Sebatas Mimpi
"Udah dong neng maapin Abang, Abang gak bermaksud buat nyakitin perasaan Eneng" ujarku sembari memegang tangan istriku dan kemudian memeluknyaKemudian dia menangis tersedu-sedu.
"Kenapa si bang, Abang gak jujur aja sebelum kita kawin, kalau Abang udah punya pacar" ungkapnya sembari memukul dadaku
"Bukan begitu neng maksud Abang!" Ujarku sembari memegang tangannya dan kemudian mengelus rambutnya
"Terus apa bang! Apa?" Tanyanya sambil menjerit dan kemudian menangis
Aku tak kuasa melihat istriku yang menangis, kemudian si Entong malah datang pas di waktu yang salah
"Kenapa si Bu?" Tanyanya polos
"Eh, udah sono dulu ye. Maen gidah sama bang Topan ya!" Ujarku sembari menyuruhnya bermain dengan saudara sepupunya Topan yang merupakan anak dari Bibiku
***
Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.
Pernah gak sih kamu suka sama seseorang tapi hanya sebatas rasa dan gak pernah bisa mengungkapkannya, mungkin ajah kamu takut tapi sebenarnya juga malu jika harus berhadapan langsung sama orang yang kamu sukai jadinya kamu cuma berusaha buat nutupin perasaan kamu dan sekedar diam dan canggung atau awkward jika berhadapan sama orang yang kamu sukai alhasil kamu jadi terlihat seperti orang absurd dan aneh diharapkannya. Aku adalah puisi bersyair harapan, bersajak rindu, serta berbaiat kenangan dan masa lalu, mencoba melupa namun tak kuasa, hanya dapat menggenggam kenangan dan masa lalu dalam harapan rindu yang ingin ku ubah menjadi kenyataan. Namun aku sadar masa lalu tetaplah sebuah masa lalu, tak perlulah berharap banyak padanya jikapun nantinya dia kembali datang kisahnya jelas sudah tak sama. Lantas kenapa hati ini tak ingin berhenti berharap, padahal ia sendiri tahu bahwa masa lalu telah meninggalkannya. Dan yang meninggalkan semestinya tak untuk dikejar bukan?.
Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang tertulis bersama hati dan juga perasaan.
"Kamu kenapa sayang?" Tanyanya lagi
"Sa...sayang?" Ujarku dalam benakku
"Apa aku gak salah denger?" Ujarku
"Ih Arya kamu kenapa sih?" Tanyanya
"Kamu Raisa?" Ujarku
"Masa sama istri sendiri gak ngenalin" ujarnya sambil cemberut
Kemudian aku melihat cincin yang berada di jari jemari aku dan juga Raisa, kita berdua mempunyai cincin yang sama. Dan kemudian aku baru tersadar bahwa aku dan Raisa telah menikah, entahlah ceritanya sangat panjang.
Dibalik kejauhan aku melihat seorang wanita itu lagi rambutnya kini tergerai dan juga ia tidak mengenakan pakaian formal seperti biasanya.
"Hmm, perempuan itu lagi!" Ujarku sembari memperhatikan wanita itu dari kejauhan
"Kenapa sih laki-laki itu liatin aku mulu" ujarku dalam hatiku
"Jangan-jangan dia begal lagi, aku harus berhati-hati" ujarku sembari kemudian memasukkan handphone ke dalam tasku dan kemudian aku genggam tasku erat-erat
Kemudian tiba-tiba laki-laki itu mendekati aku...
"Permisi!" Ujarnya sembari mendekati aku dan mencoba duduk bersebelahan dengan aku
Saat itu aku merasa ketakutan karena kondisinya sudah hampir menjelang sore dan kondisinya sepi. Lalu aku berusaha untuk menjauhi laki-laki tersebut, sebelum aku minta pertolongan kepada orang-orang.
"TOLONG TOLONG!!!" Ujarku sembari menjerit ketakutan
Namun laki-laki itu malah berseru...
"Bu...bukan mba, saya bukan orang jahat!" Ujarku sembari memohon supaya dia berhenti berteriak
"Bukan orang jahat apanya dari tadi liatin saya mulu, mas ini begal ya?" Tanyanya sambil marah-marah
"Bu..bukan, begal? Saya bukan begal mba!" Ujarnya sembari memohon padaku
"Terus kalau bukan apa dong?" Tanyaku lagi
"Mba ini, yang waktu itu naik bis bersama sayakan yang waktu itu?" Tanyanya
"Hmm, owh mas ini yang waktu itu toh, nakut-nakutin saya aja kirain copet atau begal kali" ujarku
" Bukanlah mba masa udah cakep-cakep kayak gini dikirain copat atau begal sih!" Ujarnya
"Ya abisnya masnya ngeliatin saya mulu kirain orang jahat" ujarku
"Bukan saya cuma pengen kenalan aja sama mbanya" ujarku meluruskan
Kemudian aku seketika teringat masa-masa waktu lalu ketika aku bertemu dengannya saat aku memegang tangan laki-laki tersebut, aku kemudian mengingat sosok laki-laki di masa laluku yang tak lain dan tidak bukan adalah Arya sosok cowok polos dan lugu tetapi kini dia berubah terlihat lebih tampan dan dewasa di balut dengan Jas hitam dan juga kumis tipisnya yang membuat dia terlihat sangat gagah.
"Arya, kamu kok beda banget dari yang dulu?" Ujarku kaget
"Ia, ini aku sa!" Ujarnya
"Kenapa kamu gak ngenalin aku?" Tanyanya
"Entahlah Ya, kamu udah banyak berubah" ujarku
"Ia, tapi kamu enggak Sa, masih cantik seperti dulu" ujarnya sembari mengisyaratkan cerita cinta yang telah lama kita lupakan
"Maafkan aku" ujarku
Terkadang bila teringat masa itu aku merasa bahwa dia bersikap bahwa seolah dia yang tersakiti sementara aku juga, aku tak kuasa menahan tangisku semenjak kita berpisah lama sekali sampai di suatu ketika aku merasa banyak cobaan dan godaan yang menghampiri aku. Mulai dari kak Yudha yang tiba-tiba di jodohkan dengan ku namun aku memilih untuk pergi ke Jakarta dan tinggal bersama kakekku, aku terkadang membenci sosok ayahku yang arogansi dan mau menang sendiri dia tiba-tiba saja ingin menikahkan aku dengan Kak Yudha yang jelas-jelas aku hanya menganggapnya hanya sebagai Kakak saja tidak lebih. Kemudian aku pergi dari Bandung seorang diri meski kemudian ayah dan ibuku menjemputku dan kemudian membatasi ruang lingkupku, aku jadi yak mudah bergaul dan introfert. Hingga saat ini aku masih trauma, untung saja aku sudah bisa menerima kenyataan itu dan kemudian memilih bercerai dengan kak Yudha.
"Maafkan aku Kak" ujarku di pengadilan agama Jakarta pusat
Telah lama aku mengalami depresi yang berkepanjangan dan kemudian akhirnya memilih untuk hidup sendiri, entah kenapa seperti ini aku seperti kehilangan sesuatu dalam hidupku yang tak lain dan tak bukan adalah cinta.
Untungnya saat aku menikah dengan Kak Yudha, aku dan Kak Yudha tak memiliki keturunan namun saat itu sebenarnya kak Yudha memilih untuk tetap mempertahankan hubungan kita. Pernikahan pertamaku dengan kak Yudha hanya berjalan selama satu tahun tidak kurang dan tidak lebih. Pernikahan yang sebenarnya tidak di dasari atas cinta melainkan karena perjodohan, antara keluargaku dan keluarga kak Yudha.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/293307498-288-k296678.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Merried By Accident (END)
Roman d'amourKetika kamu dihadapkan dalam dua pilihan dan kamu tak tahu harus memilih yang mana?. Sosok cowok yang kamu cintai namun tak bisa kamu miliki atau sosok cowok yang tidak kamu cintai namun selalu mencoba untuk mengubah hati kamu. Seandainya diantara s...