Episode 6

22 1 0
                                    

Rian Sang Penakluk


"Baru calon ane, itu juga karena ane dijodohin sama enci ane yang orang Bogor. Bocahnya di gitu cakep sih tapi kadang-kadang kalau lagi galak ane Ampe takut, ya maklum dia udah gak punya emak sama bapak sekarang aje tinggal di rumah encinya (Tante)" cerita Rian panjang lebar

"Owh" jawabku singkat padat

"Eh Lis sekalian bikinan dia kopi ama ane juga!" Ujar Rian

"Iye Bang!" Jawab Lilis sambil ke dapur bikin kopi

Lilis tampak cantik dia memang bukan saja dekat dengan Rian tetai juga dia telah lama dekat dengan Rian, dan nampaknya tak lama lagi Rian akan melangsungkan pernikahan dengan Lilis. Terus bagaimana dengan Ara? Yang merupakan mantan pacar Rian saat masih sekolah di Bandung? Terus kenapa bisa sekarang Rian jadi bos bengkel padahal Rian sama sekali gak punya basic buat jadi montir? Ya untung aja ayahnya yang merupakan seorang Juragan kontrakan dan juga bengkel memberikan warisan ke Rian tak kira-kira hingga Rian sampai bisa seperti ini. Namun Rian memilih buat tinggal seorang diri dan tak mau dekat dengan kedua orangtuanya, apalagi ibunya yang kini juga telah memiliki suami lagi dan juga ayahnya yang juga sudah punya keluarga baru.

***

Rasa yang kita anggap pergi ternyata masih ada, cuma ada kata antara aku dan juga dia, fotonya saja masih ku simpan tetapi tidak ku pajang hanya ku taru di lemariku dan ku letakkan di bagian paling dalam, itu pun jarang sekali aku sentuh. Dia memang berbeda bukan seperti Raisa yang ku kenal dahulu, hanya tinggi badannya saja yang masih sama, orang bilang kalau cinta apapun bisa terjadi tapi ini berbeda cuma sebuah rasa yang tiba-tiba nempel kemudian dia pergi entah kemana. Kayak Dejavu dia ilang terus datang dia pergi kemudian kembali, sebuah rasa yang tersimpan dengan penuh kehangatan kasih sayang tetapi banyak hal pula yang membuat itu istimewa.

Teori konspirasi bermula saat rembulan bertemu dengan malam, kemudian mereka menyapa dibalik kejauhan sembari menunggu sang fajar datang meski sebenarnya waktu fajar menyingsing itu sangat lama dan juga menyita waktu, kemudian rembulan terpaksa untuk menunggu datangnya matahari namun ketika fajar menyingsing, rembulan redup dan tak mampu menyapa matahari. Kisahnya hampir sama kayak kamu dan aku yang gak mungkin bisa bertemu karna banyaknya halangan dan juga rintangan, ditambah dengan kalkulasi waktu dimana fakta menyatakan bahwa rembulan dan matahari itu berbeda, matahari hanya ada saat pagi dan juga siang sedankan rembulan hanya ada dimalam hari. Sama kayak aku dan kamu yang gak mungkin bersatu karena kamu ya kamu sedangkan aku hanya seseorang yang menunggu di balik kejauhan sambil berkata "sudahlah, kamu mungkin sudah dengan yang lain" aku cuma bisa apa? Aku cuma seseorang yang membungkukkan badanku sambil bertahan dan gak sanggup buat berdiri kembali meski aku terjatuh.

Hanya diam yang merawat asa, dan hanya pelik yang melawan kerinduan karena hati ini mungkin bukan milik kamu dan aku juga bukan seseorang yang pantas buat kamu, terimakasih sudah kasih kenangan terindah meski kita cuma dua orang yang gak suka saling menyapa. Alam terkadang menyapaku dengan sapuan musim yang dibalut dengan langit yang tersenyum manis kepadaku, bak melodi musim semi terkadang ia merayuku dengan alunan melodi dan nada yang terlukis dengan merdu. Namun aku tak sadar, aku hanya bergeming tak sadarkan diri, renungku sambil mengelus dada "semoga aku dapat melihat mentari esok pagi" kemudian saat aku terbangun diantara sepi dengan pikiranku yang melayang aku selalu mengutuk diriku karena aku tak mampu mengubah alur perjalanan hidupku.

Aku barusadar bahwa cinta itu terkadang menyiksamu, dengan rayuan manja ia datang kemudian ia pergi kembali seperti kupu-kupu yang merayu sebuah bunga kemudian ia memetik sebuah kenangan dibalik keindahan. Aku bersyukur meski begitu aku juga tak semudah itu merangkai kata, aku terbiasa berpura-pura tersenyum meski sebenarnya aku membohongi diriku dengan sejuta ada yang ku coba untuk ku hindari. Dibalik kejauhan aku memilih untuk tetap setia sendiri dengan mencoba mengubur setiap kenangan yang pernah aku alami dalam-dalam, meski aku bukanlah seseorang yang sekuat itu untuk bisa tetap berdiri bertahan. Dalam keheningan malam aku berbisik dan berkisah kepada rembulan "sepi, aku tak ingin sendiri. Setiap permasalahan terjadi dan menghampiri aku terus-menerus seperti sebuah metamorfosis yang sempurna, padahal khayalku tak sejalan dengan kenyataan" dalam hati aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri meski aku sadar aku cuma orang bodoh yang penakut dan juga selalu menghindar.

"Apa bedanya aku dengan sebuah rintik hujan, ia datang dengan tetesan kemudian pergi menggenangi dengan sebuah sapaan yang tak lain dan tak bukan hanya menyisakan luka"

Kamu begitu berarti dan istimewa dihati selamanya rasa ini, tak mungkin terganti. Aku hanya terdiam diam seribu bahasa, namun kamu datang dan pergi menyisakan luka di dada. "Jangan hanya terdiam dan bersikap seolah hanya kamu yang tersakiti aku juga"

Dia memang bukan sosok yang baru saja aku kenal, dia yang merupakan sosok cowok yang bisa dibilang playboy kini dia sudah mempunyai calon pendamping hidup yaitu Lilis berbeda dengan aku yang masih Jomblo dan tidak bisa melupakan kisah cintaku bersama Raisa. Raisa yang merupakan cinta pertama aku saat aku masih duduk di bangku SMA dia yang memberikan aku cinta pertama dalam kisah hidupku, namun tak ayal dia bak di telan bumi hilang entah kemana sejak terakhir aku bertemu saat lulus-lulusan sekolah.

Padahal aku hampir saja mengutarakan perasaan yang selama ini aku pendam, namun saat aku melihatnya dengan lelaki lain yang ia sebut Kak Yudha perasaan ku menjadi hancur lebur berantakan. Cinta yang telah lama aku pupuk dan aku sirami kini hancur bak taman yang tiba-tiba saja layu dan tercemar. Aku tak sanggup lagi untuk menahan tangisku, tapi aku bisa apa? Raisa yang notabenenya adalah orang kaya sementara aku hanya orang biasa rasanya tak pantas jika aku berteman dengannya.

Untuk itulah aku bertekad untuk merubah nasibku di Jakarta bukan hanya untuk melanjutkan pendidikanku tapi juga untuk mengejar cita-citaku yaitu menjadi orang kaya bukan hanya yang berilmu tapi juga yang memiliki budi pekerti yang baik.

"Capek!" Ungkapnya

"Lagian udah tau jauh kamu malah ikut!" Ujarnya

"Deh kan kamu yang ngajakin aku!" Jawabnya

"Makanya kamu harus sering berolahraga, jangan main hp mulu" ungkapnya

"Hmm" dia hanya cemberut sambil duduk di kursi taman

"Ada apa sih?" Tanyanya

"Enggak apa-apa kok!" Jawabnya sambil memalingkan wajahnya

"Kamu kalau begitu lucu banget!" Jawabnya sambil mengelus kepalanya

"Ih apaan sih" jawabnya sambil melepaskan tangannya

"Udah nih minum!" Ujarnya sambil memberikan sebuah botol berisi air minum

Lama sudah Ara dan Rian berkeliling taman sambil joging.

"Pagi-pagi kayak gini makan bubur enak nih!" Ujarnya

"Huh kami fikirannya makan mulu!" Ungkap Rian

"Ih kamu mah gitu!" Ujar Ara sambil merengut

Rian memang seorang penakluk hati cewek, bukan hanya Ara yang dia deketin tapi juga temannya Fanya.

Setiap ke sekolah Rian selalu Gonta ganti motor tetapi bukan motor miliknya melainkan milik pelanggan di bengkel motor ayahnya, alhasil Rian di marahi habis-habisan sama ayahnya.

"Kamu ini bagaimana sih, sudah ....." Ayahnya Rian marah-marah tapi aku skip.

Rasa yang kita anggap pergi ternyata masih ada, cuma ada kata antara aku dan juga dia, fotonya saja masih ku simpan tetapi tidak ku pajang hanya ku taru di lemariku dan ku letakkan di bagian paling dalam, itu pun jarang sekali aku sentuh. Dia memang berbeda bukan seperti Raisa yang ku kenal dahulu, hanya tinggi badannya saja yang masih sama, orang bilang kalau cinta apapun bisa terjadi tapi ini berbeda cuma sebuah rasa yang tiba-tiba nempel kemudian dia pergi entah kemana. Kayak Dejavu dia ilang terus datang dia pergi kemudian kembali, sebuah rasa yang tersimpan dengan penuh kehangatan kasih sayang tetapi banyak hal pula yang membuat itu istimewa.

***

Merried By Accident (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang