Mine

158 75 264
                                    

"Hargai selagi masih ada. Beberapa orang jika sudah jatuh dan kecewa, Tak akan ada lagi kesempatan kesekian kalinya."

▌│█║▌║▌║█ ║▌║▌║█│▌

▌│█║▌║▌║█ ║▌║▌║█│▌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Sudah seminggu berlalu sejak kejadian Mahen di rawat di rumah sakit. Kini, lelaki itu kembali beraktivitas seperti biasa. Aku menyunggingkan senyuman tipis saat lelaki itu berlari kecil menghampiriku dengan dua es krim yang ia pegang.

Taman sore hari ini begitu cerah. Aku tergelak mengingat, ini pertama kalinya kami kencan semenjak pacaran.

"Ayo kencan, kencan, kencan!" desaknya saat aku fokus mengutak-atik buku kimia.

Aku menoleh heran. "Eung? Memangnya penting, ya?"

Ia mengangguk mantap dan menatap antusias. Melihat reaksi itu aku tergelak. "Oke baik. Haha," ujarku menyetujui.

Lelaki di sampingku tersenyum kegirangan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kebiasaan Mahen saat senang dan salah tingkah.

"Minggu, ya?" tanyanya sambil menyenderkan kepala ke meja. Aku melirik sekilas wajah lelaki yang kini memerhatikanku dari samping. Sungguh, ia memiliki Wajah menggemaskan seperti bayi hingga membuat jantungku berdebar tak karuan.

"Tentu."

"ALYAA!!"

teriakan dari lelaki di hadapanku memecahkan ingatan beberapa hari lalu yang terputar. Ia melambaikan es krim yang dipegang ke hadapan wajahku, akupun segera tersenyum menanggapi.

"Ngelamun lagi. Kebiasaan Alya ga pernah berubah," ujar lelaki itu sambil menjilat es krim. "Lagi mikirin apa?" lanjutnya.

Aku berpikir sejenak sambil meraih es krim yang dijulurkan, kemudian menoleh ke arahnya. "Lagi mikirin, kapan aku bisa nikah ama Jaemin."

Mendengarnya, Mahen menatap sinis lalu mengerucutkan bibir. "Jaemin ga mau sama kamu."

Aku menggeplak bahu Mahen sedikit kuat. "Maksudmu apa?" tanyaku memasang ekspresi berpura-pura kesal.

"Bener, kok. Mending sama aku aja. Aku mau nikah sama kamu," jawab lelaki itu santai sambil menjilat es krimnya.

Entah mengapa ucapan Mahen membuatku mendadak salah tingkah. Hey, ayolah ... Padahal hanya ungkapan sederhana tapi bisa-bisanya jantungku kembali berdetak tak karuan seperti ini. Aku berdeham pelan mencoba menetralisir ribuan kupu-kupu yang seakan bertebaran di perutku.

November (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang