" Semuanya sudah siap?".
" Sudah Tuan..."
" Ayo kita mulai serangannya, akan aku pastikan kau hancur beserta kerajaan mu.". Ucap pria itu.
Sedangkan salah satu bawahannya menatap nya dengan tatapan yang sulit diartikan.
......
" Nona....mereka memulai aksinya..."
Sedangkan sang Nona hanya tersenyum simpul.
Ia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh orang-orang itu.
......
" Tuan....mereka sudah memulai serangannya."
Sedangkan sang Tuan hanya diam tapi terlihat sorot mata tajam di sana.
" Biarkan saja....aku ingin melihat seberapa besar kekuasaan manusia.".
......
" No-na...saya mohon hentikan...".
" SIALAN! KENAPA? KENAPA?! KENAPA PUTRA MAHKOTA MEMBATALKAN PERTUNANGAN INI!".
" Nona saya mohon anda untuk tenang jika tidak, mereka yang tidak suka dengan anda akan menertawakan anda."
Juniper mulai mengontrol emosinya.
Ia harus segera memberitahukan ini kepada Kakek nya, ia benar-benar harus membunuh wanita sialan itu...
Ia sudah tak betah jika wanita itu masih hidup.
" Sea..".
" Ya, Nona Muda."
" Antar surat ini dan pastikan hanya orang itu yang menerima nya."
" Baik Nona."
Sepeninggalan Sea, Juniper kembali terdiam. Ia masih ingat pembicaraannya pada sang Ibu kala itu.
" Ibu.."
" Oh putri ku, kemarilah..."
" Ibu siapa pria ini? Apakah di ayah Juni?". Tanya nya dengan polos tanpa merasakan bahwa tubuh sang Ibu sedikit kaku.
" Itu..benar, dia adalah Ayah Juni, tampan bukan?".
Juni kecil menganggukkan kepalanya, ia akui bahwa ayah nya sangat lah tampan bahkan lebih tampan dari Pamannya dan ayah dari semua temannya.
" Tapi Ibu....kenapa Ayah tidak pernah menemui kita? Apa Ayah sudah di langit?".
"TIDAK! SIAPA YANG MENGATAKAN ITU PADA MU HA?!".
" I..Ibu...". Lirih Juni kecil saat melihat kemarahan sang Ibu.
" KATAKAN JUNI! SIAPA YANG MENGATAKAN ITU PADA MU HA?!".
" Itu...itu Bibi Milly yang mengatakannya Bu....."
" Juni dengar kan Ibu ok...". Wanita itu menatap lekat anak perempuannya.
Juni kecil menganggukkan kepalanya.
" Dia adalah Ayah Juni dan Ayah Juni masih hidup, ia hanya bertugas untuk melawan para penjahat."
" Maksud Ibu, Ayah seperti Ayah nya Sira?".
" Benar, Ayah Juni akan datang dan menjemput kita."
" Sungguh?".
" Em, Ibu tidak pernah bohong pada Juni."
Kemudian setiap hari wanita itu akan menceritakan berbagai hal mengenai Ayah Juni dan membuat gadis kecil itu sangat senang bahkan tak ayal ia akan menyombongkan kepada semua temannya di desa.
" Ibu, Juni janji akan membawa Ayah bersama kita.". Ucap Juniper tegas.
.........
"Gadis yang malang...". Gumam Sloane pelan.
Pagi ini ia sedang menikmati hari tenangnya, ini lah yang sangat ingin ia lakukan.
Ia teringat jelas perbincangan dirinya dengan si kecil tadi malam.
" Apakah aku terlalu egois?"
" Dendam? Apa menurut mu...aku sedang mendendam?".
Sloane kembali diam, ia menutup kedua mata nya.
" Dendam? Apakah itu baik?".
" Lalu...menurut Nox sendiri, seperti apa dendam?".
Nox kembali terdiam...
" Menurutku dendam berasal dari sebuah luka yang sangat dalam dan hanya bisa diam tanpa berteriak kesakitan. Rasa sakit yang sangat terasa bahkan seiring berjalannya waktu tak bisa menghilangkan nya karena rasa sakit itu masih tertinggal di dalam sini.". Ucap jelas Nox.
Deg...
" Jadi...apakah menurut mu dendam itu baik?".
" Tidak, tapi bukan kah karena ego manusia, dendam itu muncul?".
" Benar, ego sangat lah menghambat segalanya bahkan manusia baik pun kadang kala memiliki ego tinggi. Ia merasa paling suci dan benar tapi ini adalah kehidupan, kehidupan yang berjalan searah jarum jam, tidak dapat berhenti atau berputar balik."
" Nyatanya waktu masih bisa berputar Nenek...". Gumam nya ketika mengingat lagi percakapan nya di masa lalu.
Tap
Tap
Tap
" Hosh..hosh...anda di sini Nona Muda."
" Ada apa Zuri? kau terlihat panik."
" Nona..."
" Tenang kan dirimu terlebih dahulu Zuri.."
Setelah beberapa detik Zuri sudah tenang, ia langsung menjelaskan kedatangannya.
" Nona Muda, pertunangan Putra Mahkota dengan Nona Muda Kedua telah berakhir."
" Oh...lalu apa yang membuat mu panik Zuri?".
" Rumor buruk telah beredar mengenai anda Nona, jika Nona lah yang membuat pertunangan mereka berakhir bahkan Nona..."
" Katakan lah Zuri.."
" Nona telah menggoda Putra Mahkota.". Ucap Zuri pelan.
Sloane hanya menghela nafas pelan, ternyata tidak berubah....
" Di mana yang lain?".
" Mereka...".
" Katakan saja Zuri."
" Mereka sedang membasmi orang-orang yang telah menyebarkan rumor tersebut Nona.."
Sebelum Sloane ingin mengatakan sesuatu lagi.....
" Oh....ini kah si rubah betina itu?".
" Pu-putri tolong jangan...". Ucap Juniper lirih.
" Kenapa? Bukan kah itu benar? Aku tak menyangka jika keluarga seorang jendral agung menyimpan seekor rubah betina."
Zuri mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali ia menampar wajah sok dari hadapannya itu.
Lalu kenapa jika ia seorang putri? Ia hanya beruntung bahwa Kakek nya adalah penyelamat dari Pangeran Pertama dan ia diangkat menjadi seorang putri.
" Putri, saudari saya bukan orang yang seperti itu....saya yakin ini hanya lah kesalahpahaman saja".
" Kau terlalu baik Juni...."
" Ada apa ini?".
Pertanyaan itu membuat atensi semua orang mengarah kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Kembali Dan Semuanya Telah Berubah
Romance" Di kehidupan selanjutnya, aku benar benar tak ingin mengenal kalian semua."