Episode 5

42 1 0
                                    

Ibu Kota


"Siap bos!" Jawabnya

Kemudian aku beranjak pergi ke kantor ku, setelah sekian lama mobilku di servis tapi tak punya ganti. Maka dari itu aku pulang pergi naik angkot, rasanya pegel juga kalau harus pulang pergi naik angkutan umum ditambah macet dan juga polisi udara di Jakarta yang tambah membuat aku tak nyaman, sebenarnya masih enakan tinggal di Bandung cuacanya masih sejuk dan asri tapi kalau di daerah kotanya hampir sama juga dengan Jakarta tapi bedanya di Jakarta sangat padat penduduk. Tetapi mau bagaimana lagi kalau tidak begini maka aku akan sulit mencari uang apalagi karna aku dipindah tugaskan di Jakarta, kalau di luar pulau mungkin aku akan lebih mempertimbangkan ongkosnya buat balik kampung ke Bandung. Sementara itu, orang tuaku tinggal di Bandung dan aku disini memiliki rumah dinas sendiri, awalnya aku masih nge-kos tapi syukur karena aku sudah dapat pekerjaan yang lumayan kini aku punya rumah sendiri dan tak perlu membayar biaya sewa, apalagi karena di Jakarta biaya sewanya mahal bukan hanya kontrakan tetapi juga kos-kosannya.

"Btw, hati-hati jangan ngebut!" Ujar Rian seraya mengingatkan

"Iya sip!" Jawabku

***

Kali pertama aku menginjakkan kakiku di Jakarta, ini seperti layaknya aku berada di sebuah tengah-tengah perkotaan yang sangat sibuk dimana banyak orang-orang yang berjalan silih berganti, gedung-gedung nan megah berdiri bak pencakar langit yang jika kamu mendongakkan kepala kamu maka kamu akan merasa terkejut betapa tingginya gedung tersebut. Tak ayal banyak orang yang datang ke Jakarta bukan hanya untuk mencari peruntungan tetapi mereka juga berusaha memulai kehidupan barunya di Jakarta. Bak kota Metropolitan yang serba ada selain banyaknya Pertokoan, Mall, Bioskop, Hotel, Restoran dan Apartemen megah nan mewah. Bukan cuma sebagai tempat perputaran uang tetapi bisnis dan juga teknologi yang berkembang pesat di dalamnya, namun bukan hanya itu saja tak pelak hidup di Jakarta bukan cuma bak Ibu Kota tetapi juga keras bahkan lebih keras dari Ibu Tiri.

Aku mencoba menguji dan mencoba peruntunganku di kota yang besar ini, awalnya aku bingung akan kemana tapi untung saja pas lulus sekolah aku sudah menyiapkan tabungan untuk pergi ke Jakarta dan mencoba mencari pekerjaan. Untung saja Rian yang notabene adalah orang Jakarta asli kini dia sudah balik lagi ke kampung halamannya di Jakarta, namun sayangnya kini dia tinggal seorang diri dan mengurus bengkel milik ayahnya.

"Rian!" Seruku

"Lah Arya?" Jawabnya kaget seraya tak percaya dengan yang ia lihat

"Lo ngapain dimari?" Tanya Rian seraya tak percaya telah melihat sahabat sekolahnya yang tak lama berjumpa

"Gue tadinya mau cari kontrakan!" Jawabku

"Kontrakan?" Tanyanya

"Lo ke Jakarta jauh-jauh mau nyari kontrakan?" Tanyanya lagi seolah tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya

"Ia gue, emang ke Jakarta mau sekalian kuliah dan kerja" jawabku

"Owh Lo mau lanjutin kuliah!" Jawabnya

"Btw, sini masuk dulu!" Ujarnya sembari memperlihatkan rumahnya yang berada tepat di belakang bengkel miliknya

"Btw ini bengkel punya Lo?" Tanyaku

"Iye, awalnya ini punya babe aye, terus jadi aye yang ngelola!" Jawabnya

Sudah hampir dua tahun tak berjumpa setelah kita saling lulus sekolah di salah satu SMA di Bandung kini Rian sudah kembali ke kampung halamannya yaitu di Jakarta dan meneruskan usaha milik ayahnya yaitu bengkel mobil dan motor. Bukan hanya itu Rian juga memiliki banyak kontrakan, walaupun sebenarnya Rian orang yang pelit dan justru perhitungan. Tapi dia orang yang baik, dan sebagai sahabat aku sangat suka berteman dengan dia bukan hanya karena tak lama dan juga aku sangat merindukannya. Kami sempat berpelukan dan hampir meneteskan air mata karena telah lama tak berjumpa, hampir sudah dua tahun tak bertemu aku yang di Bandung masih tetap berusaha mencari pekerjaan. Sulit memang pahit getir aku alami mulai dari menjadi seorang salah satu karyawan di Mall kemudian kini aku mencoba untuk melanjutkan kuliah dengan biaya yang sudah sedikit demi sedikit aku tabung sejak lama.

"Gimana kabar Lo?" Tanyanya

"Alhamdulillah baik!" Jawabku

"Ayo silahkan duduk!" Ujarnya sambil menyuruh aku duduk

Namun ada suatu hal yang membuat aku terkejut, tiba-tiba ada sosok perempuan di rumah Rian.

"Siapa Ian?" Tanyaku

"Owh dia si Lilis anaknya Mpok Ida bocah kampung sini, masih misanan aye. Jadi dia kadang kemari bantu-bantuin aye kerjanya mah nulis-nulis aje Ama ngurusin kasir di bengkel" jawabnya

"Owh iya Lis, sini!" Panggil Rian

"Ia bang, ada ape?" Tanya Lilis

"Ini ada temen ane mau kenalan, kenalin ini bang Arya temen ane pas sekolah di Bandung" ujar Rian sembari memperkenalkan aku

"Lilis!" Ujarnya sembari memberikan tangannya yang halus dan lembut bak bidadari turun dari kayangan

"Owh, Arya!" Jawab ku sungkan sambil memegang tangan Lilis

"Eh Udeh jangan lame-lame!" Ujar Rian sembari memisahkan tangan Lilis dari tangan ku

"Ia, Rian giliran begini Lo kagak mau kenalin" ujarku

"Iye giliran bening aja lu liatin" jawabnya

Lilis atau yang memiliki nama panjang Lilis Karlina
Sebenarnya dia keturunan orang Sunda tapi ayahnya orang Betawi asli, owh iya ada info sedikit ternyata Lilis ini adalah gadis yang di gadang-gadang akan di jodohkan dengan Rian. Tetapi karena Rian tipe cowok yang kurang serius maka dari itu dia jadi sering ketinggalan START, entahlah apa mungkin Lilis bakal jadi calon istrinya Rian?

"Dia istri Lo Rian?" Tanyaku

"Baru calon ane, itu juga karena ane dijodohin sama enci ane yang orang Bogor. Bocahnya di gitu cakep sih tapi kadang-kadang kalau lagi galak ane Ampe takut, ya maklum dia udah gak punya emak sama bapak sekarang aje tinggal di rumah encinya (Tante)" cerita Rian panjang lebar

"Owh" jawabku singkat padat

"Eh Lis sekalian bikinan dia kopi ama ane juga!" Ujar Rian

"Iye Bang!" Jawab Lilis sambil ke dapur bikin kopi

Lilis tampak cantik dia memang bukan saja dekat dengan Rian tetai juga dia telah lama dekat dengan Rian, dan nampaknya tak lama lagi Rian akan melangsungkan pernikahan dengan Lilis. Terus bagaimana dengan Ara? Yang merupakan mantan pacar Rian saat masih sekolah di Bandung? Terus kenapa bisa sekarang Rian jadi bos bengkel padahal Rian sama sekali gak punya basic buat jadi montir? Ya untung aja ayahnya yang merupakan seorang Juragan kontrakan dan juga bengkel memberikan warisan ke Rian tak kira-kira hingga Rian sampai bisa seperti ini. Namun Rian memilih buat tinggal seorang diri dan tak mau dekat dengan kedua orangtuanya, apalagi ibunya yang kini juga telah memiliki suami lagi dan juga ayahnya yang juga sudah punya keluarga baru.

***

Merried By Accident (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang