Seorang pria berjas hitam berjalan dengan sepatu pantofel nya membuat suasana semakin mencekam karena suara sepatu yang menggema kemana-mana.
Tangannya dia ulurkan untuk membuka sebuah pintu yang di dalam sana sudah berisi kan 5 orang lelaki terduduk di lantai sambil menunduk. Keadaan wajah mereka sangat kacau yaitu mulai dari hidung yang mengeluarkan darah serta luka luka lainnya di sekitar pipi.
Dengan santainya, pria berjas hitam itu duduk di kursi dan mengangkat kakinya di meja, sudah bisa di pastikan bahwa dia adalah atasan dari 5 orang yang terduduk tak berdaya di lantai tadi.
" Kalian memang tidak becus. " Ujarnya dengan suara berat lumayan serak, benar benar menyeramkan untuk di dengar.
" K-Kami— " Baru saja salah satu dari kelima orang tadi ingin menjawab, sebuah pisau melayang nyaris mengenai lehernya, jika saja dia tidak cepat untuk menghindar dan pisau itu berakhir tertancap di sebuah papan putih di belakang mereka yang terdapat banyak foto foto seorang lelaki manis.
" APA SUSAHNYA KALIAN MEMBAWA SATU ORANG KE SINI!? " Pria itu berdiri untuk menghampiri pria yang terduduk paling kanan lalu mencekik lehernya, " Dan kau... Terlalu bodoh hanya untuk melawan satu orang lelaki saja! "
" T-Tuan... S-saya hampir membunuh anak dan kandungannya itu hanya saja ada lelaki lain yang m-membantunya.. " Ujarnya susah payah.
" Kau sudah berbicara soal itu beberapa kali kepada saya! Dia hanya seorang kan?! Tidak bisa kah kau menyingkirkannya juga!??
" M-m— "
" Dan saya sudah memberi kan kalian semua beberapa hari lagi atau malah beberapa minggu untuk menangkap anak itu, tapi apa? Kalian juga belum bisa menemukannya! Dasar bodoh! " Karena amarah yang sudah memuncak, pria itu mendorong pria yang ia cekik tadi ke dinding hingga tak sadarkan diri. Bunyi retakan tulang yang mungkin memang berasal dari tubuh sang pria benar benar terlihat mengerikan apalagi kepala itu sudah mengeluarkan darah yang setiap detiknya semakin banyak keluar.
Tanpa memperdulikan apakah sang pria hanya pingsan atau bahkan meninggal sekalipun, pria berjas itu menatap keempat orang yang tersisa, " Kalian sudah tahu akibatnya, bukan? Tidak mau keluarga kalian saya buat meninggal dengan membakar rumah kalian habis habisan, kan? CEPAT TEMUKAN JUNGWON! Jika kalian tetap tidak bisa, jangan menyesal untuk nasib kalian kedepannya, setidaknya bunuh janin yang dia kandung. "
ू˃̣̣˂̣ ू
" Kenapa nggak enak ya! " Dumel Sunghoon setelah merasakan nasi gorengnya.
" Itu karena lo nya aja yang nggak bener! Nasi gorengnya enak kok! " Balas Jay karena dia sempat menyicipi nasi goreng Jungwon tadi.
Sebenarnya dia juga ingin memakan makanan itu tapi tidak enak dengan salah satu pelayan yang Sunghoon suruh tadi. Karena saat dia menelpon ingin meminta membeli nasi goreng untuk nya juga, pelayan yang sudah berumur setengah abad atau lebih sering Jay panggil bibi daripada maid itu, ternyata tinggal beberapa langkah lagi sampai ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐲 (𝐉𝐚𝐲𝐰𝐨𝐧)
Fanfiction❝Takdirlah yang berhasil menemukan Jay dengan seorang lelaki manis, yang berhasil mengubah seluruh kehidupannya menjadi lebih berwarna.❞ ©2021 , jelanyxh