Mencintai dalam Diam
Itu karenamu, untuk pertama kalinya aku mengagumi seseorang. Karena yang aku kagumi selama ini hanyalah para filosofi ataupun ilmuwan, kemudian kau datang mengganjal pikiranku bahkan kau mampu mencuri hatiku yang selama ini aku jaga. Kekagumanku padamu di luar dari ranah yang bisa kujelaskan.
Itu karenamu, untuk pertama kalinya aku bersikap salah tingkah setiap kali bertemu denganmu atau hanya memandangmu sekilas. Terkadang ada gemerisik perasaan gugup yang menghampiriku, nafasku seperti tercekak di mana jantungku ingin meloncat ke luar dari raga. Degup jantung tak bisa ku hindari ketika berada didekatmu.
Itu karenamu, untuk pertama kalinya aku tak bisa mengenali diriku sendiri. Meskipun aku hanya bercengkrama sebentar denganmu tapi aku slalu mempelajari hal baru tiap kali bertatapan denganmu atau bahkan berada didekatmu. Bukan mengenai apa yang akan menjadi tujuan melainkan tentang bagaimana kita berproses mencapai tujuan itu, ibarat sebuah keramik yang harus menahan serbuan panas untuk menjadi kuat.
Itu karenamu, untuk pertama kalinya aku terkesima oleh iris coklat yang meneduhkan itu. Entah kenapa semua gundahku hilang seketika, hanya dengan menatap iris coklatmu itu. Aku tahu, keramahanmu dan perhatianmu padaku hanya suatu sikap formalitas saja, hanya menyapa dengan lengkung senyum tertarik 3 detik. Biarpun begitu aku tahu kau hanya berbasa-basi dengan sikapmu selebihnya hanya tinggal sikap biasamu.
Itu karenamu, untuk pertamakalinya aku merasa ada hal yang tak harus ku sampaikan. Mengagumimu secara diam-diam berhasil membuatku tersenyum geli. Pembawaanmu yang tenang dan santai, serta iris coklat yang teduh itu mengingatkanku pada karakter novel kesukaanku bahkan penilaianmu yang tepat sebelum mengambil keputusan mengingatkanku akan karakter anime, Yoshino Takigawe.
Itu karenamu, untuk pertama kalinya aku menghela nafas cukup panjang saat kau berlalu begitus aja di hadapanku. Aku slalu berfikir betapa jauhnya jarak antara kita, entah itu jarak usia atau kedewasaan.
Itu karenamu, untuk pertama kalinya aku sepertinya mulai menyukaimu. Menyimpan perasaan aneh ini sendirian membuatku terbebani tapi apa boleh buat membiarkan keanehan ini mengalir adalah satu-satunya cara untuk mengurangi kadar keanehan itu sendiri.
Mungkin memang seharusnya aku berdiri dalam lingkaran aman ku saja, di mana setiap rasa kesal, marah, sakit, senang, sedih, dan kekaguman hanya kubelenggu dalam ekspresi kata. Seharusnya ku simpan saja perasaan ini. Karna ku tahu tak mungkin kau menyukaiku, gadis kecil inilah yang pasti tak pantas untukmu yang telah menjadi pria dewasa dengan pekerjaan yang tetap. Kau pasti akan mencari wanita yang seusiamu bahkan pasti wanita yang lebih dewasa dan cerdas, tak sepertiku yang masih kekanakan.
Punggungmu yang berlalu begitu saja, tawamu yang ku pandangi dari kejauhan, bahkan iris coklat terang yang terkadang tertangkap olehku, tatapan dan sikapmu yang menyeruatkan aura misterius. Aku terjebak di sana. Lebih parahnya lagi aku tersesat seperti bunga matahari yang mengira bisa menggapai surya karena setia mengaguminya. Dan aku kembali pada diriku sendiri. Berdiri dalam kesendirian, hanya di temani oleh kesemuan kedengarannya memang cukup menyedihkan. Jika boleh aku ingin menjadi tokoh anime Toudou Rinko yang berhasil mencapai tujuannya untuk bersama Saku- sensei dalam komik “ 7th Period Rhapsody ”.Itu karenamu,untuk pertama kalinya
Aku ingin menyimpan perasaan ini
Bukan lagi untukmu
Menangis
Dalam gerimis...
Hanya untukmu...
Ku biarkan hatiku terluka...
Ku biarkan diriku menduka...
Tapi maaf..
Aku tak bisa sakit lebih dari ini..
Selamat tinggal untukmu
Yang ku cinta
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Kembali Dan Semuanya Telah Berubah
Romance" Di kehidupan selanjutnya, aku benar benar tak ingin mengenal kalian semua."