Episode 23

6 1 0
                                    

Bukan Waktu Yang Salah


"Capek!" Ungkapnya

"Lagian udah tau jauh kamu malah ikut!" Ujarnya

"Deh kan kamu yang ngajakin aku!" Jawabnya

"Makanya kamu harus sering berolahraga, jangan main hp mulu" ungkapnya

"Hmm" dia hanya cemberut sambil duduk di kursi taman

"Ada apa sih?" Tanyanya

"Enggak apa-apa kok!" Jawabnya sambil memalingkan wajahnya

"Kamu kalau begitu lucu banget!" Jawabnya sambil mengelus kepalanya

"Ih apaan sih" jawabnya sambil melepaskan tangannya

"Udah nih minum!" Ujarnya sambil memberikan sebuah botol berisi air minum

Lama sudah Ara dan Rian berkeliling taman sambil joging.

"Pagi-pagi kayak gini makan bubur enak nih!" Ujarnya

"Huh kami fikirannya makan mulu!" Ungkap Rian

"Ih kamu mah gitu!" Ujar Ara sambil merengut

***

Bukan seseorang yang pandai merangkai kata, bukan pula seorang cenayang yang mampu mengungkapkan kata-kata, bukan pula sang pendahulu yang mampu mengucapkan kata, dan bukan pula sang pelukis yang mampu menggambar kata-kata. Setiap asa melukiskan kata, setiap hal memberikan informasi tentang perjalanan hidup dan setiap waktu akan menggoreskan tinta tentang arti kebahagiaan dan juga kesedihan. Gue cuma orang biasa bukan seorang protagonis yang layak di sanjung dan juga bukan sosok antagonis yang layak buat di bully, bukan juga seorang figuran yang cuma numpang lewat, gue bukan cewek gaul yang sok gaul dan juga bukan cewek keren yang sok keren, gue gak seromantis Nicolas Saputra dan juga gak secantik Dian Sastro Wardoyo, btw ini bukan kisah antara Rangga dan Cinta.

Entah kenapa gue jadi sosok yang puitis padahal gue bukan sosok cewek yang humoris atau romantis, dan juga bukan sosok cewek yang gaul bak mie gaul, bahkan juga bukan artis yang sok artis, jangankan buat bersikap sok akrab wajah gue yang pendiam justru mungkin dianggap orang kurang ramah dan tak pandai bergaul, padahal gue sebenernya gak ngerti apa-apa. Kenapa ya akhir-akhir ini gue sering banget nulis di buku harian gue sampai suatu ketika gue sadar buku harian gue udah penuh sama curhatan gue, yang intinya panjang di kali lebar sama dengan entah sejak kapan gue jadi sosok yang romantis bak pesinetron papan atas padahal aslinya gue orang biasa dan tak terkenal. Mungkin bukan seorang gue namanya kalau gak punya rasa, sebab setiap rasa akan membawa kita kepada suasa cinta, ataupun persahabatan kayak cerita yang gue tulis di sini. Entahlah Lo mau baca atau enggak seterah Lo ya istilahnya bodo amatlah, karena dari dulu gue orangnya gak suka banyak omong tapi sekalinya ngomong banyak banget.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang ku tuangkan bersama hati dan juga perasaan.

Merried By Accident (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang