Perceraian
Telah lama aku mengalami depresi yang berkepanjangan dan kemudian akhirnya memilih untuk hidup sendiri, entah kenapa seperti ini aku seperti kehilangan sesuatu dalam hidupku yang tak lain dan tak bukan adalah cinta.Untungnya saat aku menikah dengan Kak Yudha, aku dan Kak Yudha tak memiliki keturunan namun saat itu sebenarnya kak Yudha memilih untuk tetap mempertahankan hubungan kita. Pernikahan pertamaku dengan kak Yudha hanya berjalan selama satu tahun tidak kurang dan tidak lebih. Pernikahan yang sebenarnya tidak di dasari atas cinta melainkan karena perjodohan, antara keluargaku dan keluarga kak Yudha.
***
"Udah kak, aku tuh gak cinta sama Kak Yudha!" Ujarku sembari memohon agar Kak Yudha melepaskan tangannya dariku
Sudah sejak lama sejak perpisahan aku dengan kak Yudha, dia terus datang dan menghampiri aku dan berharap bisa kembali menjalin kasih dengan diriku tetapi aku menolaknya mentah-mentah. Dia sempat geram dan hampir saja memukuli aku dan peristiwa itu membuat aku jengah dan juga hampir saja depresi dan juga aku tak ingin dia menyentuhku bahkan tak ada cinta sama sekali untuknya.
Sampai di suatu ketika aku hendak bunuh diri namun kemudian tak jadi karena kakekku yang menolongku dan membawaku ke tempatnya, kini aku tinggal di rumah megah ini sendirian semenjak kakekku meninggalkan aku untuk selama-lamanya. Aku sedih dan takut aku kini sendirian dan tak punya siapa-siapa, aku tak tahu harus bagaimana. Namun kemudian aku berusaha untuk mencoba bangkit lagi hingga seseorang laki-laki misterius datang kepadaku.
Aku tak mengenali siapa dia, tingginya 180 cm lebih tinggi dari aku yang hanya 160 cm dia terlihat sangat tampan dan baik, lalu kemudian kami berhubungan dan ternyata dia adalah Arya yang tak lain dan tak bukan temanku semasa kita duduk di bangku SMA.
"Sudah sejak lama tak bertemu tapi kita harus di pertemukan seperti ini!" Ujarnya
"Ia, aku juga telah mengira bahwa kamu telah beristri maka dari itu aku terpaksa menjauhi kamu" ujarku polos
"Sebenarnya aku selalu menyimpan kamu dalam hatiku Sa, hingga aku tak sanggup untuk mencintai wanita lain selain kamu" ungkapnya dan kemudian memelukku dengan erat
"Maafkan aku Sa" ujarnya
"Kenapa kamu Yangon harus minta maaf, harusnya aku. Aku yang tak bisa untuk menerima kenyataan" ujarku sambil menangis tersedu-sedu
"Bukan kamu yang salah Sa, selama ini aku yang memilih untuk diam dan tak berani untuk mengungkapkan perasaanku yang selama ini aku pendam" Ujarnya sembari menyeka air mataku
Jarak terkadang membuatnya menjadi asing, membuat seseorang tak percaya akan kekuatan cinta. Silangit yang sama kamu berada, namun belum kamu temukan satu sosok pilihan-Nya.
Bagiku hidup hanya selalu hitam dan putih, kebahagiaan akan selalu berbanding lurus dengan kesedihan. Kita hanya menunggu waktunya bergiliran bukan?
Begitupun dengan kesunyian.
Hari ini terasa ramai, mungkin esok kita akan berdialog lagi dengan kesendirian.Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri. Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati. Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan.
Aku tak menyangka akan bertemu dengannya dengan cara seperti ini, sementara diriku kini sudah menjanda rasanya aku merasa sedih seharusnya aku bisa memberikan yang terbaik untuk Arya tetapi ini semua terjadi dan aku merasa kesal pada diriku sendiri.
Rasa yang kita anggap pergi ternyata masih ada, cuma ada kata antara aku dan juga dia, fotonya saja masih ku simpan tetapi tidak ku pajang hanya ku taru di lemariku dan ku letakkan di bagian paling dalam, itu pun jarang sekali aku sentuh. Dia memang berbeda bukan seperti Raisa yang ku kenal dahulu, hanya tinggi badannya saja yang masih sama, orang bilang kalau cinta apapun bisa terjadi tapi ini berbeda cuma sebuah rasa yang tiba-tiba nempel kemudian dia pergi entah kemana. Kayak Dejavu dia ilang terus datang dia pergi kemudian kembali, sebuah rasa yang tersimpan dengan penuh kehangatan kasih sayang tetapi banyak hal pula yang membuat itu istimewa.
Kemudian ada seorang laki-laki datang dengan wajah seramnya sembari ke arah Arya lalu memukulnya.
"Ada apa ini?" Tanya Arya
"Brengsek Lo, Lo udah ngerebut istri gue!" Ujar Kak Yudha
"STOP!" Ujarku sembari melerai mereka berdua
"Sudah, sudah kak, udah" ujarku sembari menangis dan kemudian saat mereka bertengkar aku tak sengaja terjatuh
"Au!" Seruku namun mereka tetap berkelahi sampai babak belur hingga pak satpam datang dan melerai mereka berdua
Entah dari mana datangnya kak Yudha yang tiba-tiba muncul di hadapan aku dan Arya yang sedang berpelukan, dia cemburu buta saat melihat aku dan juga Arya berduaan sementara itu aku hanya terdiam saat mereka berdua berkelahi. Aku tak kuasa dan tak sanggup menahan tangis, untung saja pak satpam datang melerai dan mereka kemudian melanjutkannya ke jalur hukum. Syukurlah tidak ada yang harus masuk penjara, dan sementara itu aku dan Arya tak bisa bertemu karena Kak Yudha masih membatasi aku hingga aku tak bisa keluar rumah.
Dan kemudian akhirnya, setelah gugatan ceraiku di pengadilan agama di sahkan dan kami tak tinggal serumah lagi, hingga kini sisa-sisa kesedihan masih terasa di dalam hatiku. Namun entah kenapa kemudian Arya datang bak angin segar dia datang memberikan cinta dan juga kasih sayangnya padaku yang sempat merasa sendirian, dan juga sangat membutuhkan sosok laki-laki yang bisa menerima segala kekuranganku.
Hingga akhirnya selang beberapa bulan setelah kita sering bertemu, Arya melamarku dan kami memutuskan untuk menikah. Tak mudah memang untuk bisa kembali mendapatkan cinta, sebab aku masih trauma dengan pernikahan aku yang pertama sedangkan Arya dia masih bujangan dan belum mempunyai keluarga. Meski terasa sulit kemudian lambat-laun kami menikmati masa-masa pernikahan kami yang masih baru seumur jagung.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Merried By Accident (END)
RomanceKetika kamu dihadapkan dalam dua pilihan dan kamu tak tahu harus memilih yang mana?. Sosok cowok yang kamu cintai namun tak bisa kamu miliki atau sosok cowok yang tidak kamu cintai namun selalu mencoba untuk mengubah hati kamu. Seandainya diantara s...