19(REVISI)

6.8K 640 8
                                    

Sepanjang malam Sloane tidak tidur, ia kembali bemimpi tentang kejadian itu.

" Sial." Lantas ia bangun dan ingin pergi ke ayunan di dekat danau.

Ia hanya memakai pakaian tipis dan tanpa alas kaki, ya itu adalah kebiasaan gadis muda itu.

Ia baringkan dirinya di atas ayunan besar sembari menatap ke langit yang dipenuhi bintang-bintang.

" Bukan kah bintangnya bagus?".

" Biasa saja."

" Ck, kau tahu kenapa bintang bersinar?".

" Karena tugasnya."

" Ck, kau ini, sudah lah malas aku berbicara dengan mu."

" Kau marah?".

"........"

" Pemarah...".

Setetes air mata tiba-tiba keluar dari mata cantiknya itu.

" Aku merindukan mu....bintangnya indah ya......dan bersinar terang...seperti senyuman mu. Ha...ha...ha....aku merindukan mu...sangat...". Lirih Sloane dengan isakan kecil.

Tak jauh dari sana, As tak sengaja melihat Nona nya itu dan menghampiri Nona nya.

" Nona...di sini sangat dingin, anda harus memakai pakaian yang tebal."

" As?".

" Benar Nona."

Kemudian tanpa aba-aba Sloane memeluk pemuda itu.

" Tenang lah Nona...semua nya akan baik-baik saja...".

Pemuda itu tahu apa yang sedang dirasakan Sloane.

Dan ia menenangkan Nona nya itu seperti biasanya. Ia tahu di balik sifat tegas dan dingin Nona nya, tersimpan sifat rapuh dan lemahnya.

" Semua akan baik-baik saja Nona."

" Hiks...hiks..hiks...".

Tidak hanya As, semua pelayan Sloane juga melihat bagaimana Nona mereka bersedih.

Mereka juga merasa sakit kala mendengar tangisan lirih Nona mereka itu.

" Aku telah gagal melindungi anda Nona."

" Nona...."

" Aku berharap ini adalah tangisan terakhirmu Nona."

Sedangkan Zero yang baru datang pun, menatap Nona dan sahabatnya datar, tapi yakinlah, ia menahan tangis dan amarah melihat Nona nya menangis.

Malam ini, seorang gadis datar dan dingin mengeluarkan semua perasaannya.

..........

Keesokan harinya....

Semua anggota keluarga Oxley berkumpul termasuk Juniper dan Sloane.

Mereka makan dengan tenang, meski sesekali Mathew dan kelima putra nya mencuri pandang ke arah Sloane.

Juniper yang melihat itu geram, seharusnya tidak ada yang memperdulikan gadis itu.

Tapi ia harus tenang, karena sebentar lagi nama baik wanita sialan itu akan hancur.

Sloane sendiri tahu bahwa ada banyak pasang mata yang menatap dirinya tetapi ia hanya acuh tak perduli.

" Ehm...putri ku ayah dengar kau akan ke istana hari ini?". Taya Mathew memecah keheningan.

" Tidak ayah, memang Juni dipanggil ke istana? Tetapi...Kak Aarav tidak memberitahukan Juni." Jawab Juniper dengan percaya diri.

" Saya tidak bertanya kepadamu, tetapi kepada putri kandung saya." Ucapan Mathew membuat beberapa orang yang di ruangan ingin tertawa.

Terlahir Kembali Dan Semuanya Telah BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang