"Dimilikimu aku bangga. Sebab aku berhasil menggengam sosok sempurna yang belum tentu banyak orang memilikinya."
▌│█║▌║ ▌ ║▌║▌║█│▌
"Alya ... Kamu cantik sekali," ujar Kak jeje menatap kagum ke arahku. Wajahku bersemu dan tanpa sadar mengusap leher belakang karena salah tingkah.
Gaun yang kukenakan sore ini memang cukup menarik perhatian. Kutatap cermin dengan ragu. Mataku terbelalak melihat pantulan wujud seseorang di hadapan. "Kak ..."
Wanita itu menepuk pundakku lalu berbisik. "Selamat Alya, kau berhasil mencapai titik ini sesuai ekspektasi. Astaga. Bahkan kau lebih cantik dari saya tanpa harus operasi plastik," pujinya dengan mata berbinar.
Aku menggeleng cepat, memberenggut sambil melipat tangan ke dada. "Kak Jeje terlalu berlebihan." mendengarnya, bola mata wanita itu membulat sempurna. Lalu tanpa isyarat, ia menyentil jidatku karena tak mempercayai ucapan manisnya.
Besok senin, dan liburan panjang ini berakhir. Butuh usaha yang benar-benar extra hingga aku sukses mencapai target ideal. Selain berat badanku mengurang, kulitku yang awalnya kecoklatan pun berubah kuning langsat. Aku benar-benar tak ingin tinggi hati. Namun sosok pantulan cermin di hadapan membuatku tak henti-hentinya mengagumi.
Netraku kembali memerhatikan seksama penampilanku sore ini lewat cermin. Gaun ungu dengan renda senada yang menghiasi ujungnya, juga rambut yang di ikat kebelakang dengan beberapa menggantung tipis di kedua sisi telinga. Make up dipoles senatural mungkin dengan kontak lensa yang pernah berkali-kali gagal kupasang saat latihan bersama Kak Jeje. Sungguh, rasanya benar-benar perih jika pertama kali belajar dan mencoba. Sepatu ukuran sedang yang dulu benar-benar sesak kupasang kini menutupi kaki jenjangku dengan sempurna.
"Nanti malam jadwal makan malam keluargamu ya? Semoga sukses. Mereka akan terkejut melihat perubahanmu selama di sini Alya," ucap Kak Jeje sambil meraih tas selempangnya di atas meja.
Mengingatnya aku berdecak. Aku benar-benar berharap Mahen lah yang menjadi pengagum pertama atas perubahanku saat ini. Bukan yang lain.
🌧️
Restoran malam ini terasa begitu ramai pengunjung. Butuh sekitar 2 jam perjalanan dari rumah nenek untuk bisa menginjakkan kaki ke tempat ini. Beruntung make up ku di desain tahan lama sehingga tak merusak penampilan.
Entah mengapa langkahku mendadak kaku. Benar-benar menjadi sorotan, jauh lebih parah dari wujud buruk rupaku sebelumnya. Jika dulu tatapan yang kuterima begitu sinis dan tajam. Sekarang, hampir semua mata memandang kagum dan terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
November (COMPLETED)
Teen FictionKubuka mataku dan terkejut. Wajah Mahen begitu dekat hingga membuat hidung kami saling bersentuhan. Ia melepas genggaman lalu menangkup kedua pipiku. "Jika aku mengatakan aku mencintaimu, bullshitkah?" Kubalas tatapan lelaki itu lalu menggeleng pela...