4(REVISI)

12.1K 1.1K 25
                                    

" Sebentar lagi....sebentar lagi ayah akan datang putri kecil ayah..". Gumam pria itu yang tak lain adlah Mathew.

Ia sudah memasuki wilayah Ibu Kota Kerajaan X dan hanya menempuh dua jam untuk sampai ke kediamannya.

Sedangkan di Kediaman Oxley, para pelayan sibuk mempersiapkan kepulangan sang Tuan yang sudah pergi selama 1 tahun.

" Nona Kedua, anda sangat cantik."

" Benarkah?".

" Tentu Nona."

" Baiklah, ayo kita ke ruang utama."

" Baik Nona."

....

" Guru, anda sangat cantik."

" Aku memang cantik Zuri."

Zuri hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban sang majikan.

Majikannya ini berbeda dari wanita pada umumnya, jika wanita lada umumnya akan tersipu malu dan senang jika di puji berbeda dengan majikannya yang hanya acuh saja.

Memang selain dia buta wajah, Sloane atau Nox sendiri adalah pribadi yang sudah mati rasa.

Ia sudah lupa cara bahagia atau sedih. Karena baginya semua hanya lah topeng.

" Guru, kenapa anda hanya memakai pakaian ini? Pasti Nona sok itu akan merendahkan anda." Ucap Sky dengan cemberut.

Ya, diantara keempat pelayan wanita Sloane, Sky adalah tipikal orang yang akan berbicara apa adanya.

" Tapi itu nyaman untukku, kenapa aku harus menyenangkan orang lain? ."

" Sky, apa yang di katakan Guru benar." Ucap Bea dengan penuh peringatan, Bea adalah pelayan senior setelah Zuri.

Sedangkan Sky hanya bisa menundukkan kepalanya.

Sloane yang melihat itu hanya bisa menghela nafas, Sky jika di kehidupannya dulu termasuk gadis yang polos, lugu, dan terlalu naif yang mendekati sedikit bodoh.

" Sudahlah Bea, biarkan saja."

" Guru, anda terlalu memanjakannya."

.....

" Apa gadis sial itu datang?". Tanya Garvin.

" Dia memiliki nama Gar." Ucap Hideki penuh peringatan.

" Ada apa denganku kakak kedua? Tidak biasa nya kakak membelanya." Balas Garvin dengan nada penuh selidik begitu juga yang lainnya.

" Apa kau di guna-guna Hideki?". Tanya Arthur sarkas.

" Bagaimana pun juga ia adalah anak kandung Ibu, jika kau menghinanya bukan kah kau sama saja menghina Ibu? Ia ada karena Ibu."

" Dan Ibu pergi karena dia." Lanjut Elwin dengan tajam.

Hideki hanya menatap Elwin dengan rumit lalu kembali menatap kakak sulungnya yang saat ini menatapnya tajam.

" Benar, sepertinya kau luluh dengan gadis murahan itu." Ucap Arthur dengan nada penuh ejekan.

Hideki yang tak terima pun, langsung memukul Arthur.

" Apa yang kakak kedua lakukan?". Tanya suara keras dari arah luar yang tak lain adalah Juniper.

Ya Juniper lah yang berteriak tadi, saat ia memasuki ruangan ia melihat Hideki memukul Arthur.

Ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Hideki tidak memperdulikan teriakan dari Juniper itu. Ia lantas segera duduk menjauh dari mereka.

Terlahir Kembali Dan Semuanya Telah BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang