hening saat mereka sibuk menyantap makanan

'Duuuh, jangan sampe deh ada perang dunia ketiga' ucap Dinda dalam hati saat melihat tatapan Doni dan Aditya satu sama lain.

"Kak Dinda Kak Dindaaa, boleh ngga Loli nginep disini?" pertanyaan itu mengejutkan Dinda

"Mmmm, gimana yaaa?"

"Ngga boleh sayaang, kita harus pulang. Ayo habiskan makanannya, kita nanti langsung pulang yaaa" bujuk Aditya

"Tapi kaaaak,,,,"

"Ehhhh ko anak manis gitu sih, nanti kakak beliin kamu hadiah"

"Asyiiiik, tapi nanti Loli mau di dongengin lagi sama Kak Dinda"

Uhuuk,,uhukkk,,ehhmmmm,,mmmhh
Sontak perkataan itu membuat Dinda terbatuk. Dengan sigap Doni melihat ke arah Dinda seolah curiga ada sesuatu yang mereka sembunyikan

"Emangnya kapan Loli di dongengin Kak Dinda?" tanya Doni manis seolah ingin mengetahui apa yang terjadi karena anak kecil tak mungkin berbohong

"Tadi malaaam" ucapnya imut

"Tadi malam Loli diceritain dongeng kancil sampe Loli tidur, terus kemarin juga Loli main sama Kak Dinda tapi bukan disini, di rumah Loli..." penjelasannya begitu detail seolah ia mengingat semua apa yang dilakukannya dengan Dinda

Doni merasa kesal tapi ia menyembunyikannya. Dinda hanya terunduk tak mau berkomentar, sementara Aditya menghentikan cerita adiknya itu

"Loliii, udaah yaaa, ayo kita pulang sekarang,,"

Loli mengangguk. Keduanya berpamitan dan pergi setelah Loli memeluk Dinda.

"Kak Doni?" ucap Dinda merasa tak enak

"Aku juga pulang ya" jawabnya singkat seolah tak perduli dengan penjelasan Dinda

"Btw, makasih ya buat hari ini. Selamat malaaam" Bergegas Doni pergi setelah mengelus rambut panjang Dinda.

"Aduuuh, kenapa harus kaya gini sihhh" ucap Dinda yang bergegas masuk.

******
1 jam kemudian di rumah Aditya, terdengar seseorang mengetuk pintu

"Sebentaaaar" teriak Aditya yang bergegas dengan langkah tergesa gesa untuk membuka pintu.

Bughhhhhh,,brakkkhh
Aditya terjatuh ke lantai setelah satu tonjokan keras tepat mengenai hidungnya

"Mau lo apa bangs*t!!" Ucap Doni menyeret Aditya keluar dengan memegang kerah baju nya. Satu tonjokan kembali mendarat di pipi kiri Aditya

"Stop Don!!"
Bughhhh, satu tonjokan mendarat di pipi kiri Doni

Keduanya terlibat dalam perkelahian adu tonjok, saling bergulingan di lantai, kemudian berdiri saling baku hantam perut, dan saat ini Doni yang dipojokan Aditya karena badannya tertahan tembok dengan kerah yang digenggam erat kedua tangan Aditya.

"Mau ngapain lo kesini?" teriak Aditya

Kini Aditya yang terlempar saat Doni memukul bagian perutnya.

"Gue yang harusnya nanya sama lo, ngapain lo datang lagi ke kehidupan gue? Belum puas lo lihat gue sengsara!!" teriak Doni pada Aditya yang sedang terduduk kesakitan dilantai

Ya ini bukan pertemuan pertama mereka, sebelumnya mereka saling kenal bahkan akrab satu sama lain.

Adinda | Jeno Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang