Episode 72

3 1 0
                                    

Bimbang


Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.

Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.

***

Teori konspirasi bermula saat rembulan bertemu dengan malam, kemudian mereka menyapa dibalik kejauhan sembari menunggu sang fajar datang meski sebenarnya waktu fajar menyingsing itu sangat lama dan juga menyita waktu, kemudian rembulan terpaksa untuk menunggu datangnya matahari namun ketika fajar menyingsing, rembulan redup dan tak mampu menyapa matahari. Kisahnya hampir sama kayak kamu dan aku yang gak mungkin bisa bertemu karna banyaknya halangan dan juga rintangan, ditambah dengan kalkulasi waktu dimana fakta menyatakan bahwa rembulan dan matahari itu berbeda, matahari hanya ada saat pagi dan juga siang sedankan rembulan hanya ada dimalam hari. Sama kayak aku dan kamu yang gak mungkin bersatu karena kamu ya kamu sedangkan aku hanya seseorang yang menunggu di balik kejauhan sambil berkata "sudahlah, kamu mungkin sudah dengan yang lain" aku cuma bisa apa? Aku cuma seseorang yang membungkukkan badanku sambil bertahan dan gak sanggup buat berdiri kembali meski aku terjatuh.

Hanya diam yang merawat asa, dan hanya pelik yang melawan kerinduan karena hati ini mungkin bukan milik kamu dan aku juga bukan seseorang yang pantas buat kamu, terimakasih sudah kasih kenangan terindah meski kita cuma dua orang yang gak suka saling menyapa. Alam terkadang menyapaku dengan sapuan musim yang dibalut dengan langit yang tersenyum manis kepadaku, bak melodi musim semi terkadang ia merayuku dengan alunan melodi dan nada yang terlukis dengan merdu. Namun aku tak sadar, aku hanya bergeming tak sadarkan diri, renungku sambil mengelus dada "semoga aku dapat melihat mentari esok pagi" kemudian saat aku terbangun diantara sepi dengan pikiranku yang melayang aku selalu mengutuk diriku karena aku tak mampu mengubah alur perjalanan hidupku.

Aku barusadar bahwa cinta itu terkadang menyiksamu, dengan rayuan manja ia datang kemudian ia pergi kembali seperti kupu-kupu yang merayu sebuah bunga kemudian ia memetik sebuah kenangan dibalik keindahan. Aku bersyukur meski begitu aku juga tak semudah itu merangkai kata, aku terbiasa berpura-pura tersenyum meski sebenarnya aku membohongi diriku dengan sejuta ada yang ku coba untuk ku hindari. Dibalik kejauhan aku memilih untuk tetap setia sendiri dengan mencoba mengubur setiap kenangan yang pernah aku alami dalam-dalam, meski aku bukanlah seseorang yang sekuat itu untuk bisa tetap berdiri bertahan. Dalam keheningan malam aku berbisik dan berkisah kepada rembulan "sepi, aku tak ingin sendiri. Setiap permasalahan terjadi dan menghampiri aku terus-menerus seperti sebuah metamorfosis yang sempurna, padahal khayalku tak sejalan dengan kenyataan" dalam hati aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri meski aku sadar aku cuma orang bodoh yang penakut dan juga selalu menghindar.

"Apa bedanya aku dengan sebuah rintik hujan, ia datang dengan tetesan kemudian pergi menggenangi dengan sebuah sapaan yang tak lain dan tak bukan hanya menyisakan luka"

Kamu begitu berarti dan istimewa dihati selamanya rasa ini, tak mungkin terganti. Aku hanya terdiam diam seribu bahasa, namun kamu datang dan pergi menyisakan luka di dada. "Jangan hanya terdiam dan bersikap seolah hanya kamu yang tersakiti aku juga"

Aku, Ara dan Fanya. Kita bertiga kayak best friend forever dimana-mana selalu bersama-sama, persahabatan itu terasa sulit ada jalan panjang uang harus dihadapi. Kisah panjang cerita kita yang berbeda dan masing-masing hidup dari keluarga yang berbaground berbeda, ada yang dari kalangan orang kaya ada pula yang dari kalangan keluarga sederhana. Enggak ada kata untuk bisa berhenti saling menyayangi satu sama lain, rasanya kayak sudah saling mengenal satu sama lain. Kita dipertemukan di tempat ini entah apa Tuhan juga akan memisahkan kita, karena jikalau ada pertemuan pasti juga ada perpisahan.

"Hai!" Ujarku sambil mendekati Raisa

"Hai juga" jawabnya sambil menundukkan kepalanya

"Kamu kenapa?" Tanyaku

"Hmm, enggak apa-apa" jawabnya

Dari awal aku mengenal Raisa dia memang sosok gadis yang manis dan juga lugu serta polos, dia baik hati tetapi memang sifatnya agak pemalu. Itu dia yang menyebabkan aku merasa sangat suka berteman dengannya, dia mudah didekati tetapi jika kita berbuat kesalahan padanya maka dia akan perlahan-lahan menjauhi kita.

"Boleh aku kenalan" ujarku sembari mengulurkan tanganku

"I...ia boleh" ungkapnya sembari mengulurkan tangannya

"Aku Keiziara Cynthia Bella panggil aku Ara" ujarku sambil tersenyum

" Aku Bianca Raisa Andriana panggil aja Raisa" jawabnya sembari membalas senyumanku

Aku teringat tentang dirinya yang mengajakku untuk mendekat, namun lambat lain dia menjauh, apakah aku terlalu egois jika aku hanya mengharapkan dirinya saja sementara cintanya bukan untuk diriku. Aku selalu memandang wajahnya di kejauhan, aku memang tak terlalu mengingat semua masa-masa itu tetapi saat dia menyatakan itu rasanya aku keluh dan bergetar namun aku sadar dia bukan siapa-siapa bagiku. Andai saja dia tahu meski dalam kejauhan aku akan selalu tetap menjaganya dalam kesendirian dan juga kesedihannya. Tetapi bila dia mengingatku maka dia akan menjadi kembali ke sosoknya yang dahulu namun sementara itu aku merasa tak terlalu suka dengan sifatnya yang dahulu.

Jarak terkadang membuatnya menjadi asing, membuat seseorang tak percaya akan kekuatan cinta. Silangit yang sama kamu berada, namun belum kamu temukan satu sosok pilihan-Nya.

Bagiku hidup hanya selalu hitam dan putih, kebahagiaan akan selalu berbanding lurus dengan kesedihan. Kita hanya menunggu waktunya bergiliran bukan?

Begitupun dengan kesunyian.
Hari ini terasa ramai, mungkin esok kita akan berdialog lagi dengan kesendirian.

Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri. Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati. Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan.

Aku hanya berhenti sesaat, tetapi bukan berarti aku mengutuki diriku atas setiap kesalahan yang pernah terjadi kepada ku.

"Kenapa Fanya dan Rian terlihat dekat ya?" Tanyaku dalam benakku

"Ra kamu mau kemana?" Tanya Fanya sembari memegang tangan ku

"Minggir ah, aku mau lewat!" Jawabku sembari pergi

Saat itu aku melihat Rian dan Fanya sedang berduaan di kelas, kemudian entah kenapa hatiku merasa sakit, dan tiba-tiba...

"Ian udah dong sini inikan buku aku!" Ujar Fanya sembari berlari-lari mengejar Rian yang mengambil buku tulisnya

"Enggak ah!" Jawab Rian sembari berlari-lari di dalam kelas

Saat itu kelas tidak terlalu ramai dan guru juga belum datang.

"Udah dong kamu ngerjain aku mulu dari tadi!" Ujar Fanya

"Apa-apaan sih?" Tanyaku dalam benakku

Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.

Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.

***

Merried By Accident (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang