Sendiri Menanti
Hujan turun nampak terlihat pepohonan dan daun yang tersemat sembari menguraikan sang waktu yang membuat ku merasa haru dan biru meski begitu aku bahagia kala hujan turun dimana aku bisa merasakan kebahagiaan yang berbeda, andai saja ibuku masih hidup mungkin keadaan ku tak seperti ini.Aku tak bisa berkata-kata, apa yang bisa aku bicarakan langit saja terdiam namun tak jua aku berharap bila saatnya tiba apa mungkin semua akan berubah. Hitam bukan putih dan ini juga mungkin bukan karena dia, siapa dia? Seseorang yang hadir di kesunyian malam, seseorang yang selalu mengganggu tidurku. Aku hanya tak mampu berkeluh kesah, aku juga tak mampu berkata-kata. Aku hanya diam seribu bahasa, mungkin saja Tuhan tahu apa yang aku rasakan tapi aku hanya bisa diam dan mencoba menutupi semuanya.
Maafkan aku yang tak pernah bisa memilih dan juga bukan seorang pemilih, hanya saja aku bukan seseorang yang pantas untuk menjadi seorang pemeran utama dalam sebuah kisah cinta, bahkan dalam kisah nyata. Cinta itu terkadang membuat aku merasa bahwa aku hanya seseorang yang cuma bisa menjadi salah satu diantara kisah cinta, maafkan aku yang terlalu egois dan tak mampu untuk menjauh dari kenyataan. Namun aku bisa apa, ketika aku menyimpan hanya saja aku cuma punya rasa dan biarkan aku tetap menyimpannya.
***
Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.
Pernah gak sih kamu suka sama seseorang tapi hanya sebatas rasa dan gak pernah bisa mengungkapkannya, mungkin ajah kamu takut tapi sebenarnya juga malu jika harus berhadapan langsung sama orang yang kamu sukai jadinya kamu cuma berusaha buat nutupin perasaan kamu dan sekedar diam dan canggung atau awkward jika berhadapan sama orang yang kamu sukai alhasil kamu jadi terlihat seperti orang absurd dan aneh diharapkannya. Aku adalah puisi bersyair harapan, bersajak rindu, serta berbaiat kenangan dan masa lalu, mencoba melupa namun tak kuasa, hanya dapat menggenggam kenangan dan masa lalu dalam harapan rindu yang ingin ku ubah menjadi kenyataan. Namun aku sadar masa lalu tetaplah sebuah masa lalu, tak perlulah berharap banyak padanya jikapun nantinya dia kembali datang kisahnya jelas sudah tak sama. Lantas kenapa hati ini tak ingin berhenti berharap, padahal ia sendiri tahu bahwa masa lalu telah meninggalkannya. Dan yang meninggalkan semestinya tak untuk dikejar bukan?.
Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang tertulis bersama hati dan juga perasaan.
Suatu hari aku terbangun dari tidurku, bak sebuah mimpi aku melihat Raisa di sampingku.
"Apa benar itu Raisa?" Ungkapku dalam benakku sembari melihat wajahnya yang sangat cantik di balut dengan lengire atau baju tidur miliknya yang berwarna merah, dia sangat cantik
Kemudian aku hendak menyentuh pipinya namun kemudian ia terbangun.
"Sayang kamu udah bangun?" Tanyanya sembari memeluk tubuhku
"Apa yang ku lihat benar-benar dia?" Ujarku dalam benakku sembari menepuk-nepuk pipiku
"Kamu kenapa sih?" Tanyanya manja sembari menatapku
Aku gemetar dan bergeming sampai tak bisa berbicara, jantungku berdegup kencang. Aku tak kuasa menahan rasa yang selama ini ku pendam dan tiba-tiba kemudian gadis impianku ada di depan mataku, seperti mimpi "apa aku tak berkhayal?" Ujarku dalam benakku
Rasa yang kita anggap pergi ternyata masih ada, cuma ada kata antara aku dan juga dia, fotonya saja masih ku simpan tetapi tidak ku pajang hanya ku taru di lemariku dan ku letakkan di bagian paling dalam, itu pun jarang sekali aku sentuh. Dia memang berbeda bukan seperti Raisa yang ku kenal dahulu, hanya tinggi badannya saja yang masih sama, orang bilang kalau cinta apapun bisa terjadi tapi ini berbeda cuma sebuah rasa yang tiba-tiba nempel kemudian dia pergi entah kemana. Kayak Dejavu dia ilang terus datang dia pergi kemudian kembali, sebuah rasa yang tersimpan dengan penuh kehangatan kasih sayang tetapi banyak hal pula yang membuat itu istimewa.
"Aku baru sadar bahwa perasaanku sama Raisa lebih dari sekedar teman, tetapi apa Raisa juga merasakan hal yang sama?" Ujarku dalam benakku
Saat itu aku mengajak Raisa ke taman kota dan kemudian aku mengajaknya bermain di sebuah ayunan, aku sangat bahagia saat melihat dia bahagia ketika dia besamaku. Namun seketika itu semua menjadi runtuh saat kedatangan seorang lelaki, dibalik kejauhan dia memperhatikan kami berdua dan kemudian tiba-tiba di memegang tangan Raisa dan mengajaknya pergi.
"Sa" ungkapnya sembari memegang tangan Raisa
"Kak Yudha, kok ada disini?" Tanya Raisa dan kemudian dia merampas tangan Raisa dari genggaman ku
"Anda siapa?" Tanya Arya sembari memegang tangan ku yang satu lagi
"Anda yang siapa?" Tanya Yudha sembari mengajakku pergi
Entah kenapa kok cuacanya jadi mendung gini dan tiba-tiba kak Yudha dan juga Arya hampir bertengkar tapi...
"Udah yuk Sa!" Ujar kak Yudha dan kemudian mengajakku pergi dan kemudian aku melepaskan genggaman tangan Arya dari tanganku
Hujan turun dengan deras sembari memukul hati Arya dengan keras, seperti sebuah bom atom yang tiba-tiba muncul tiba-tiba, kita di pertemukan dan tiba-tiba menjadi sebuah cerita yang sederhana. Gak ada kata yang tiba-tiba muncul di bibir Arya dia cuma diam dan aku juga ikut sedih, aku gak mau menyakiti hati Arya tetapi ada Kak Yudha juga disisi aku. Aku seperti seseorang gadis yang egois kenapa harus ini semua terjadi antara aku, kak Yudha dan juga Arya.
Di tambah dengan Fanya yang sekarang jadi sosok yang pendiam sejak dia melihat dan menerima kenyataan bahwa Rian sudah berpacaran dengan Ara yang tak lain dan tak bukan sahabat Fanya sendiri.
Jarak terkadang membuatnya menjadi asing, membuat seseorang tak percaya akan kekuatan cinta. Silangit yang sama kamu berada, namun belum kamu temukan satu sosok pilihan-Nya.
Bagiku hidup hanya selalu hitam dan putih, kebahagiaan akan selalu berbanding lurus dengan kesedihan. Kita hanya menunggu waktunya bergiliran bukan?
Begitupun dengan kesunyian.
Hari ini terasa ramai, mungkin esok kita akan berdialog lagi dengan kesendirian.Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri. Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati. Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/293307498-288-k296678.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Merried By Accident (END)
RomansKetika kamu dihadapkan dalam dua pilihan dan kamu tak tahu harus memilih yang mana?. Sosok cowok yang kamu cintai namun tak bisa kamu miliki atau sosok cowok yang tidak kamu cintai namun selalu mencoba untuk mengubah hati kamu. Seandainya diantara s...