Seketika Ryuu melepaskan cekalannya.
Dan ia langsung menghadap Sloane yang masih menutup kedua matanya.
" Nona....". Perkataan Ryuu membuat semua orang terkejut, di mana aura menyeramkan tadi, kenapa terlihat seperti anak kecil yang takut terkena marah.
" Jangan." Ucap Sloane sekali lagi.
Ia kemudian membuka kedua matanya, lantas menatap kedua mata Mathew.
Sebenarnya ia tidak tahu seperti apa rupa ayah dari pemilik asli karena sungguh ia tidak bisa melihat wajah dengan jelas.
" Di hadapan anda ini adalah Tuan Besar Oxley Nona Sulung." Ucap lembut seorang pria yang tak lain bernama Paris, ia lebih ramah dibanding pelayan Sloane lainnya.
Ia sangat tampan tapi lebih mendekati cantik. Ia termasuk pria feminim tapi jangan salah itu hanya lah kedoknya saja.
Meski hanya menunjukan wajah datar, tapi orang dapat melihat ekspresi rindu, sesal, dan juga bingung.
" Nona kami...buta wajah Tuan Besar." Ucap Zuri menjelaskan kebingungan Mathew.
Dan Mathew sangat terkejut, begitu juga semua bawahan Mathew.
" Ba-bagaimana bisa? Sejak kapan? Dan kenapa kalian tidak memberitahukan ini padaku ha?!". Ucap Mathew dengan penuh emosi.
" Sudah dari 4 tahun lalu Tuan Besar, dan....bukan kah anda tidak perduli dengan Nona kami? Jadi itu tidak penting bagi kami untuk memberitahukan itu kepada anda." Ucap Sky dengan tajam.
" Jaga bicaramu Sky, ingat kau adalah pelayan di kediaman ini!". Ucap Ken dengan penuh peringatan.
Bagaimana pun juga, ia adalah kepala pelayan di kediaman ini, ia tidak mau ada pelayan yang berani berkata kasar kepada sang Tuan.
" Kami pelayan dari kediaman Delaney jika anda lupa Tuan Ken. Kami tidak di gaji dari kediaman ini dan otomatis kami bukan pelayan dari kediaman ini. Tuan kami tentu saja Tuan Tua Delaney, jadi apa kami salah?". Balas Paris dengan lembut dan sopan.
Ya diantara pelayan Sloane, Paris sangat lah menakutkan, ia sangat licik dan beracun. Jangan melihat senyum indahnya atau suara riang nya.
Ia bahkan lebih kejam dibanding Ryuu yang terkenal kuat akan kekuatannya.
Mathew hanya diam, benar, benar apa yang dikatakan mereka.
Ia tak pernah perduli semenjak putri kecilnya lahir bahkan ia tak pernah memikirkan apalah putrinya sudah makan, apakah putrinya tidur dengan nyenyak, apakah putrinya merindukan Ibu nya atau dirinya.
Ia tak pernah ingin tahu, bahkan saat dia tiada pun, tak ada air mata yang keluar dari matanya.
Melihat keterdiaman Mathew, membuat para pelayan Sloane tersenyum sinis.
" Tapi, kau tetap harus memberitahukan itu Zuri. Bagaimana pun juga adik perempuan memiliki nama Oxley di belakang namanya." Ucap Hideki.
" Sudahlah! Putri ku ayah membawakan hadiah untukmu, semoga kau menyukai nya." Ucap Mathew dengan memberikan kode kepada Dom untuk menunjukkan bingkisan yang sempat ia beli tadi.
" Terimakasih." Jawab Sloane singkat.
Suasana seketika canggung.
" Ayah, aku memberikan ini untuk ayah. Semoga ayah menyukai nya." Ucap Juniper memecahkan keheningan sembari menyerahkan sepasang sarung tangan rajutan.
Mathew hanya melirik nya sekilas, ia masih ingat kejadian dulu.
" Ayah, Juni membuat ini khusus ayah semoga ayah suka ya." Ucap Juniper dengan malu-malu sembari menyerahkan sepasang sarung tangan rajutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Kembali Dan Semuanya Telah Berubah
Romance" Di kehidupan selanjutnya, aku benar benar tak ingin mengenal kalian semua."