Episode 76

3 2 0
                                    

Takut Jatuh Cinta


Di Jogja cuacanya memang berbeda dengan Bandung aku harus menyesuaikan diri, apalagi karena aku gampang terserang flu.

"Kamu kenapa Yudh?" Tanya nenekku

"Enggak" jawabku lesuh

"Kamu kayak gak semangat gitu" ujar nenekku

Aku sebenarnya tak tega dengan nenekku, tetapi aku juga tak mau terlalu merepotkannya, apalagi karena dia tinggal seorang diri. Rumah nenek sangat luas di tambah ada lantai dua dan juga nenek mempunyai beberapa asisten rumah tangga.

***

Teori konspirasi bermula saat rembulan bertemu dengan malam, kemudian mereka menyapa dibalik kejauhan sembari menunggu sang fajar datang meski sebenarnya waktu fajar menyingsing itu sangat lama dan juga menyita waktu, kemudian rembulan terpaksa untuk menunggu datangnya matahari namun ketika fajar menyingsing, rembulan redup dan tak mampu menyapa matahari. Kisahnya hampir sama kayak kamu dan aku yang gak mungkin bisa bertemu karna banyaknya halangan dan juga rintangan, ditambah dengan kalkulasi waktu dimana fakta menyatakan bahwa rembulan dan matahari itu berbeda, matahari hanya ada saat pagi dan juga siang sedankan rembulan hanya ada dimalam hari. Sama kayak aku dan kamu yang gak mungkin bersatu karena kamu ya kamu sedangkan aku hanya seseorang yang menunggu di balik kejauhan sambil berkata "sudahlah, kamu mungkin sudah dengan yang lain" aku cuma bisa apa? Aku cuma seseorang yang membungkukkan badanku sambil bertahan dan gak sanggup buat berdiri kembali meski aku terjatuh.

Hanya diam yang merawat asa, dan hanya pelik yang melawan kerinduan karena hati ini mungkin bukan milik kamu dan aku juga bukan seseorang yang pantas buat kamu, terimakasih sudah kasih kenangan terindah meski kita cuma dua orang yang gak suka saling menyapa. Alam terkadang menyapaku dengan sapuan musim yang dibalut dengan langit yang tersenyum manis kepadaku, bak melodi musim semi terkadang ia merayuku dengan alunan melodi dan nada yang terlukis dengan merdu. Namun aku tak sadar, aku hanya bergeming tak sadarkan diri, renungku sambil mengelus dada "semoga aku dapat melihat mentari esok pagi" kemudian saat aku terbangun diantara sepi dengan pikiranku yang melayang aku selalu mengutuk diriku karena aku tak mampu mengubah alur perjalanan hidupku.

Aku barusadar bahwa cinta itu terkadang menyiksamu, dengan rayuan manja ia datang kemudian ia pergi kembali seperti kupu-kupu yang merayu sebuah bunga kemudian ia memetik sebuah kenangan dibalik keindahan. Aku bersyukur meski begitu aku juga tak semudah itu merangkai kata, aku terbiasa berpura-pura tersenyum meski sebenarnya aku membohongi diriku dengan sejuta ada yang ku coba untuk ku hindari. Dibalik kejauhan aku memilih untuk tetap setia sendiri dengan mencoba mengubur setiap kenangan yang pernah aku alami dalam-dalam, meski aku bukanlah seseorang yang sekuat itu untuk bisa tetap berdiri bertahan. Dalam keheningan malam aku berbisik dan berkisah kepada rembulan "sepi, aku tak ingin sendiri. Setiap permasalahan terjadi dan menghampiri aku terus-menerus seperti sebuah metamorfosis yang sempurna, padahal khayalku tak sejalan dengan kenyataan" dalam hati aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri meski aku sadar aku cuma orang bodoh yang penakut dan juga selalu menghindar.

"Apa bedanya aku dengan sebuah rintik hujan, ia datang dengan tetesan kemudian pergi menggenangi dengan sebuah sapaan yang tak lain dan tak bukan hanya menyisakan luka"

Kamu begitu berarti dan istimewa dihati selamanya rasa ini, tak mungkin terganti. Aku hanya terdiam diam seribu bahasa, namun kamu datang dan pergi menyisakan luka di dada. "Jangan hanya terdiam dan bersikap seolah hanya kamu yang tersakiti aku juga"

Riuh suara angin sepoi-sepoi, di iringi dengan merdunya suara burung berkicauan, semiring pepohonan yang rindang membawaku kepada kesejukan dan juga kebahagiaan, bukan karena aku mampu melupakan sejenak masalah ku tetapi karena aku pun bahagia karena bisa bertemu sepupu ku Raisa.

"Udah lama gak ketemu kamu udah gede aja Sa!" Ujarnya

"Kamu juga tambah tinggi!" Jawabnya

"Aku sampai gak nyampe" ungkapnya lirih

Cahaya matahari menghampiriku dengan tersenyum lebar aku melangkah.

"Eh kamu mau kemana?" Tanya mamaku

"Mau jalan sekolah ma?" Ujar Arya polos

"Kamu mau jalan sekolah masa gak sarapan dulu sih?" Jawab mamaku

"Lama mah nanti gak keburu!" Ujarnya

"Ywdh nih bawa bekal saja!" Ungkap mamaku

"Enggak ah udah kayak anak TK aja, malu aku ma!" Jawab Arya

"Ywdh bareng papa ajah!" Ujar papaku

"Enggak ah papa kan gak searah dengan ku!" Ujar Arya

Pernah gak jalanin hubungan sama seseorang yang cuma mau didengarin, tapi gak pernah mau dengerin kamu? Yang sama dia tuh, kamu gak ada kesempatan untuk cerita, karena dia akan selalu bandingin masalah kamu dengan masalahnya. Pernah gak dekat sama orang yang kayak gitu? Keadaannya tuh kayak: "ya aku sayang kamu, tapi semakin kesini hubungan ini justru bikin aku merasa sendirian."

Sudah berkali-kali dilukai hatinya, sudah berkali-kali pula diabaikan perasaannya, tapi masih tetap ingin mencintai orang yang sama. Ya gimana ya?. Barang kali, kita memang tak tau masa depan seperti apa yang akan kita punya, namun kita masih bisa mengusahakannya.

Saat itu, ketika aku berjalan di sebuah lorong tanpa ku sadari seperti ada seseorang mengikuti langkah kaki ku, namun saat aku menoleh ke belakang tidak ada siapa-siapa.

"Hmmm, kayak ada yang ngikutin gue?" Ujar ku dalam hati

Sssttttttt...

Riuh ku dengar suara angin, angin yang membuat aku merinding dan membuat ku ngeri ketakutan.

"Loh kok bulu kuduk gue berdiri" ungkapnya

Saat ku menengok ke belakang lagi...

(Nengok) kanan... Kiri

"Gak ada siapa-siapa" ujarnya

"Ini jalanan kenapa angker amat ya!" Ujarnya dalam hati

Tiba-tiba ku dengar suara seseorang memanggil namaku..

"Arya!!!" Panggilnya dari kejauhan

"Kayak ada yang manggil nama gue!" Ungkapnya

"Tapi suaranya....." Ujarnya sambil gemetar

Dan tiba-tiba ada seseorang menepuk pundak ku...

"Woy!!" Ujarnya

"Akhhhhhh, kabur!!!" Ujar Arya sambil berlari ketakutan

"Lah dia kenapa?" Tanya Rian

Sedari tadi aku menunggunya di pengkolan warung dekat sekolah, aku kira dia akan tiba, namun apa janjinya dia memang tak pernah berubah selalu saja seperti itu. Sampai hati dia membuat aku merenung dan juga menunggu.

"Kenapa muka Lo di tekuk aja?" Tanyanya

"Enggak kenapa-kenapa kok!" Jawabnya

"Paling gara-gara cewek" ujar yang lain

"Apaan sih Lo ikut nimbrung ajah!" Jawabnya

Tiba-tiba di kejauhan ada Arya yang sedang berlari ketakutan, dan menghampiri teman-temannya.

"Kenapa Lo ya?" Tanya yang lainnya

"Tau kayak di kejar-kejar setan ajah" jawabnya

Uhhhhhhhmm...

Aku cuma bisa terengah-engah dan terbata-bata, bahkan mau cerita panjang lebar aja butuh waktu.

"Tadi di pertengahan jalanan yang lorong itu, tiba-tiba ada yang manggil gue terus dia juga nepuk pundak gue...." Ceritanya panjang lebar

Dan dari kejauhan tiba-tiba Rian datang.

"Apaan sih Lo Ya, gue panggil kagak nyaut-nyaut" ujarnya

"Lah Rian Lo ngapain?" Tanyanya

"Jadi tadi itu elo?" Tanya Arya

"Ya iyalah masa hantu!" Ujar Rian

***

Merried By Accident (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang