Rembulan
Nenekku sebenarnya adalah orang Jogja tetapi sejak ia menikah dia pindah ke Bandung karena suaminya yang merupakan kakekku dia dipindah tugaskan di Jogjakarta dan mulai melakukan bisnis di Bandung bersama suaminya, namun karena kakekku yang merupakan seorang Jenderal Tentara kini telah meninggal dunia kini nenek tinggal seorang diri, dan kemudian dia yang meneruskan semua usaha bisnis mebel milik mendiang kakekku. Tapi karena nenek sudah tua kemudian bisnis mebel kini di kelola oleh pamanku, aku terkadang main ke Bandung tetapi sejak ayah menikah lagi aku jadi jarang main ke rumah nenek."Nek, aku kangen banget sama nenek!" Ujarku sembari memeluk nenekku
"Sayang, nenek juga kangen banget sama kamu!" Ungkapnya sembari mencium ku
"Kamu kemana aja gak main, nenek sampai sedih!" Ujarnya sembari mengeluarkan air mata yang jatuh tepat di pipinya
"Hmmm, panjang ceritanya nek!" Jawabku sembari mengelap air mata yang tiba-tiba menetes di pipi nenekku
Jangankan dia awan saja ikut menangis mendengar ceritaku, tak pelak aku hanya bisa terdiam dan mencoba menutup-nutupi semua yang terjadi kepada ku, tak lain dan tak bukan supaya dia tak merasa sedih bila mendengar cerita ku.
***
Sebenarnya aku memang tidak suka makan sayur tapi mamaku selalu saja menyuruhku makan sayuran.
"Ini apa sih kok!" Ujarku
"Itu sayur qol" jawab mamaku
"Hmmm" ujarku sambil memiringkan kepala
Akhirnya aku tetap memakan lahap hidangan yang diberikan mamaku, tetapi aku kemudian menyisihkan sayuran yang tidak aku sukai, meski begitu mamaku tidak pernah marah padaku. Dia merupakan seorang mama yang perhatian dan juga selalu saja memberikan makanan yang sedap dan juga lezat. Walaupun tetap aku kurang suka wortel dan juga qol, tetapi kalau kentang aku masih suka.
"Kenapa mama ngasih aku makan sayur Mulu sih memangnya aku ini kelinci apa?" Ungkap ku dalam hati
"Apaan sih kan sudah aku bilang pa aku tidak mau pindah ke Bandung!" Ujarnya
"Papa gak mau tau kamu harus ke Bandung juga, papa sudah siapkan sekolah yang terbaik disana!" Ujarnya
"Tapi pa!" Jawabku
"Gak boleh tapi tapi" jawabnya sambil menutup telepon
Tut.. Tuttt...Tutt
"Halo... Pa!" Ujar ku
"Hmmm malah di matiin telponnya" sambung Yudha
Hujan turun nampak terlihat pepohonan dan daun yang tersemat sembari menguraikan sang waktu yang membuat ku merasa haru dan biru meski begitu aku bahagia kala hujan turun dimana aku bisa merasakan kebahagiaan yang berbeda, andai saja ibuku masih hidup mungkin keadaan ku tak seperti ini.
Hari ini aku melihat wanita tua itu lagi duduk sembari menunggu kereta tiba di ujung stasiun, nampak terlihat tua namun wajahnya yang cantik terulas dengan jilbab yang dikenakan menambah manis wajahnya. Dia tak lain dan tak bukan adalah nenek ku, begitulah kelakuan ayahku dengan mudahnya ia membuangku dan kini aku terpaksa pindah ke Bandung, meski aku kesal tapi ada nenekku yang menemanku.
Di Jogja cuacanya memang berbeda dengan Bandung aku harus menyesuaikan diri, apalagi karena aku gampang terserang flu.
"Kamu kenapa Yudh?" Tanya nenekku
"Enggak" jawabku lesuh
"Kamu kayak gak semangat gitu" ujar nenekku
Aku sebenarnya tak tega dengan nenekku, tetapi aku juga tak mau terlalu merepotkannya, apalagi karena dia tinggal seorang diri. Rumah nenek sangat luas di tambah ada lantai dua dan juga nenek mempunyai beberapa asisten rumah tangga.
Aku tak bisa berkata-kata, apa yang bisa aku bicarakan langit saja terdiam namun tak jua aku berharap bila saatnya tiba apa mungkin semua akan berubah. Hitam bukan putih dan ini juga mungkin bukan karena dia, siapa dia? Seseorang yang hadir di kesunyian malam, seseorang yang selalu mengganggu tidurku. Aku hanya tak mampu berkeluh kesah, aku juga tak mampu berkata-kata. Aku hanya diam seribu bahasa, mungkin saja Tuhan tahu apa yang aku rasakan tapi aku hanya bisa diam dan mencoba menutupi semuanya.
Dibalik kehidupan ini kita gak akan pernah bisa tahu apa yang akan terjadi, kehidupan akan terus berjalan dan masa lalu juga akan mengiringi masa depan. Mungkin saja aku yang keliru tetapi aku memang bukan siapa-siapa, ibuku telah lama meninggal dunia sedangkan ayahku kini dia telah menikah lagi dengan istrinya yang lebih muda dan juga cantik. Duniaku seolah-olah berubah sejak kedatangan wanita itu, ia dia ibu tiriku.
"Kamu kenapa si yudh?" Tanya ayahku
"Sudahlah ayah sudah tak sayang lagi sama aku!" Ujarku
Dia lebih memilih wanita itu dibandingkan diriku...
"Kakak kenapa?" Tanya Chelsea
Sosok gadis manis yang tiba-tiba muncul di depan ku dengan wajah polosnya dia datang dan memelukku, seolah-olah dia mengatakan supaya aku jangan pergi tetapi karena aku sangat sedih dan marah kemudian aku melepaskan tangannya dan pergi.
"Kakak!" Panggil Chelsea di kejauhan
Nadillla Chelsea Olivia: biasa dipanggil Chelsea
Dia adalah adik kandungku yang paling ku cintai bukan karena dia manis tetapi karena sejak sepeninggal ibu, hanya dia satu-satunya yang aku punya tetapi sejak kedatangan ibu tiriku maka dia lebih dekat dengannya. Usianya baru 10 tahun, dia pandai dan banyak orang-orang yang menyayanginya.Enggak ada pilihan lain selain keluar dari rumah, rumah yang besar bak istana tetapi aku sama sekali tak merasa bahagia. Tak ada cinta bagi diriku, hanya aku terdiam sendiri di tengah keramaian. Aku memang bukan sosok cowok yang ramah dan pandai bergaul maka dari itu aku jadi sosok yang menakutkan dan jarang sekali berbicara pada siapapun, terutama dengan ayahku sendiri.
Jauh sudah langkahku menyusuri hidupku yang penuh tanda tanya, kadang hati bimbang menentukan sikapku tiada tempat mengadu, hanya iman di dada yang mampu membuatku selalu tabah menjalani. Lama sudah ku jalani setiap rintangan yang harus ku lewati, penak pedih dan hanya terdiam dalam emosi yang tak beraturan perjalanan panjang penuh lika-liku kehidupan yang terkadang membuat aku lelah.
"Capek!" Ungkapnya
"Lagian udah tau jauh kamu malah ikut!" Ujarnya
"Deh kan kamu yang ngajakin aku!" Jawabnya
"Makanya kamu harus sering berolahraga, jangan main hp mulu" ungkapnya
"Hmm" dia hanya cemberut sambil duduk di kursi taman
"Ada apa sih?" Tanyanya
"Enggak apa-apa kok!" Jawabnya sambil memalingkan wajahnya
"Kamu kalau begitu lucu banget!" Jawabnya sambil mengelus kepalanya
"Ih apaan sih" jawabnya sambil melepaskan tangannya
"Udah nih minum!" Ujarnya sambil memberikan sebuah botol berisi air minum
Lama sudah Ara dan Rian berkeliling taman sambil joging.
"Pagi-pagi kayak gini makan bubur enak nih!" Ujarnya
"Huh kami fikirannya makan mulu!" Ungkap Rian
"Ih kamu mah gitu!" Ujar Ara sambil merengut
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Merried By Accident (END)
RomanceKetika kamu dihadapkan dalam dua pilihan dan kamu tak tahu harus memilih yang mana?. Sosok cowok yang kamu cintai namun tak bisa kamu miliki atau sosok cowok yang tidak kamu cintai namun selalu mencoba untuk mengubah hati kamu. Seandainya diantara s...