Episode 11

11 1 0
                                    

Teman Sekelas


Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri. Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati. Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan.

"Hmm... Andai saja ibu masih ada" ujarku sambil mengelus dada ku

Kembali nada berirama dengan merdu sayup terdengar gemericik hujan yang turun tetes demi tetes, aku baru teringat ini awal bulan November di mana setiap akhir tahun pasti musim penghujan, aku sampai lupa membawa payung padahal kereta sudah hampir tiba di stasiun.

"Bagaimana ini nanti aku kehujanan dan basah kuyup" ucap ku dalam hati

Sembari menunggu kereta tiba di stasiun, nampak ku lihat teman sekelas ku Raisa.

"Sepertinya aku mengenal gadis itu?" Ujarku dalam hati

"Bukan kah itu Raisa?" Ungkapku

Ehmm.

***

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang ku tuangkan bersama hati dan juga perasaan.

Bait semusim yang tertulis manis tentang kisah kasih aku bersamanya yang duduk di pelataran cinta bersama dengan hati ku yang selalu terngiang-ngiang akan bisikan cintanya yang begitu merdu, tanpa batas waktu yang terungkap tapi tak mampu ku ucap. Aku hanya seseorang yang memujanya di balik kejauhan, aku hanya hanya seseorang yang berusaha keras untuk tetap setia bersamanya meski aku hanya berada di balik kejauhan, jangan tanyakan perasaan ku jika kau tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tidak adil.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

Sebenarnya aku tak enak hati jika diam saja tanpa menegurnya, tapi aku tak berdaya karena aku melihat dia juga menengok ke arah ku lalu sambil tersenyum manis di depan ku.

"Apa aku tak salah lihat?, Sepertinya ia melihat ke arah ku dan tersenyum manis" ujarku luluh

"Eh, kamu kayaknya aku kenal deh?" Ujar Raisa sembari berfikir mengingat wajah Arya yang polos dan lugu

"Kamu bukannya Arya?" Tanyanya

"Iya, hmmm kamu?" Sebenarnya aku kenal siapa dia tapi aku pura-pura tak kenal karena aku malu lagi pula aku jadi ke-GR-an ngeliat senyuman manisnya

"Aku Raisa, masa kamu lupa sih sama aku?" Ungkap Raisa sambil tersenyum manis

"Owh iya, aku baru ingat" ucapku polos

"Kamu lucu deh" ujar Raisa sambil tertawa

"Senyuman kamu manis" ujar Arya

Kemudian Raisa tersipu malu.

"Kenapa jadi awkward moment gini padahal kita lagi ngobrol tapi kok canggung banget" ujar Raisa dalam hati

"Ehmmm" Arya pura-pura batuk

"Owh btw, kamu bawa payung Sa?" Tanya ku mencairkan suasana

"Owh aku bawa kok" jawabnya

"Aku boleh bareng gak?" Tanya ku

"Owh iya bareng aja yuk!" Jawab Raisa sambil mengambil payung
Dan akhirnya Arya dan Raisa masuk ke gerbang sekolah sambil memegang payung berduaan

"Haduh kenapa jantungku" ujar Arya dari hatinya

"Eh ini kenapa si Arya jadi...." Ujar Raisa sambil mereka berdua tak sengaja menyentuh tangan masing-masing

"Maaf" ujar Arya

Kemudian sampai di kelas mereka berdua tak mengobrol lagi.

"Entah kenapa, apa yang aku rasakan dan aku alami, tubuhku kaku dan gemetar, tak bisa berbicara..." Ujar Arya

"Dia kenapa ya?" Ujar Raisa dalam hati

"Sa, kenapa?" Tanya Wulan teman sebangku ku

"Owh eng...gak apa-apa kok" jawab ku keluh

Jangan berbisik, bunyinya di langit  hening terdengar langkah kaki seseorang berjalan. Aku menengok ke arah kanan dan kiri ku, seperti ada seseorang yang memperhatikan diriku hanya saja aku mencoba untuk berpura-pura tak tahu.

"Kamu egois Ra!" Ujar Rian

"Udah jauhin gue" ungkap Ara sambil melepaskan tangan Rian

Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.

Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.

"Arya kamu ngapain di sini?" Tanya Raisa

"Owh kamu Sa, kirain aku siapa!" Jawabku

"Kamu suka baca buku juga?" Tanyanya lagi sembari melihat buku yang aku baca dan ternyata...

"Ehhh,, iya" jawabku

"Tapi kenapa terbalik bukunya?" Ujarnya heran karena melihat buku yang ku baca ternyata terbalik

"Owh ini gak sengaja tadi" jawabku gugup

Kali itu pertama aku jatuh cinta padanya tetapi aku sadari ini bukan hanya sekedar cinta monyet atau sebuah rasa yang datang dan kemudian tiba-tiba muncul dan tiba-tiba pergi, ada kalanya aku harus instrospeksi diri bukan hanya karena aku orang yang kita romantis tetapi sikap aku yang terkadang suka gemetar jika terlalu dekat dengan cewek.

"Kamu kenapa si Ya?" Tanyanya sembari mendekati diriku

"En...nggak... Kok, eng..enggak kenapa-kenapa!" Jawab ku gugup

"Hadeuh lagi begini malah jadi gagap!" Ungkap nku dalam benakku

Cinta itu gak bisa diungkapkan dengan kata-kata, saat kamu mulai mencintai mungkin kamu akan berusaha buat menjaga rasa itu meski kamu sadar, bahwa rasa sayang kamu buatnya mungkin tiba-tiba berubah.

"Eh kamu mau kemana?" Tanyanya lagi

"A...anu...a" jawabku gemetar

"Anu?" Tanya Raisa

"Apaan sih, gak jelas" ujar Raisa kebingungan

"Eh sob Lo ngapain aje" ujar Rian sembari menepuk pundak Arya dan tiba-tiba Arya kaget dan hampir saja pipis di celana

"Rian kamu ngagetin Arya ajah!" Jawab Raisa

Dan kemudian si Arya malah lari terbirit-birit.

"Lah dia kenapa?" Tanya Rian

***

Merried By Accident (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang