" Jake, duduk. " Perintah Jay menarik Jake hingga duduk di sebelahnya, dia khawatir tapi semakin di buat pusing karena Jake yang berjalan mondar mandir sambil mengigiti kukunya, kebiasaan buruk yang sangat Jay benci.
Mereka semua takut Sunghoon serta kandungan kenapa-napa di dalam ruangan IGD sana tapi Jake juga tidak boleh se-stress ini, bahkan tadi ketika Jake yang mengemudikan mobil ke rumah sakit mereka sempat melanggar beberapa kali lampu merah.
Mau tidak mau Jay memaksa Jake untuk berhenti di tepi jalan sebentar untuk bertukar posisi, gila saja, dia seperti ingin membawa mereka semua ke ambang kematian sementara keadaan Sunghoon sudah semakin parah dengan darah yang terus keluar dari kakinya hingga mengotori seluruh jok tengah mobil.
" G-gue takut Jay... S-sunghoon... " Jake menunduk dan mulai meneteskan air mata yang daritadi ia tahan. Pasusu ini memang sering bertengkar dan ngambek-ngambekkan tapi di saat seperti inilah terlihat jelas kepedulian mereka satu sama lain. Jake bisa melakukan hal nekat apapun untuk membuat Sunghoon selalu aman di dekatnya, dan jika kandungan itu kenapa napa... entahlah apa yang akan terjadi setelahnya.
" Lo harus yakin Jake! jangan lembek lah cok , adek gue lagi berjuang di dalam sana seharusnya lo terus berdoa semoga bayi kalian sama Sunghoon baik baik aja, nggak usah nangis, cowo bukan!? "
Walaupun mulut itu terus mengomel, Jay tetap memeluk Jake, memberi pria itu keyakinan bahwa semua akan baik baik saja.
Tak terlalu beda keadaannya dengan Jake, Joy ikut menangis di pelukan hangat Sungjae. Bagaimana bisa dia tenang tenang saja sementara Sunghoon, anak satu satunya yang mereka punya dan sangat mereka sayangi, mengalami masalah mengerikan seperti ini di hari pertama mereka berlibur. Apalagi cucu mereka yang masih berada di perut itu, bagaimana kondisinya melihat tadi Sunghoon sudah pendarahan hebat, apakah mereka masih mempunyai harapan bayi itu bisa bertahan di dalam sana?
" K-kak Jake mau minum? " Tanya Jungwon pelan menyondorkan sebuah botol air mineral. Jangan lupakan dia juga membawa kantung kresek yang berisi air mineral tersisa untuk yang lain. Sepertinya mereka terlalu kalut sampai Jungwon pergi untuk membeli minuman pun semuanya tidak sadar bahwa anak itu menghilang.
Jay melepas pelukannya, mengambil botol yang Jungwon sodorkan dan memaksa Jake untuk meminumnya, " Kamu beli di mana won? " Tanya Jay menyuruh Jungwon duduk di sebelahnya.
" Di depan rumah sakit, Jungwon lihat muka kak Jake pucat banget jadi karena ada beberapa uang yang nggak sengaja kebawa di kantung baju, jadi Jungwon beli minuman. "
" Nanti kak Jay ganti ya. " Ujar Jay mengelus gemas surai Jungwon.
" Ish nggak! Nggak usah, kan uang yang Jungwon punya juga dari kak Jay, buat apa di ganti. Oh ya, Jungwon ada beli coklat, kak Jay mau? " Tanyanya persis seperti anak kecil, mata hitam legam yang bulat serta pipi tembamnya.
Jika saja mereka hanya berdua di sini, sudah pasti Jay akan memeluk Jungwon dan mencubit pipi merah alami itu, tetapi untuk sekarang dia tahan mati matian karena tidak mau menjadi bahan ledekan semuanya. Jangan sangka di keadaan seperti ini Seulgi dan Jimin tidak jahil kepada anaknya sendiri apalagi mereka memang menginginkan Jay untuk menjadikan Jungwon miliknya alias...pacar(?), mungkin...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐲 (𝐉𝐚𝐲𝐰𝐨𝐧)
Fanfiction❝Takdirlah yang berhasil menemukan Jay dengan seorang lelaki manis, yang berhasil mengubah seluruh kehidupannya menjadi lebih berwarna.❞ ©2021 , jelanyxh