MY SENIOR IS MY LOVE
Sebuah cerita yang menceritakan seorang anak perempuan bernama Candyda Arta Nugroho atau biasa dipanggil Candy. Dia bersekolah di SMP Mutiara 2. Akan tetapi, selama di sekolah ada saja yang mengganggunya, dari yang tidak suka de...
Fariz yang sedang tidur merasa terganggu dengan suara-suara itu.Dia mengerjapkan matanya, dan langsung terkaget karena didepan dia sudah banyak cewek-cewek yang senyum-senyum.
Mendadak tubuh Fariz menjadi gemetar, mukanya terlihat seperti panik dan keringat dingin keluar dari pelipisnya.
"Ng-ngapain lu pada?!"tanya Fariz emosi.Tangannya masih gemetaran tapi dia sembunyikan.
Cewek-cewek yang tadinya memperhatikan Fariz yang sedang tidur pun menjadi kalang kabut dan langsung kembali ke kelasnya masing-masing.
Setelah melihat para perempuan itu pergi Fariz kembali menenangkan diri nya, mengelus dada dan mengarahkan pandangannya ke arah jendela.
"Morning Fariz,"sapa Reza dengan senyum lebar Joker.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aaaa bego, sejak kapan lu disitu?!!"tanya Fariz teriak.
"Sejak pujaan hatiku ini tidur syantik tadi,"ucap Reza sambil mencolek pipi Fariz dari jendela.
Fariz langsung menepis tangan Reza."Ish, gak usah pegang-pegang, nanti pipi gua gak suci."
"Halah.."ucap Reza malas dan langsung berjalan masuk ke dalam kelas.
"Lu ngantuk banget keliatannya, Riz."
Fariz mengangguk dan kembali menenggelamkan wajahnya di meja.
"Eh, gua denger lu disuruh ikut lomba, ya?"
"Iya, males banget gua."
"Lah terus, kenapa lu terima?"
"Orang dipaksa, mau gimana lagi."
"Kok gua gak disuruh si, Riz?"tanya Reza."Lu disuruh karena apa?"
"Biar nanti rapot gua ada riwayat kegiatannya,"jawab Fariz dengan malas.Dia ingin melanjutkan lagi tidurnya, tapi kelas sudah ramai dan berisik.
"Gua juga gak pernah ikut kegiatan,"ucap Reza.
"Lu mau?"tanya Fariz sambil mengangkat kepalanya menghadap Reza."Kalo mau sini gantiin nama gua aja, ikhlas lahir batin gua kalo lu mau gantiin."
"Oh..maaf, mending saya menjadi penonton atau tim huru-hara saja, daripada otak pecah."
*****
"Ini."
Fariz mendongakkan kepalanya.
"Buat kamu, dimakan ya."
"Tumben,"ucap Reza sambil memperhatikan Seli yang sudah pergi dan kotak yang dia berikan ke Fariz.
