" Nona Muda ingin pergi ke taman? Tapi..."
" Aku tidak apa-apa Zuri, aku sudah berbaring di kasur selama 2 minggu dan aku merasa bosan. Biarkan aku menghirup udara di luar ok."
" Baiklah Nona, Nona harus memakai pakaian tebal ini karena di luar sangat dingin."
" Aku mengerti."
Sloane kemudian melangkah keluar yang dibantu oleh Zuri menuju tempat favorit nya.
Yah, sudah 2 minggu semenjak insiden itu, ia tahu konsekuensi dari perbuatannya tapi ia harus tetap melakukannya bukan?.
Ia juga tahu perubahan yang terjadi di kediaman ini. Semua orang mulai menghormati nya bahkan keluarga nya sendiri mulai hangat kepadanya tapi dia bukan lah Sloane.
Ia tidak tahu apakah harus senang atau tidak. Dan yang terpenting ia tidak merasakan apapun terhadap mereka.
Ia juga sempat mendengar bahwa kehidupan Juniper cukup menyedihkan.
Ia dihukum cambuk dan dikurung selama 1 bulan tapi bukan kah masih ada Arthur dan Garvin yang selalu ada untuknya?.
Sedangkan Sloane kecil dulu, hanya seorang diri menghadapi kebencian semua orang.
Sloane masih menikmati suasana taman dengan menaiki ayunan yang ia minta buatkan oleh Qibo.
Ayunan yang menghadap danau dan matahari.
Karena bosan, ia mulai memainkan seruling kesukaannya itu.
Ia tidak tahu bahwa banyak yang memperhatikannya karena ia terlalu terlalu dalam alunan musik nya.
Bahkan sistem juga tidak berniat memberitahukan kepadanya karena mereka tak membahayakan majikannya itu.
Entah kenapa Sloane ingin menikmati sore ini dengan damai.
" Nona sangat damai...". Ucap Zuri.
" Iya, entah kenapa Nona sangat santai kali ini." Ucap Cora membenarkan.
Ya, di sisi lain tempat yang tak jauh dari tempat di mana Sloane berada, berdiri para pelayan pribadi Sloane.
Mengamati majikan mereka itu.
" Kau sudah membereskan semua nya As?". Tanya Cora.
" Sudah, tinggal tunggu mereka keluar saja.". Balas As dengan seringai nya itu.
Mereka kembali terdiam sembari mengamati dan menikmati alunan musik dari majikan mereka itu.
Dan mereka kembali mengingat saat-saat mereka pertama kali bertemu dengan majikan mereka.
...........
Jujur Arthur ingin bertemu dengan Sloane tapi sekali lagi ego nya sangat tinggi di tambah mimpi-mimpi aneh yang beberapa kali ia alami.
" Kau melamun lagi? Apa ini tentang adik mu itu?". Tanya seorang pemuda bermata merah itu.
" Kau bercanda? Kenapa aku harus memikirkan gadis sialan itu?!". Balas Arthur dengan nada ketus nya.
" Hei, aku tidak menyebut adik kandung mu, aku hanya bilang apa tentang adik mu. Yah, kau memang mudah di tebak Ar...."
" Tapi Ar....". Ucap pemuda itu sembari melihat denah sebuah tempat kemudian kembali menatap sahabat nya yang sialnya bodoh itu.
" Apa kau tidak ada rasa bersalah atau menyesal? Bagaimana bisa kau lebih menyayangi orang lain yang tak sedarah dengan mu tapi sangat kejam dengan orang yang sedarah dan serahim dengan mu?".
" Kau tau Ar, aku dan adik kandung mu itu sama. Kelahiran kami membawa kematian bagi Ibu kami. Tapi...kenapa kau juga tidak membenci ku Ar?".
Perkataan sahabat nya itu seketika membuat nya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Kembali Dan Semuanya Telah Berubah
Romance" Di kehidupan selanjutnya, aku benar benar tak ingin mengenal kalian semua."