¢н-25

2.2K 287 35
                                    

Terik matahari begitu menyengat menyapa wajah penuh keringat seorang pemuda berpakaian orange

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terik matahari begitu menyengat menyapa wajah penuh keringat seorang pemuda berpakaian orange. Sapu yang berada di tangan nya terus di ayun ayun dengan pelan membersihkan dedaunan di depannya.

Selesai mengumpulkan berbagai tumpukan sampah plastik dan dedaunan di satu tempat, bokongnya ia jatuhkan di trotoar, membuka masker serta topi yang sedaritadi ia pakai, bertujuan agar tidak satupun orang bisa mengenalinya.

Tangan itu terangkat untuk menghapus keringat yang berceceran dari rambutnya. Memeriksa kantung celana berharap di sana masih tersisa sedikit uang, senyum manis dengan dimple pun seketika terlihat ketika tangannya menemukan uang berwarna ungu, hanya satu. Setidaknya itu bisa di pakai untuk membeli satu botol minuman.

Memakai masker dan topinya lagi, dia menyapu sampah sampah yang telah ia kumpulkan tadi ke dalam karung, menaruhnya di tempat semestinya agar jalanan sekitar yang sudah sepi itu bersih.

Kakinya berjalan di atas trotoar, kepalanya tertunduk tetapi sesekali mendongak untuk memastikan di depannya tidak ada orang agar tidak terjadi tabrakan.

Sesampainya di sebuah warung kecil di tepi jalan, dia segera menyerahkan uang sepuluh ribunya untuk membeli minuman karena tenggorokkan yang terasa kering.

" Terimakasih, bu. " Suara lembut keluar sesaat ia menerima kembalian lima ribu dan sebotol air.

Kembali berjalan untuk menemukan tempat yang sedikit teduh. Pohon rindang menjadi solusinya, duduk di atas batu dan membuka maskernya untuk meneguk air itu hingga tersisa setengah botol.

" Hah... " Helaan nafas terdengar, dia memijat dahinya karena merasa sedikit pusing akibat berjemur terlalu lama di bawah sinar matahari demi pekerjaannya sebagai...penyapu jalanan. Gaji? Tentu ada, yah walaupun itu sangatlah sedikit, 10 ribu perhari. Baginya, itu sangatlah istimewa karena di dapatkan dengan cara yang benar, bukan hasil dari... 'Bekerja malam' , contohnya.

Mata dengan kelopak mata yang khas dan bulu mata yang lentik itu menatap mobil mobil yang berlalu lalang di depannya. Ramai dan semua orang itu terlihat bahagia. Tawa miris terdengar dari mulutnya, ingin sekali orang orang menganggap keberadaannya tetapi seketika ia tersadar jika semua keadaannya sekarang ulah dirinya sendiri. Di tambah pekerjaannya, dia hanya kalangan bawah yang memang tidak pantas di anggap ada.

Merasa sudah cukup untuk berteduh, dia memilih berdiri dan harus mengembalikan sapu ini.

ू˃̣̣˂̣ ू

Senyuman manis tidak perlu luntur menyertai perjalanan pulangnya, tidak di sangka tadi boss nya itu memberikan upah lebih banyak, 20 ribu, ia merasa hari ini benar benar memihak padanya.

Uang itu akan dia hemat sebisanya mungkin, untuk 3 hari rasanya cukup. Kantung kresek yang ia bawa di goyang goyangkan karena terlalu senang, di sana terdapat dua bungkus mie instan yang terus menjadi makanannya setiap hari. Walaupun dia sudah tahu dia memiliki masalah pada lambung dan pernafasan akibat keseringan memakan makanan instan seperti itu, tidak ada pilihan lain selain tetap mengonsumsinya. Dia ingin sekali membeli nasi uduk atau semacamnya tapi itu pasti harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak sementara uang kontrakan nya pun harus di bayar setiap bulan. Telat sedikit saja dia bisa langsung di usir dari sana.

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐲 (𝐉𝐚𝐲𝐰𝐨𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang