2(REVISI)

15.2K 1.1K 7
                                    

Sloane yang bosan di luar pun memilih bersantai di dekat danau yang tak jauh dari tempat barunya.

Ya, setelah kabar itu, ia lantas di minta untuk pindah ke kamar yang lain.

Jika ia tidak salah, itu adalah kamar yang sangat diidamkan oleh Juniper.

" Kenapa Nona tidak menolaknya?".

" Untuk apa aku menolaknya kecil? Tidak ada gunanya, kau lupa bahwa sang jendral agung itu sangat keras kepala. Apa salahnya aku menerima ini, bukan kah bagus. Dengan begitu semua pelayan tak akan semena-mena denganku meski aku tidak peduli. Tapi yang terpenting adalah...wanita itu pasti marah dan kesal saat ini. Bukan kah tempat ini yang diinginkan olehnya tapi sayang permintaan itu langsung di tolak oleh sang jendral bahkan kelima putranya juga hanya diam."

" Anda pintar Nona, tempat ini paling bagus setelah tempat milik sang jendral bahkan tempat Tuan Muda Sulung pun kalah. Jika tidak salah, ini adalah tempat di mana mendiang Nyonya Jendral pilih untuk pemilik asli Nona."

" Seperti itu ternyata...banyak yang berubah ya kecil."

Sloane asik mencelupkan kakinya di air danau yang dingin tetapi ia senang.

Sloane sendiri tidak lebih tepatnya Nox sendiri sangat menyukai dingin, ia tidak kuat dengan suasana panas.

Sembari menikmati malam, Sloane memainkan seruling yang dulu sering ia mainkan kala di kehidupan pertamanya itu.

Ia masih ingat, kehidupan pertamanya yang menyebalkan tapi juga berkesan.

Ia bukan lah orang yang mengerti apa itu perasaan bahkan banyak orang yang memanggilnya si manusia robot.

Mereka mengganggap bahwa dia adalah manusia berdarah dingin dan mesin pembunuh.

Ia masih ingat saat di mana ia harus kehilangan semuanya, kehilangan kewarasannya, kehilangan kebahagiaan nya meski ia tahu bahwa sedari lahir ia tak pernah bahagia.

...........

Elwin yang sedang jenuh karena begitu banyak tugas itu berniat ingin berjalan-jalan.

Ia mengingat pembicaraan tadi dengan para saudaranya.

Di tambah sikap aneh ayahnya kepada adik perempuannya itu, apakah pantas ia memanggil gadis itu adik lantaran sikapnya yang buruk.

" Sudahlah, kenapa aku memikirkannya." Gumam nya pelan sembari berjalan menyusuri setiap tempat di kediamannya ini.

Hingga ia tak sengaja melihat siluet seorang gadis yang sedang duduk tidak jauh dari danau.

Ia tahu siapa gadis itu. Ya Sloane, adik perempuannya yang selama ini ia campakan.

Bagaimana bisa ia tahu? Karena hanya danau ini lah satu-satunya yang dapat diakses di mana tempat yang sekarang ini telah menjadi milik gadis itu.

Ia masih ingat, dulu Ibunya bercerita dan mengatakan keinginannya kepada ayahnya itu bahwa tempat ini akan di tunjukkan untuk Sloane.

Entah apa yang merasukinya, ia mulai berjalan menghampiri Sloane.

Semakin dekat dengannya, membuatnya bisa melihat kaki jenjang yang sialnya indah itu.

Ia menelan ludahnya melihat pemandangan yang ada di depannya ini.

Bagaimana tidak? Sloane sudah seperti jelmaan peri danau. Dengan baju malam berwarna putih, rambut yang dibiarkan begitu saja tanpa diikat dan juga seruling yang dimainkan oleh gadis itu semakin memperkuat bahwa ia jelmaan peri.

Tanpa sadar Elwin menikmati suara yang keluar dari seruling milik Sloane itu.

Ia duduk tidak jauh dari Sloane berada.

Entah desiran apa yang ia rasakan ini tapi ia menikmati itu.

Ia bisa membayangkan wajah manis nan cantik milik Sloane ketika menatapnya dan para saudaranya yang lain dengan tatapan lebih kekaguman.

Ia ingat, bahwa adiknya tak pernah marah jika ia atau yang lainnya meneriaki nya bahkan mencaci maki dirinya.

Ia hanya tahu bahwa gadis itu akan selalu tersenyum dan menangis jika tidak ada orang.

Tapi yang ia lihat kali ini berbeda. Gadis cantik yang tak lain adalah adiknya itu nampak damai dan tenang.

..........

Sloane tahu jika ada seseorang yang berada tidak jauh darinya tetapi ia hanya diam saja.

Ia tahu karena insting dan juga informasi dari sistemnya. Toh ia juga tidak perduli karena meski ia tahu tetap saja ia tak bisa melihat jelas wajah orang itu.

Bukannya tidak bisa,  bisa di bilang ia buta wajah atau jika di kehidupannya dulu ini disebut Acquired prosopagnosia, di mana ia dulu bisa hidup normal tapi karena kejadian itu yang mana ia mengalami cendera otak yang mengakibatkan dirinya bita wajah.

Dan meski ia sudah berpindah jiwa, ternyata penyakitnya juga mengikuti. Apalagi pemilik asli telah sering mengalami benturan di bagian kepala dan tanpa ada orang yang mau mengobatinya.

Bahkan keluarganya hanya acuh tanpa mau memanggilkan seorang tabib hingga ia bertemu orang itu.

Orang yang telah membantu menyembuhkan penyakit pemilik tubuh ini.

" Nona, kenapa anda tidak masuk saja? Apalagi saya sangat tidak menyukai pemuda itu."

" Aku masih ingin di sini Kecil, mengenang semuanya dan menikmati hari damai ku sebelum orang itu mulai menjalankan rencananya."

" Anda akan mengikuti permainan orang itu?".

" Benar."

" Saya tidak mengerti dengan jalan pemikiran anda Nona. Jika anda bersedia, saya bisa menghabisinya langsung tetapi anda hanya diam."

" Karena aku bukan lah seorang pemain Kecil, aku adalah pengendali jika di kehidupan dulu aku adalah sang sutradara dan mereka adalah pemain. Pemain yang harus mentaati setiap arahan sang sutradara Kecil."

" Dengan hanya diam?".

" Bukan kah aku memilikimu?".

" Jangan bilang anda akan..."

" Benar, bukan kah saat nya menunjukkan padanya dan semua orang bahwa Nona Sulung Oxley itu tidak membutuhkan belas kasihan lagi. Aku akan membuat mereka semua membayar apa yang telah mereka lakukan kepada pemilik asli."

............

Sudah 3 jam Sloane berada di tepi danau sembari memainkan seruling nya dan juga sudah 3 jam pula Elwin berada di situ.

Ia selalu memperhatikan Sloane, ia ingin tahu perubahan apa yang terjadi pada gadis itu.

Lantaran ia tak lagi mendengar suara riang darinya, dan yang selalu ia dengar dari para pelayan adalah perubahan aneh dari Sloane.

Ia ingin mengamati semuanya termasuk perasaan aneh yang menjalar di hatinya ini.

Karena terlalu lama berpikir, Elwin sudah tidak melihat lagi sosok adiknya itu.

" Mungkin ia sudah kembali." Gumamnya dengan pelan kemudian ia mulai berjalan meninggalkan tempat ini.

Mungkin besok ia akan kembali lagi, dan ia telah memutuskan bahwa tempat ini akan menjadi tempat favoritnya.

...........

Terlahir Kembali Dan Semuanya Telah BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang